HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Motret Bawah Air di Umbul Ponggok itu Ternyata SUSAH

Minggu, 31 Juli 2016, 05:36 WIB

Etika Berwisata Alam

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak alam!
  3. Patuhi peraturan dan tata krama yang berlaku!
  4. Jaga sikap dan sopan-santun!
  5. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  6. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Walaupun nama lengkapku mengandung kata IKAN (lihat saja di halaman profil #hehehe), itu nggak serta-merta bikin aku lincah bergerak di air layaknya seekor ikan. Lha ya gimana? Dulu pas masih bocah, aku trauma dengan 2 hal, dokter gigi dan berenang! Alhasil, skill berenang yang paling aku kuasai ya hanya sebatas gaya batu thok. #hehehe

 

Anyway, berhubung pada Jumat pagi (22/1/2016) itu Dimas penasaran untuk berfoto ria di Umbul Ponggok, alhasil kami berdua pun menempuh perjalanan sejauh kurang-lebih 40 km dari Jogja menuju Kecamatan Polanharjo di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

 


Orang Jakarta pun tertarik datang ke Umbul Ponggok. #senyum.lebar

 

Pembaca yang menggauli media sosial pasti sudah tahu dong ya dengan mata air yang bernama Umbul Ponggok? Mata air yang lokasinya ada di Desa Ponggok ini memang beberapa tahun belakangan sedang naik daun. Terutama sih sebagai spot fotografi bawah air (underwater photography).

 

Bila menyimak hasil penelusuran Google, sepertinya sudah banyak banget ya blogger yang bercerita tentang Umbul Ponggok. Rasanya, basi banget kalau aku baru nulis tentang Umbul Ponggok di tahun 2016 ini, hahaha. #senyum.lebar

 

Tapi, dari sekian banyak blog yang aku baca, umumnya hanya fokus menulis bahwa Umbul Ponggok itu tempat yang eksotis untuk foto-foto. Padahal, setelah aku praktekkan sendiri, ternyata NGGAK GAMPANG lho untuk menghasilkan foto-foto bawah air di Umbul Ponggok seperti yang banyak di-share di media-media sosial itu!

 


Salah satu contoh foto eksotis di Umbul Ponggok.
(foto dipinjam dari: umbulponggok.com)

 

Artikel ini merupakan buah pengalamanku sendiri sebagai seorang fotografer amatir (bukan fotografer profesional, karena aku nggak nyari uang dari fotografi #hehehe) yang baru pertama kali ini motret bawah air di Umbul Ponggok.

 

Semoga setelah membaca artikel ini, Pembaca yang mendambakan ingin punya foto-foto bawah air di Umbul Ponggok jadi mengerti apa-apa saja yang harus disiapkan. Okey? #senyum.lebar

 

Rencana ke-1: Pakai Kamera Saku dengan Plastik Laminating

Hal paling utama yang harus disiapkan supaya bisa memotret foto-foto bawah air yang eksotis di Umbul Ponggok adalah kamera!

 

Lebih tepatnya, kamera anti air!

 

Soalnya lokasi foto-fotonya kan ada di bawah air. #senyum.lebar

 


Kalau motretnya di atas air begini sih nggak perlu pakai kamera anti air. #hehehe

 

Nah, buatku syarat ini lumayan gawat. Soalnya, aku sendiri kan nggak punya kamera anti air! Kamera yang aku punya hanya DSLR Nikon D80 dan Nikon Coolpix S3500. Kedua-duanya kalau terendam air ya pasti bakalan is death. #hehehe

 

Tapi, dengar-dengar nih, di Umbul Ponggok ada jasa laminating handphone. Aku kan jadi penasaran. Siapa tahu, kamera saku juga bisa dilaminating? Nggak mungkin kan DSLR-nya yang dilaminating? #senyum.lebar

 

Jadi, rencananya aku bakal foto-foto di Umbul Ponggok pakai Nikon Coolpix S3500 yang dilaminating.  Meskipun ya... kok agak rawan saja gitu sih kamera saku dimasukkan plastik buat dibawa nyemplung....

 

 

Di lokasi Umbul Ponggok, kami mencari kios yang sekiranya menyediakan laminating handphone. Ketemulah satu kios di deretan kios-kios di sisi selatan. Di kios itu tersedia dua jenis plastik untuk laminating yang harga dan spesifikasinya seperti tabel di bawah ini.

 

Plastik laminating ukuran kecil pakai resleting Rp20.000
Plastik laminating ukuran besar dengan knob pengunci Rp30.000

 

Aku memilih plastik yang dijual Rp30.000 karena menurutku lebih kedap air dan lebih besar. Jadinya muat untuk dijejali kamera saku.

 


Beberapa warung selain menjual makanan dan jadi penitipan tas juga menyediakan plastik laminanting.

 

Oh iya, awalnya aku kira plastik-plastik ini disewakan. Ternyata dijual toh. Untuk harga plastik Rp30.000 menurutku agak mahal sih. Tapi ya dicoba sajalah ya.

 

Pas ngobrol-ngobrol sama si Ibu pemilik kios, ternyata beliau ini hanya “tetangga” toh? Wedalah! Tahu gitu kan bisa dapat harga yang lebih bersahabat #senyum.lebar. Tapi ya karena kolusi kami sudah terjalin, apa-apa jadinya enak deh, hehehe #hehehe. Tas-tas pun kami titipkan ke beliau.

 


Kamera saku dimasukin ke plastik laminating jadinya begini. Lensanya kepanjangan. #hehehe

 

Memasukkan Nikon Coolpix S3500 ke dalam plastik ini lumayan repot ya. Sebab, pas Nikon Coolpix S3500 dalam kondisi aktif, kan lensanya menjulur maju. Alhasil, sebelum dimasukkan ke dalam plastik, kameranya mesti diaktifkan dulu supaya ada ruang di plastik sebagai tempat lensa.

 

Setelah ngecek kualitas foto Nikon Coolpix S3500 nggak menurun di dalam plastik, aku dan Dimas bersiap-siap terjun ke Umbul Ponggok. Mulailah sesi foto-foto! #senyum.lebar

 

 

Baru sekitar 10 meter berenang dari pinggir kolam aku sudah nggak kuat. Bendera putih pun melambai-lambai.

 

“Dim! Tunggu Dim! Nggak kuat gue Dim!”

“Lha, kenapa lu?”

“Nggak kuat Dim. Napas gue nggak kuat. Nggak kebiasa berenang gue. Ntar ya! Lu tunggu sini aja. Gue pinjem pelampung dulu!”

 

Berenanglah aku balik ke pinggir kolam. Habis itu lari-lari ke kios penyewaan pelampung.

 

“Mbak, mau nyewa pelampung sama snorkel dong mbak.”, ujarku ke mbak penjaga kios

“Iya Mas, ninggal KTP ya Mas.”

“Waduh? KTP? Bentar ya mbak!”

 

Hadeh! Ada urusan tinggal KTP segala! Yo wis, balik lagi lah aku ngambil KTP yang disimpan di dalam tas. Dimas yang melihat aku bolak-balik pun kebingungan. #hehehe

 


Di loket masuk tersedia paket tiket yang sudah termasuk pelampung dan snorkel dengan total harga yang lebih murah lho.

 

Dengan “senjata” pelampung dan snorkel, aku nyemplung lagi ke dalam kolam Umbul Ponggok untuk yang kedua kali. Nah, sekarang barulah aku bisa asyik mengapung dan bisa dengan jelas melihat suasana di bawah air Umbul Ponggok.

 

Tapi ndilalah, terjadilah kejadian naas itu.

 

“Wis! Ayo sini foto-foto!”

“Dim, ntar Dim. Kok Nikon gue nggak mau nyala ya Dim?”

“Weh! Jangan-jangan kemasukan air?”

“Ntar ya Dim gue cek dulu!”

 

Menepi lagi lah aku ke pinggir kolam. Membuka plastik laminating dan holadala... ada air yang masuk!

 

Ya Gusti Allah!

 

Sepertinya ini karena aku kurang rapat mengunci knob kedap air. Haduw!

 

Intinya, Nikon Coolpix S3500 is death! #sedih

 

Rencana ke-2: Pakai Kamera Waterproof Nikon Coolpix AW120

Aku dan Dimas naik ke daratan dan merapat ke kios. Berunding, enaknya habis ini foto-fotonya gimana caranya. Ibu pemilik kios lantas mengusulkan untuk menyewa kamera anti air saja.

 

“Saya hubungi yang menyewakan kameranya dulu nggih Mas!”

 

Selang beberapa saat datanglah mas-mas yang menyewakan kamera. Tarif sewa kamera itu normalnya seperti tabel di bawah ini.

 

Setengah Jam Rp60.000
Satu Jam Rp100.000

 

Tapi, berkat negosiasi dan kolusi sesama “tetangga”, akhirnya diperolehlah tarif 1 jam Rp 70.000. #hehehe

 


Nikon Coolpix AW120 yang jadi kamera kedua. #hehehe
(foto dipinjam dari: photographyblog.com)

 

Kamera yang disewakan adalah seri Nikon Coolpix AW120 (Yes! Love Nikon! #senyum.lebar). Secara umum pengoperasian kamera saku ini tergolong mudah. Kualitas fotonya juga nggak mengecewakan. Tapi ya ada sedikit "gangguan" yang nanti bakal aku ceritakan di bawah.

 

Dengan memakai kamera sewaan Nikon Coolpix AW120, acara berfoto ria di dalam Umbul Ponggok pun berlangsung mulus. Meskipun ya, sebenarnya ya nggak mulus-mulus amat sih, hahaha. #senyum.lebar

 

Kondisi Lingkungan Pemotretan di Umbul Ponggok

Berikut ini adalah hal-hal yang membuat aktivitas berfoto-foto ria bawah air di Umbul Ponggok TIDAK SEMUDAH yang aku bayangkan. Singkat kata, butuh perjuangan besar untuk menghasilkan satu foto yang eksotis.

 

Apa saja kendalanya? Ini kendala lingkungan saat motret di Umbul Ponggok yang harus dipahami betul-betul.

 

Airnya Dingin!

Meskipun sudah lewat dari pukul 9 pagi, air di Umbul Ponggok ini DINGIN! Kalau hanya berendam semenit dua menit sih nggak masalah. Tapi kalau berendamnya satu jam lebih? Nah lho....

 

Jari berkeriput? Jelas!
Badan menggigil? So pasti! #senyum.lebar

 

Jadi, bilamana mau berlama-lama berfoto ria di Umbul Ponggok, Pembaca harus terbiasa untuk menahan dingin! Gampangnya sih, kalau Pembaca bisa tidur malam di Dieng tanpa didampingi benda-benda penghangat, dijamin deh dinginnya Umbul Ponggok ini nggak ada apa-apanya! #senyum.lebar

 

Harus Berani Menyelam dan Bisa Lama Tahan Napas!

Pembaca coba perhatikan foto di bawah ini deh. Inilah contoh salah satu lokasi pemotretan bawah air di Umbul Ponggok.

 


Orang dewasa saja segitu tingginya lho! Kalau anak kecil ya bahaya banget bisa tenggelam.

 

Kedalaman Umbul Ponggok berkisar dari 2,5 meter hingga 3 meter. Kemampuan menahan napas dan keberanian menyelam ini mutlak diperlukan bagi pengunjung yang ingin berpose di bawah air.

 

Waktu yang diperlukan untuk menyelam ke dasar Umbul Ponggok kemudian berpose adalah sekitar 10 detik. Jadi, kalau Pembaca ingin berlama-lama menyelam dan berganti pose, besar kemungkinan bakal membutuhkan waktu yang lebih lama lagi.

 

Oleh sebab itu, kalau Pembaca nggak mau direpotkan bolak-balik naik ke permukaan untuk menghirup udara, Pembaca harus punya kemampuan untuk menahan napas di dalam air. Paling nggak ya sekitar 1 menit lah. #hehehe

 

Air Umbul Ponggok Bergelombang!

Ini yang baru aku sadari. Aku pikir, karena mata air jadinya air di Umbul Ponggok itu tenang menghanyutkan. Nyatanya, air di Umbul Ponggok itu bergelombang!

 

Bisa jadi penyebab utamanya adalah karena adanya pintu air di sisi selatan. Jadinya, pengunjung lama-lama akan tertarik mendekat ke pintu air tersebut. Ini membuat aku nggak bisa bertahan lama mengapung di satu tempat untuk memotret.

 

Susah Berpose Kalau Tidak Pegangan!

Ini dari ceritanya Dimas sih. Soalnya kan Dimas yang berkali-kali berpose untuk aku jepret, hehehe. #hehehe

 


Pegangan batu supaya posenya nggak goyang-goyang.

 

Awalnya aku protes. Kok Dimas susah banget aku arahkan untuk berpose yang aneh-aneh di bawah air. Dimas bilang kalau di bawah air itu memang susah untuk berpose. Terutama kalau nggak pegangan ke obyek karena ya bakal mengapung. Jadi, dia perlu pegangan ke obyek, entah itu batu atau besi, supaya nggak bergerak pas aku potret.

 

Batu-Batunya Licin!

Di Umbul Ponggok ini, keberadaan batu-batu besar di dasar kolam seakan menggoda untuk dipijak. Terutama kalau pas kelelahan berenang dan ingin mengambil napas.

 

Sayangnya, sebagian besar batu-batu ini licin! Jadi, pijakannya nggak kokoh. Malah nggak jarang rawan membuat terpeleset. Salah pijak sedikit, kaki bisa terkilir atau malah kram dan berujung bikin runyam urusan. #sedih

 


Paling aman berdiri di atas benda-benda properti. Nggak licin.

 


Ada juga sih sejumlah ban pelampung yang diikat ke dasar Umbul Ponggok. Tapi jumlahnya sedikit.

 

Gawat banget kan kalau di tengah Umbul Ponggok mendadak kaki terkilir terus nggak bisa berenang balik ke pinggir? Jadi, berhati-hatilah ketika memijak batu! Usahakan juga pemanasan sebelum nyemplung ke Umbul Ponggok.

 

Ikan yang Datang karena Dipelet!

Selain berfoto-foto dengan properti di dalam air, umumnya pengunjung juga tertarik untuk berfoto dengan kawanan ikan. Ikan-ikan yang ada di Umbul Ponggok ini beraneka macam. Nggak hanya ikan mas dan ikan nila, tapi juga ikan-ikan warna-warni yang nama spesiesnya aku nggak tahu. #hehehe

 


Berpose bersama ikan-ikan adalah awal mula daya tarik Umbul Ponggok.

 

Oh iya, termasuk juga di Umbul Ponggok ini ada Homo sapiens yang mengandung kata IKAN di namanya...

 

Oke skip... #hehehe

 


Benda non-mistis yang bisa digunakan untuk menarik perhatian ikan-ikan yang kelaparan.

 

Nah, sifat dari ikan-ikan ini (kecuali yang Homo sapiens itu #hehehe) adalah bakal kabur ketika didekati manusia. Jadi, untuk memancing agar ikan-ikan berkerumun perlu taktik dengan menebar pelet alias makanan ikan. Pelet ini bisa diperoleh seharga Rp2.000 untuk satu kemasan plastik berbobot sekitar 100 gram.

 

Yang harus diperhatikan adalah ikan-ikan ini kan gerakannya nggak bisa diatur! Alhasil, terkadang mereka berenang berkerumun menutupi obyek yang mau difoto. Jadinya kan mengganggu toh?

 


Andaikata ikan-ikan ini juga bisa diatur untuk berpose....

 

Tapi ya namanya juga ikan. Beda dengan manusia, kalau menganggu kan ya bisa di...

 

Oke skip... #hehehe

 

Hal-Hal Teknis Terkait Fotografi Bawah Air di Umbul Ponggok

Nah, kalau di atas itu tadi adalah kendala-kendala lingkungan, berikut ini adalah hal-hal teknis seputar pemotretan yang aku hadapi. Terutama dengan kamera Nikon Coolpix AW120 yang aku sewa.

 

Siapa tahu, Pembaca juga berniat menyewa kamera Nikon Coolpix AW120 di Umbul Ponggok tapi ragu-ragu. #senyum.lebar

 

Perlu Pelampung dan Snorkel!

Buatku (yang nggak kuat berenang dan nggak berani menyelam #hehehe), pelampung dan snorkel ini adalah perlengkapan wajib saat motret di Umbul Ponggok. Terutama, ketika hendak menentukan komposisi foto.

 

Tanpa pelampung, sulit buatku untuk mengambang dengan lebih stabil. Snorkel juga sangat membantu untuk mengamati suasana di bawah air. Khususnya, untuk menyisir lokasi di mana gerangan ikan-ikan pada berkumpul, hahaha. #senyum.lebar

 


Buatku, pelampung adalah salah satu benda yang sangat efektif menghilangkan perasaan takut tenggelam. #senyum.lebar

 

Semisal Pembaca terbiasa menyelam dan punya pandangan yang bagus di bawah air, pelampung dan snorkel adalah opsional. Tapi, kalau Pembaca baru sekali ini menyelam, ada baiknya menyewa pelampung dan snorkel yang sepaket dengan tiket masuk Umbul Ponggok. Lebih murah bayarnya. Serius!

 

Kaitkan Tali Kamera dengan Erat!

Khusus buat yang nggak berani menyelam #hehehe, harap kaitkan tali kamera erat-erat ke tangan supaya kamera nggak rawan jatuh ke dasar Umbul Ponggok!

 

Yang bener saja kalau kameranya jatuh? Seumpama nggak bisa menyelam, gimana mau ngambilnya kalau nggak minta bantuan orang? #hehehe

 

Jangan Merepotkan Diri dengan Setting Kamera!

Saat serah terima kamera Nikon Coolpix AW120 ini aku sempat tergelitik untuk menjelajah menu-menu pengaturan pemotretan. Akibatnya, di benakku muncul beragam pertanyaan terkait hal teknis, semisal,
 

Bagimana ya cara mengganti ISO-nya?
Nanti pakai bukaan diafragma berapa ya?
Apa di bawah air perlu pakai flash ya?

 

dan sebagainya.

 


Terus terang, malas dan benar-benar susah mengganti setting pemotretan di kamera saat berenang sambil memotret.

 

Saat memotret pakai DSLR, aku terbiasa untuk mengganti-ganti setting pemotretan. Entah itu bukaan diafragma atau nilai ISO. Tapi, pada pemotretan bawah air ini, adalah hal yang SANGAT-SANGAT MEREPOTKAN untuk bergonta-ganti setting pemotretan!

 

Jadi, ya aku pasrahkan sajalah pengaturannya ke mode otomatis underwater. Pokoknya, aksiku di dalam air hanya mencari komposisi foto dan menekan tombol shutter. Itu thok! Titik! Lha wong nge-zoom saja juga repot kok. #hehehe

 

Setelah aku me-review foto-foto yang aku jepret dengan mode underwater, ternyata ya nggak mengecewakan kok! Baru sekali ini aku percaya, mode otomatis kamera saku bisa menghasilkan foto yang berkualitas.

 

Good job for Nikon! #senyum.lebar

 

Peredam Getar karena Menggigil Kedinginan!

Mungkin karena aku dan Dimas berfoto-foto selama hampir 1 jam dan tanpa jeda (nggak mau rugi bayar sewa kamera mahal #hehehe), jadinya selepas 30 menit aku mulai menggigil kedinginan. Alhamdulillah, ingus sih nggak meler. Tapi, aku memegang kameranya jadi bergetar deh.

 

Camera shake karena kedinginan, hahaha! #senyum.lebar

 


Begitu keluar dari dalam air dan merasakan hangatnya sinar matahari itu nikmatnya bukan main! #senyum.lebar

 

Untung Nikon Coolpix AW120 sudah dilengkapi fitur peredam getar (vibration reduction). Jadi, aku nggak perlu khawatir foto-fotonya blur karena tanganku menggigil gemetaran.

 

Di 15 menit terakhir, aku nggak bisa lagi mengoperasikan kamera dengan satu tangan. Harus dua tangan. Karena ya itu, aku semakin menggigil kedinginan. Brrr....

 

Motret di Lokasi yang Banyak Cahaya!

Sangat aku sarankan untuk motret di tengah-tengah Umbul Ponggok karena di sanalah lokasi yang disinari banyak cahaya matahari. Apabila motret di pinggir-pinggir kolam (terutama di sisi barat) cahaya mataharinya sedikit. Jadinya hasil foto terlihat lebih gelap.

 

Tapi ya resikonya, semakin ke tengah, kedalaman Umbul Ponggok ya semakin dalam juga. Dan lagi, semakin besar pula resikonya apabila seumpama terjadi sesuatu musibah dan nggak bisa menepi ke pinggir kolam.

 

Sekali lagi, harap hati-hati pokoknya!

 

Yang Menganggu Pas Motret di Umbul Ponggok

Pemotretan bawah air di Umbul Ponggok memang menyenangkan. Tapi ya ada juga sejumlah hal yang sekiranya “menganggu”. Kalau bisa sih, hal-hal yang seperti ini nggak ada sajalah, hahaha. #senyum.lebar

 

Posisi Lensa Kamera di Sudut Kiri Atas!

Bisa jadi karena aku belum terbiasa mengoperasikan Nikon Coolpix AW120. Kamera ini berbeda dengan kamera saku pada umumnya, di mana posisi lensanya terletak di sudut kiri atas! Umumnya, lensa kamera kan terletak di tengah-tengah.

 


Ketika kamera baru keluar dari dalam air, harap perhatikan jangan sampai ada percikan air di muka lensa.

 


Sebaiknya tangan kiri memegang kamera dari sisi kiri bawah saja.

 

Jadinya, jariku sering terekam karena menutupi lensa. Apa sebaiknya aku menggenggam Nikon Coolpix AW120 ini di posisi tengah body kameranya saja ya?

 

Layar LCD Berembun!

Mungkin karena kamera sewaan ya, jadinya layar LCD Nikon Coolpix AW120 ini berembun saat dimasukkan ke dalam air. Sedangkan pas di luar air terlihat normal. Aneh.

 

Menurut Dimas yang berpengalaman menjual kamera Nikon, katanya sih kualitas LCD Nikon Coolpix AW120 nggak berembun seperti itu. Mungkin ya itu tadi, karena kamera sewaan barangkali.

 

Alhasil, yang demikian ini cukup merepotkan karena Nikon Coolpix AW120 nggak dilengkapi jendela bidik (viewfinder). Jadinya aku terpaksa mengandalkan jurus sakti memotret tanpa membidik deh.

 

Properti Lain Harus Bayar!

Kalau menyimak foto-foto eksotis Umbul Ponggok yang di-share di media-media sosial, kan banyak tuh pengunjung yang berfoto dengan properti-properti unik semacam sepeda, becak, motor, televisi, meja, dan lain-lain. Ternyata, properti-properti tersebut TIDAK disediakan secara gratis alias HARUS BAYAR.

 


Properti gratisan paling ya kursi thok. Ini pun sepertinya karena lupa diangkat lagi setelah dipergunakan.

 


Ada juga tempat berfoto unik yang mirip seperti teralis sel penjara. Hanya saja untuk memotretnya mesti menyelam dalam.

 

Sebagai contoh, sepeda disewakan seharga Rp20.000 rupiah. Harga sewa motor atau televisi jelas lebih mahal lagi. Alhasil, kalau mau berfoto komplit dengan banyak properti silakan hitung sendirilah harus mengeluarkan uang berapa. #hehehe

 

Tapi, untuk membawa properti milik sendiri ke Umbul Ponggok nggak dilarang kok.

 

Semoga Jadi Banyak yang Mahir Motret di Bawah Air

Buatku, Umbul Ponggok adalah lokasi seru untuk menjajal fotografi bawah air yang bersahabat, mudah dijangkau, dan tentunya ekonomis. #senyum.lebar

 

Meski demikian, untuk menghasilkan foto-foto bawah air yang bagus di Umbul Ponggok (seperti yang banyak di-share di media-media sosial itu) dibutuhkan keterampilan serta keahlian khusus. Tapi tenang! Semuanya itu bisa dilatih kok. Tinggal sering-sering saja main ke Umbul Ponggok. Nanti lama-lama juga jadi mahir. #senyum.lebar

 

Bagi Pembaca yang hendak memulai mendalami fotografi bawah air, bisa dengan mencoba latihan menguasai medan Umbul Ponggok ini terlebih dahulu. Siapa tahu, berkat Umbul Ponggok ini bakal lahir banyak fotografer yang spesialisasinya adalah fotografi bawah air. Keindahan bawah air (terutama bawah laut) di Indonesia kan sangat menarik untuk diabadikan.

 


Meskipun sudah ada petugas yang tugasnya bersih-bersih,
JANGAN BUANG SAMPAH SEMBARANGAN LHO!

Terlebih, JANGAN BUANG SAMPAH KE DALAM KOLAM UMBUL PONGGOK!

 

Eh, kalau aku sih, meskipun namaku mengandung kata IKAN, tapi aku lebih memilih fotografi di darat saja lah. Nggak tahan dingin soalnya! Wekekekek. #senyum.lebar

 

 

Pembaca sendiri sudah pernah mencoba berfoto-foto di Umbul Ponggok?

NIMBRUNG DI SINI