HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Nyari Dagashi Kashi, Dapatnya Es Semanggi

Kamis, 4 Agustus 2016, 02:26 WIB

Masih bareng オタクさん (dibaca: Otaku-san). Di siang hari. Di Kota Magelang. Di tahun baru Imlek 2567 yang jatuh pada hari Senin (8/2/2016).

 

Nah, sambil menunggu Sop Senerek Pak Parto mengendap di dasar lambung, kami pun ngobrol ngalor-ngidul. Mulai dari ngomongin biaya hidup sampai etos kerja orang Jepang. Pokoknya, topik obrolannya masih nyerempet Jepang-Jepangan lah.

 

Namanya juga ngobrol sama オタクさん. #hehehe

 


Makan di Warung Sop Senerek Pak Parto setelah gagal ke Warung Bu Atmo

 

Usai perut kami terasa lebih lega, オタクさん pun ngajak pindah lokasi guna mencari buruan kuliner selanjutnya. Dirinya punya misi berburu jajanan-jajanan seperti yang ada di serial Dagashi Kashi.

 

Lagi-lagi, maklum lah, namanya juga オタクさん. #hehehe

 


Anime Dagashi Kashi tayang di musim Winter 2016 (Januari - April 2016)

 

Eh, buat Pembaca yang masih bingung apa gerangan itu Dagashi Kashi, silakan Pembaca baca-baca sinopsisnya di portal anime OtakOtaku yang di-coding oleh オタクさん berikut ini ya!. #senyum.lebar

 

http://www.otakotaku.com/anime/view/150/dagashi-kashi

 

Misi Pertama: Nyari Jajanan di Pasar Tukangan

Oke! Demi misi mencari jajanan lokal – plus melampiaskan hobi sampingan オタクさん blusukan di pasar tradisional – kami pun berpindah haluan dari warung Sop Senerek Pak Parto menuju Pasar Tukangan yang terletak di Jl. Tidar sesuai arahan dari pak tukang parkir yang baik hati,

 

“Jalan ini, lurus mentok, ambil kanan, kanan, kiri, kanan, sampai.”

 

Heee? Semudah itukah?

 

Ya, memang demikian. Perjalanan menuju Pasar Tukangan ini terbilang lancar tanpa adegan nyasar-nyasar. Walaupun ya pas sampai di Jl. Tidar kami sempat kebingungan karena nggak melihat tanda-tanda adanya pasar.

 

“Pasarnya itu Mas, yang ada gapuranya itu. Yang papan nama Toko Santosa itu masih maju sedikit.”, jelas seorang bapak tukang parkir

 

Kesimpulannya, apabila kebingungan mencari tempat di Kota Magelang, mintalah petunjuk dari bapak tukang parkir. #senyum.lebar

 


Nggak nyangka di gang kecil begini ada pasar.

 

Pasar Tukangan menempati lahan berupa gang kecil sepanjang 200-an meter. Di pasar ini,  konon terdapat penjual jajanan khas Magelang yang bernama jenang blendong. Jajanan ini, konon berwujud pipilan jagung putih rebus, dibalut parutan kelapa, dan disiram bubur beras putih manis. Di Jogja sepertinya nggak ada jajanan macam ini.

 

Nyam...

 

Eh, itu aku sebut “konon” dan “konon” karena ya... sesampainya di Pasar Tukangan kami harus menelan rasa kecewa bahwasanya penjual jenang blendong ini nggak berjualan!

 

Hiks... Sedih...

 


Foto jenang blendong pinjam dari blog-nya Mas Isroi (isroi.com)
Baca juga liputannya: Jajanan Ndeso di Pasar Tukangan Magelang

 

Sebetulnya, aku sudah punya firasat nggak enak sewaktu meluncur ke Pasar Tukangan. Waktu menunjukkan pukul setengah 12 siang. Di jam segitu itu, biasanya para pedagang sudah mulai berkemas-kemas dan pulang. Tapi ya... daripada penasaran, dicoba masuk ke Pasar Tukangan saja toh? #hehehe

 

Berdasarkan informasi yang kami kulik dari ibu-ibu pedagang (yang keheranan melihat 2 pemuda gagah perkakas masuk pasar #hehehe), penjual jenang blendong ini beroperasi hanya pada hari Sabtu dan Minggu thok. Malah biasanya, lewat pukul 10 siang jenangnya sudah habis. Jadi, kalau mau aman datang sekitar pukul 8 pagi gitu.

 

Hadeh... yo wis. Kapan-kapan lagi lah aku ke Kota Magelang. Bersepeda ke Kota Magelang dari Kota Jogja kayaknya seru juga. #senyum.lebar

 

Misi Kompromi: Nge-Es di Depot Es Semanggi

Oleh sebab gagal mendapatkan jenang blendong, kami pun memilih opsi last resort menuju Depot Es Semanggi. Kalau dipikir-pikir, mencari jajanan di Kota Magelang yang mirip seperti yang ada di serial Dagashi Kashi itu ya repot juga. Jadi ya, seadanya saja lah. #hehehe #kompromi

 

Letak Depot Es Semanggi ini lumayan tersembunyi. Sebab, berada di basement Magelang Plaza yang sekarang ini lebih akrab dikenal sebagai Matahari Department Store.

 


Ceritanya, habis puas shopping terus jajan es gitu ya? #senyum.lebar

 

 

Matahari department store ini berada tepat di seberang sisi timurnya Alun-Alun Kota Magelang. Jadinya, kami numpang memarkir kendaraan di sekitar alun-alun deh.

 

Eh, sebetulnya bisa sih numpang memarkir kendaraan di basement Matahari department store. Sebab ternyata, parkiran basement ini terbuka untuk umum. Sayangnya, waktu itu kami belum tahu. Namanya juga pendatang, hahaha #senyum.lebar. Seandainya parkiran basement ini penuh, bisa juga numpang parkir di halaman Bioskop Tidar yang sudah gulung tikar.  

 


Nggak salah ini? Kok dari jauh mirip warung remang-remang?

 

Depot Es Semanggi mudah dikenali dari kerumunan pelanggan. Sepintas, Depot Es Semanggi ini tak ubahnya tempat nongkrong mereka-mereka yang aktif bergelut di dunia hitam #lebay. Soalnya, kesan depotnya suram gitu. Sekelilingnya kios-kios tua. Ada yang tutup. Plus, pencahayaannya remang-remang.

 

Gimana kesan pertama nggak negative thinking coba? #hehehe

 

 

Tapi ternyata, setelah kami dekati. Eh, yang nongkrong di sana malah ibu-ibu berjilbab, remaja-remaja nanggung, sampai bocah-bocah SD!

 

Beh!

 

Jadi, apa sih yang bikin Depot Es Semanggi ini bisa menjangkau pasar dari berbagai segmen usia dan kalangan?

 

Jawabannya, jelas adalah minuman esnya! #senyum.lebar

 


Wanita-wanita berjilbab nggak sungkan-sungkan nongkrong di sini. #senyum.lebar

 

Secara umum, komposisi minuman yang disajikan di Depot Es Semanggi ini adalah cairan berwarna-warni yang dicampur es batu dan diberi pelengkap tambahan. Yang aku sebut sebagai cairan warna-warni ini tersimpan di dalam botol-botol besar. Ragam warnanya ada pink, merah, hijau, cokelat, dan bening.

 

Eh, memang bening itu warna ya? Tauk deh. #hehehe

 

 

Setelah mencermati daftar menu secara saksama, aku putuskan memesan es tape pleret. Sedangkan オタクさん memesan es susu pleret sebagaimana tanah kelahirannya yang identik sebagai sentra penghasil susu di Karesidenan Surakarta (hayoo, coba tebak di mana? #senyum.lebar).

 

Mbak bartender yang lemah gemulai pun dengan sigap meracik pesanan kami. Hanya dalam hitungan detik, tersajilah segelas es tape pleret yang menanti untuk diteguk. Hmm...

 


Es tape pleret siap disantap! #senyum.lebar

 

Dari penampakannya, terlihat jelas bahwa es tape pleret ini menggunakan cairan yang berwarna hijau. Ini sepertinya untuk menyeragamkan dengan warna pelengkapnya yakni tape hijau. Tape hijau sendiri adalah tape yang terbuat dari fermentasi beras ketan.

 

Di Magelang, tape hijau agaknya lebih populer dibandingkan tape kuning (yang variannya dikenal di wilayah Jawa Barat sebagai peuyeum). Sepengamatanku, tape hijau ini termasuk salah satu kuliner khas Kabupaten Magelang yang banyak dipasarkan di Kota Muntilan.

 


Versi lokal dari minuman bubble yang biasa ada di mall-mall.

 

Sedangkan, pelengkap lain yang disebut pleret itu jelas nggak ada hubungannya sama Keraton Pleret yang ada di Bantul sana lho! #hehehe

 

Pleret ini adalah bulatan-bulatan putih seukuran ibu jari yang terbuat dari adonan tepung beras yang direbus. Aku sendiri sih lebih familiar menyebut pleret ini dengan istilah gempol. Tapi, tauk deh pleret sama gempol itu sebetulnya sama atau beda. Mungkin Pembaca ada yang lebih paham? #hehehe

 

 

Awalnya, aku menduga kalau rasa es tape pleret ini manis. Setelah diteguk, eh... kok yang dominan malah rasa kecut ya?

 

Rasa kecut ini beda jauh dengan rasa tape ketan hijau. Sebab, setelah aku kunyah-kunyah tapenya, rasanya ya seperti rasa tape hijau pada umumnya. Jadi, mungkin rasa kecut ini disebabkan oleh si cairan hijau yang mana hanya mbak bartender yang tahu komposisinya. #senyum.lebar

 


Tampang si mbak bartender serius terus, nggak pernah senyum.

 

Sedangkan di seberang sana, オタクさん mengaku kalau es susu pleret yang dipesannya terkecap rasa air kelapa. Aku sih menduganya, karena masing-masing minuman es pesanan kami itu turut disiram air santan yang jelas berasal dari kelapa.

 

Akan tetapi, オタクさん membantah kalau rasa yang terkecap di ilat gendeng-nya itu jelas rasa air kelapa. Bukan air santan. Aku sendiri nggak bisa memastikan, karena es susu pleret yang dipesan オタクさん sudah keburu licin tandas.

 

Beh!

 

Godaan si Es Cokelat Roti

Belum terpuaskan dengan rasa es tape pleret yang malah agak-agak bikin seret tenggorokan, aku pun melirik ke es cokelat roti yang sedang diracik oleh mbak bartender. Sepertinya, kalau aku pesan es cokelat, hampir bisa dipastikan aku bakal mengecap rasa manis.

 

Tapi... kalau kebanyakan minum es... nanti aku njeglek nggak ya?

Maklum, kan dari kecil aku langganan pilek. #hehehe

 

Hmmm... gimana ya?

Berhubung sudah jauh-jauh sampai Magelang ya...

 

 

“Mbak, pesan es cokelat rotinya satu!”

Mbak bartender pun mengangguk.

 

“Dikocok ya mbak, jangan diaduk!”

Heh!? Dirimu kira ini James Bond Wij? #hehehe

 

“Eh, kalau dioplos sama yang isi botol warnanya lain bisa nggak mbak?”

Sekalian dioplos sama miras oplosan po piye Wij? Biar dirimu is death? #hehehe

 

 

Oke. Oke. Oke….

 

Lupakan pikiran-pikiran liarku barusan. Mungkin ini gara-gara efek samping es tape pleret yang amat sangat tidak memabukkan itu....

 

Dan inilah penampakan dari es cokelat roti yang lebih membuatku bergairah itu. Oh yeah! #senyum.lebar

 


Rode kedua dimulai! Bismillah, semoga habis ini nggak pilek! #nakal

 

Dari penampakannya sudah jelas ya, es cokelat roti ini terbuat dari cairan manis yang berwarna cokelat, kemudian diberi air santan dan potongan roti tawar. Rasanya sesuai dugaan awalku, manis dan segar. #senyum.lebar

 

Jujur, aku sih lebih senang menyantap es cokelat roti ini dibanding es tape pleret. Pertama, rasanya manisnya nggak begitu manis (karena aku sudah kelewat manis #hehehe #muntah). Kedua, rasa roti tawarnya nggak pahit (roti tawar yang murah-meriah biasanya kan rasanya agak pahit).

 

Kesimpulan dari Depot Es Semanggi Magelang

Nah, dari 2 gelas Es Semanggi yang barusan aku teguk, aku menduga-duga komposisi dari cairan berwarna-warni yang tersimpan di botol itu adalah seperti di bawah ini.

 

Cairan Merah sirup cocopandan / sirup mawar
Cairan Pink cairan merah yang dioplos susu kental manis putih
Cairan Hijau sirup melon yang nggak berasa melon #hehehe
Cairan Cokelat susu kental manis cokelat
Cairan Bening larutan air dan gula putih

 

Benar atau tidaknya, hanya Gusti Allah SWT dan mbak bartender yang tahu. #senyum.lebar

Eh, sama samh pemilik dan yang bantu-bantu di Depot Es Semanggi juga dink. #hehehe

 

Total biaya yang kami keluarkan untuk nge-pub di Depot Es Semanggi ini terbilang murah meriah. Segelas es susu pleret, segelas es tape pleret, segelas es cokelat roti, dua gorengan, satu batang rokok Dunhill (オタクさん hobinya ngudud #hehehe) hanya menelan biaya sebesar Rp15.500!

 

Muraaah bingiiits!

 


Jangan lupa menunaikan kewajiban meskipun keluyuran sampai mana-mana. #senyum.lebar
Sekaligus bersyukur bahwa di Magelang masih banyak jajanan murah meriah. #hehehe

 

Buatku, skor Depot Es Semanggi adalah 6 dari 10. Eh, kenapa bisa begitu?

 

  1. Pertama, kesan yang menyantap es tape pleret itu kurang memuaskan.
  2. Kedua, menurutku lebih joss bilamana esnya diserut. Ada sensasinya gitu kan pas menyantap es serut. #hehehe
  3. Ketiga, lokasi Depot Es Semanggi di pojokan basement ini terasa agak gimanaaa gitu. Kalau untuk kaum hawa gitu terkesan tempat rawan gitu nggak sih? Apa cuma akunya yang sensitif? Hahaha. #senyum.lebar

 

Sebagai warga plat-AD, オタクさん masih menjagokan es dawet yang dijajakan di Pasar Gede, Solo. Rasa es dawet di Pasar Gede itu lebih nikmat walaupun harganya lebih mahal dari Es Semanggi dan sekelilingnya bau amis daging-daging sapi. #hehehe

 

Tuh kan aku jadi penasaran....

 

 

Untuk Pembaca yang sedang mampir di Kota Magelang dan mencari minuman yang segar-segar sekaligus tempat untuk nongkrong, silakan merapat ke Depot Es Semanggi ini! Buka dari pukul 10 pagi hingga 4 sore. Sebagai teman minum-minum, ada berbagai macam gorengan juga lho! #senyum.lebar

 

Pembaca senang minum es kan ya?

NIMBRUNG DI SINI