Etika Berwisata Alam
- Jangan buang sampah sembarangan!
- Jangan merusak alam!
- Patuhi peraturan dan tata krama yang berlaku!
- Jaga sikap dan sopan-santun!
- Jangan hanya foto-foto selfie thok!
- Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!
Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.
Memang betul kalau manusia itu cuma bisa berencana, tapi Tuhan lah yang menentukan segal-galanya. Niat awalnya sih pada Rabu siang itu (8/4/2015) aku pingin blusukan ke Kepahiang. Tapi apa daya. Pas sampai di sana malah disambut hujan deras. Namanya juga April kan masih masuk musim hujan toh? #hehehe
Eh, Kepahiang? Di mana itu?
Kepahiang itu nama salah satu kabupaten yang ada di Bengkulu. Satu-satunya Bengkulu di negara tercinta ini kan ya cuma provinsi di pesisir barat Sumatra itu toh?
Catatan: Nama kepahiang dilafalkan ke-pa-yang.
Tujuan Awalnya sih Kepahiang
Gampang kok caranya kalau mau blusukan kurang kerjaan di Bengkulu. #hehehe Beli saja tiket pesawat Lion Air JT-636. Kalau nggak ngaret (hobinya Lion Air gitu loh #hehehe), berangkat pukul 08.00 WIB dari Bandara Soekarno-Hatta jam sampai di Bandara Fatmawati Soekarno pukul 09.15 WIB.
Cepet kan? #senyum.lebar
Dari Kota Bengkulu ke Kepahiang juga gampang. Keluar dari Bandara Fatmawati Soekarno nanti ketemu jalan raya Padang Kemiling. Di situ aku nyegat angkot warna putih. Sekitar setengah jam kemudian aku turun di pemberhentian terakhir, yaitu Pasar Panorama, Kota Bengkulu.
Dari Pasar Panorama jalan kaki sebentar ke tempat ngumpulnya angkutan menuju Kepahiang. Lokasinya di simpang tiga dekat RM Padang Taraso. Walaupun jarak Kota Bengkulu – Kepahiang hanya sekitar 60 km, tapi wujud angkutannya bukan bus, melainkan mobil travel semacam Avanza dan Xenia gitu.
Sekitar pukul 11.00 WIB mobil baru berangkat. Pokoknya, sebelum penumpang penuh, mobil travel nggak bakal berangkat.
Katanya pak sopir, kalau berangkat dari Kota Bengkulu penumpangnya bisa penuh. Tapi nanti, pas balik lagi ke Kota Bengkulu, bisa ngangkut 3 penumpang saja sudah syukur.
Serunya perjalanan baru terasa sekitar 20 km sebelum masuk Kota Kepahiang. Jalannya nanjak plus meliuk-liuk. Baru selesai belok, eh udah disambut belokan lagi. Aku duduk paling depan, tapi tetap saja mual-mual. Bener-bener mabuk kepayang ini. Doh!
Oh iya, di sepanjang jalan berkelok-kelok ke Kepahiang ini ada tempat menarik yang katanya tempat bunga Rafflesia mekar. Tapi berhubung waktu itu naik travel ya nggak sempat berhenti mampir deh. #sedih
Pukul 12.15 WIB sampailah aku di Kota Kepahiang. Langsung deh disambut mesra sama hujan deras. Duh! Runyam sudah agenda blusukan-ku di Kepahiang. #sedih
Eh, tapi bukan berarti gagal total lho! Sebab aku sudah menyiapkan rencana cadangan! Hohoho. #senyum.lebar
Pindah TKP ke Rejang Lebong
Dari Kota Kepahiang aku masih lanjut lagi naik travel sampai Kota Curup, yaitu ibu kota Kabupaten Rejang Lebong. Jarak Kota Curup dari Kota Kepahiang hanya sekitar 10 km. Alhamdulillah, pas sampai di Kota Curup pukul 13.00 WIB cuacanya terang dan panas!
Sepertinya, Gusti Allah SWT sengaja menggiring aku buat blusukan di Rejang Lebong deh. #hehehe
Di Kota Curup aku turun di Pasar Bang Mego. Setelah itu lanjut naik ojek 10 menit menuju objek wisata Suban Air Panas di Kelurahan Talang Ulu, Kecamatan Curup Timur, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu.
Objek wisata ini diberi nama Suban Air Panas karena di sini ada pemandian air panasnya. Tapi jangan salah lho! Selain pemandaian air panas, ternyata ada dua air terjun di Suban Air Panas ini. Menarik kan? #senyum.lebar
Setelah bayar tiket masuk, mulai deh aku keliling-keliling Suban Air Panas. Ternyata di sini juga ada kolam renang. Sayang warna air kolamnya hijau lumut. Ah, jadi keinget pas dulu bersepeda nyari kolam renang di Taman Kyai Langgeng Magelang.
Nah, nggak jauh dari kolam renang lumutan itu ada jalan menuju air terjun. Medannya jalan setapak tanah yang becek dan licin pas musim hujan. Yang bikin aku kaget, di tengah jalan mendadak dipungut biaya masuk lagi sama warga. Usut punya usut, ternyata jalan menuju air terjun ini melintasi pekarangan rumah warga alias area pribadi. Doh!
Cukup lima menit jalan kaki dan sampailah di air terjun pertama, yaitu Air Terjun Dua Cabang Suban. Penampakannya kayak di bawah ini. Cakep kan?
Air Terjun Dua Cabang ini bagus buat objek foto slow-speed. Untuk yang mau berbasah-basahan di sini harap berhati-hati karena arus airnya lumayan deras. Aku sih nggak pakai acara main air. Cukup motret dan membasuh muka saja. #senyum.lebar
Lagi-lagi Nyasar Lagi
Air terjun kedua di Suban Air Panas bernama Air Terjun Dua Tingkat. Petunjuk arah ke Air Terjun Dua Tingkat sih sudah tersedia. Tapi, bukan Wijna namanya kalau ke mana-mana nggak pakai acara nyasar! Bahkan sampai Bengkulu pun nyasar. #senyum.lebar
Aku sempat nyasar salah ngikutin jalan setapak. Tapi jalan setapaknya itu arahnya ke puncak bukit. Dari sana, aku bisa melihat pemandangan Kota Curup dari ketinggian. Wow banget deh! Tapi karena nyasar jadi ya mesti balik lagi toh? #hehehe
Alhamdulillah aku papasan sama seorang bapak baik hati yang kemudian memboncengkan aku di motornya supaya aku secepatnya kembali ke jalan yang benar. Aku agak nggak enak sama si Bapak. Soalnya, jalan turun dari bukit itu licin dan terjal banget. Sempat dua kali pula motor jatuh kepleset. Maaf ya Pak ngerepotin. #sedih
Di jalan yang benar itu aku ketemu lagi sama pos retribusi. Duuuh... banyak banget sih pos pungutannya? Eh, tapi posnya kosong nggak ada yang jaga. Tapi berhubung aku pengunjung yang baik hati, aku selipkan saja lah retribusinya. Semoga nggak ada yang berniat nyolong, hehehe. #hehehe
Dari sini ya jalan kaki sekitar 15 menit buat sampai ke Air Terjun Dua Tingkat. Medan jalan tetap licin dan becek. Tapi enaknya, sepanjang jalan banyak bangku bambu buat duduk-duduk. Jadinya kalau capek kan bisa istirahat.
Air Terjun Dua Tingkat bikin aku teringat sama Grojogan Lepo Dlingo. Sama-sama ada kolam air cukup luas setinggi betis. Hanya saja di Air Terjun Dua Tingkat ini kolamnya lebih luas. Mendekati air terjun kedalamannya lebih dalam lagi. Cocoklah buat main air.
Tapi sayang, Air Terjun Dua Tingkat ini susah banget dipotret! Posisi air terjunnya terkesan “ngumpet” di balik tebing. Untuk dapat sudut pemotretan yang sip, kayaknya harus lebih mendekat ke air terjun. Hanya saja waktu itu aku sudah males buat lebih berbasah-basahan. Maklum, pas motret ini cuaca sudah mulai gerimis. Sepertinya hujan di Kepahiang tadi mulai pindah ke sini.
Nunggu Hujan Reda
Pukul 15.00 WIB aku balik dari Air Terjun Dua Tingkat. Gerimis berubah jadi hujan. Aku sih sudah sedia jas hujan di dalam tas. Pas di jalan pulang itu aku nyoba-nyoba ambil cabang jalan lain. Eh, malah nyasarnya ke sumber air panas! Kalau waktu itu nggak hujan mungkin aku udah berendam di sini deh.
Aku pun berteduh di mushalla sambil menunaikan salat asar sekaligus komat-kamit baca mantra doa. Alhamdulillah, nggak seberapa lama hujan reda. Kalau nggak, bisa-bisa terdamparlah aku di pelosok Bengkulu. Mana karena hujan dan angin hawanya jadi dingin banget lagi! Nggak hujan pun Kota Curup itu hawanya sudah dingin lho!
Sebelum meninggalkan objek wisata Suban Air Panas, aku sempat mampir nengok cagar budaya Batu Tri Sakti. Ini konon semacam monumen kesepakatan dari tiga penguasa yaitu Rajo Bintan (orang Rejang), Rajo Bengkulu (orang Bengkulu), dan Putri Selangkah (orang Majapahit). Mereka sepakat untuk menjaga kawasan ini. Kalau sekarang sih, Batu Tri Sakti ini jadi semacam tempat wingit untuk berdoa. Di mana-mana hal mistis seperti ini tetap ada ya? #hehehe
Tentang Suban Air Panas
Menurutku, objek wisata Suban Air Panas ini adalah objek wisata yang sudah dikelola dengan baik. Ada warung, kamar ganti, kamar kecil, musala, papan petunjuk & peringatan, tempat sampah, bangku, dan lain sebagainya.
Daya tariknya pun beraneka ragam, yaitu pemandian air panas, air terjun, kolam renang, dan benda cagar budaya. Salah satu yang bikin aku senang adalah air terjunnya bersih. Nggak kelihatan ada sampah berceceran. Pokoknya, nyenengin deh berada di sana. #senyum.lebar
Hal yang agak meresahkan dari Suban Air Panas paling ya hanya karena banyak “pungutan” menuju air terjun #sedih. Kalau pun mesti ditarik pungutan, kenapa nggak ditariknya pas di pos retribusi utama saja? Tiketnya jadi dua gitu menurutku nggak apa-apa. Ini kesannya seperti tiap warga berlomba-lomba mendapat jatah pemasukan dari pengunjung gitu.
Buat Pembaca yang kebetulan mampir Bengkulu dan punya waktu senggang, cobalah berkunjung ke objek wisata Suban Air Panas. Anak-anak pasti senang deh bermain di sini. Hanya saja, kalau berkunjung di akhir pekan atau hari libur, siap-siap saja pengunjungnya tumpah ruah seperti pasar, hehehe #hehehe.
Terakhir, ini rincian biaya dari Jakarta sampai ke Air Terjun Suban Air Panas.
Tiket Lion Air JT-636 (Jakarta - Bengkulu) | Rp400.000 | Kalau mau murah bisa nyoba naik bus Jakarta – Bengkulu. Tapi waktu tempuhnya sekitar 12 jam. |
Angkot ke Pasar Panorama | Rp4.000 | Warna angkot = putih. |
Mobil travel dari Bengkulu ke Curup | Rp50.000 | Kalau hanya sampai Kepahiang Rp40.000. Sebelum minyak naik (orang Sumatra nyebut bensin itu minyak) tarif ke Curup hanya Rp40.000. Pas balik dari Curup jangan lebih dari jam 5 sore ya! |
Ojek dari Pasar Bang Mego ke Suban Air Panas | Rp15.000 | Jangan mau kalau nggak Rp15.000! #hehehe |
Tiket Masuk Suban Air Panas | Rp10.000 | |
Pungutan tambahan ke lokasi Air Terjun | Rp2.000 | Tulisannya sih Rp3.000 tapi ya kok bisa dinego? #hehehe |
Yak! Provinsi Bengkulu dengan ini resmi dicoret dari daftar. #senyum.lebar
tambahan ke air terjun, aku mah rela rela aja, karena memang penghasilan mereka dari
situ..dan mereka menjaga kebersihan disana,
Mau lihat bunga Rafflesia? Setauku bunga Rafflesia adanya di Lebong Mas.
Curup sama Kepahiang itu kota hujan. Sering dilanda hujan.
Kalo mau main air atau mau lihat Air Terjun yang bagus, enaknya di Kemumu Mas :p hehehe.
Tapi kalau diajak gratisan ya mau
Sebenarnya blog mu ini sudah bertahun2 ak tau & ak baca & jadi panduan khususnya candi.
Daann, baru kasih komentar sekarang...hehehehe....maap!!!!
Bengkulu sdh ak datangin thn 2010...dan takjub liat postingan ini. Karena sdh beda yaa!!!!
Btw, ak pingin banget jelajah candi2 di jogja, bisa bantuin kalo ada temen yg bisa menemani??? Rencana akhir september sih....
Makasih yaa.....
Nggg, aku coba tanya temenku dulu ya. Mereka pada bisa atau nggak. Maklum aku sendiri juga nggak ada kendaraan mbak.
lebih seger dali kelihatannya tuh pasti
hehehehe
keceeeehh hehe... dan ternyata takd itemukan akhirnya di coret hehe pizzz....
sekalian sih? :D
Trus kalo di Kepahiang yang dicari air terjun juga?
kali ini :D (red rejang lebong). itu kolamnya pantes sepi, warnanya ijo gitu~ siapa yang mau
nyebur coba? :D
Eh, tapi ada lho yang berenang di kolam hijau sana. Cek aja link galeri foto di paling bawah artikel ini.
Masuk objeknya saja harus ke pekarangan. Sungguh sayang
Btw fotonya keren loh
Huhuuhuh. Eh eh tapi kok itu kelihatannya sepi gitu ya? Apa emang setiap hari gitu?
air terjun-nya memang bikin penasaran ... sudah jauh2 datang kesini jadi kudu mesti sampe
.. btw banyak banget sih retribusinya ... harusnya di bikin \"sistem satu pintu\" .. he he ...
mau nyebur kalo aku hehe serem aja gitu rasanya.