Etika Berwisata Alam
- Jangan buang sampah sembarangan!
- Jangan merusak alam!
- Patuhi peraturan dan tata krama yang berlaku!
- Jaga sikap dan sopan-santun!
- Jangan hanya foto-foto selfie thok!
- Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!
Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.
Ada yang janggal di sebuah pos ronda di pinggir jalan raya di pelosok Gunungkidul. Dua cowok tengak-tenguk seperti orang hilang jadi perhatian para pengguna jalan sekaligus seorang bapak yang asyik nangkring di atas pohon rambutan (sambil makan rambutan tentunya #hehehe).
Mungkin mereka pikir dua cowok itu terlunta-lunta di pelosok Gunungkidul.
Mungkin mereka pikir dua cowok itu bersemangat sekali ronda di siang bolong.
Mungkin mereka pikir dua cowok itu ... pasangan homo ...
AAAAAAAK!!!
Untung saja sebelum asumsi-asumsi itu semakin meliar, duo internet expert Jogja sudah balik lagi ke pos ronda seusai menambal ban motor yang bocor untuk kedua kalinya. Perjalanan kali ini memang banyak memakan korban ban motor.
Sementara itu, dua cowok yang disebut di awal semakin geje karena di pos ronda itu hanya tersedia sinyal EDGE putus-putus. Maklum, cowok yang ngakunya artis Nganjuk itu butuh koneksi internet untuk nyebar undangan jumpa fans nanti malam. Sedangkan cowok yang ngakunya tukang blusukan itu butuh panduan arah supaya nanti banyak minim adegan nyasar.
Rencananya, di hari Sabtu siang (21/3/2015) yang cerah itu, aku ngajak Ndop, Tomi, dan Arief buat merasakan gimana rasanya sensasi blusukan di pelosok Indonesia, hohoho. Objek tujuannya adalah air terjun yang konon terletak di Kecamatan Semin, Kabupaten Gunungkidul.
Bertolak dari Gua Pindul, kami langsung tancap gas menuju Semin. Berhenti dulu di Pasar Semin buat istirahat bokong sambil bersantap siang di warung Padang (trims Arief buat traktirannya #senyum.lebar). Ibu warung bilang ada jalan tembus ke air terjun di dekat pasar. Tapi pas balik nanya sama seorang bapak di pasar, beliau menyarankan lewat Manyaran saja.
Ternyata Manyaran itu nama salah satu kecamatan di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Begitu masuk wilayah Manyaran kami lihat ada baliho dengan foto air terjun. Ibu yang kami jumpai di pinggir jalan bilang, letak air terjunnya itu ada di Dusun Ngluwur, Desa Kepuhsari.
“Masih jauh Mas! Ada di puncak gunung yang di sana itu.”
Wew... ini kayaknya bakal jadi perjalanan yang lumayan berat...
(melirik ke arah tiga kawan besar dengan tunggangan dua motor matic)
“Bensinku tinggal satu strip. Cukup nggak ini?”, kata Arief di tengah tanjakan
... Duh, makin seru aja deh ini perjalanan ...
Sekitar setengah jam semenjak masuk wilayah Manyaran akhirnya sampai juga di dusun Ngluwur. Letaknya bener-bener di puncak gunung! Gunungnya pun spesial karena mirip banget sama gunung api purba Nglanggeran. Bedanya ini di Jawa Tengah dan medan jalan ke sini ini ... RUARR BIASAAA ... Salut banget sama orang yang berkenan tinggal di sini.
Sepeda motor kami titipkan di rumah salah satu warga bernama Bu Ikem. Rumahnya itu yang ada warung sekaligus pohon sawonya. Kejutan! Bu Ikem ternyata asalnya dari Jogja dan pernah 30 tahun lebih tinggal di Jl. Kaliurang. Jauh-jauh sampai pucuk gunung di Wonogiri ketemunya sama orang Jogja juga. #senyum.lebar
Dari rumah Bu Ikem menuju air terjun yang bernama Banyunibo itu dilanjut dengan berjalan kaki. Waktu itu sedang ada pembangunan akses jalan semen. Di beberapa tempat kami mesti meniti pematang sawah. Dari rumah Bu Ikem sampai ke air terjun butuh waktu sekitar 15 menit dengan jalan santai.
Bener katanya Bu Ikem, Air Terjun Banyunibo lumayan ramai pengunjung (untung nggak seramai Gua Pindul). Dari mulai keluarga sampai mbak-mbak bening (eh?) tumpah ruah di sini. Mayoritas dari mereka mandi di bawah guyuran air terjun. Soalnya di sini nggak bisa untuk berenang.
Sayang, debit Air Terjun Banyunibo nggak terlalu deras. Sudah lima hari Wonogiri nggak diguyur hujan. Besar kemungkinan air terjun ini bakal kering kerontang sejak awal musim kemarau. Aku juga ngerasa Air Terjun Banyunibo ini bukan objek foto yang menarik. Mungkin karena debit airnya itu ya? Coba debit airnya lebih deras...
Kami balik dari air terjun bersamaan dengan mendung yang perlahan-lahan mulai menurunkan rintik gerimis. Sukses sudah rencanaku ngajak ketiga kawan buat blusukan di pelosok Indonesia.
Kalau Pembaca berniat kemari, wajib hukumnya menyiapkan kendaraan yang kuat nanjak. Benar-benar nggak disarankan kemari naik mobil karena medan jalannya sempit (lihat aja foto-fotonya). Oh iya nggak ada angkutan umum yang kemari juga lho! Kalau mau ya naik ojek saja dari Pasar Semin. Dari Kota Wonosari ke sini kira-kira sekitar 1,5 jam.
Gimana? Siap bertualang di pelosok Wonogiri? Eh, di sini juga ada “kejutan” lain lho. Tapi aku cerita nanti saja lah di artikel yang lain. Simak terus ya! #senyum.lebar
Komunitas gowez kami di Wedi Klaten
rencana mou kesana hari Minggu besok..
Salam dari anak Bogor Manyaran.
Terima kasih juga Mas. Semoga wisata Banyunibo maju terus.
Siaaap! Nanti aku bawa teman yang banyak biar pantainya ramai. :D
motorku nggak kuat. Kemarin pas river tubing di Tegal Arum melalui 2 air terjun, lumayan
banget buat memenuhi hasrat ber-air terjun ria :D
lagi kak?
Boleh juga tuh ya tempatnya, sayangnya aksesnya jauh banget ya dan rada susah dijangkau
kendaraan umum, tapi terhibur sama keseruan ceritamu mas. :D
btw ... lokasinya memang blusuk banget ... nanjak, sempit lagi ... jarang yang datang
kesana dong ....
disambangi nih, thank you mas, eh ternyata sampeyan ngajak Triple Big di atas ya hahaha
denger ada tempat wisata ini hehe...
ya :P Kalau liat di foto sih udah lumayan rame~ apalagi setelah nongol disini, mungkin jadi
makin penuh :D
gedhe mas... ternyata musim kemarau menag bukan saat yg tepat yah buat bluskan
curug hehe sy sdikt sabar dari khilaf mas haha (trnyta nge post itu bth effort lbh ya mas
hehe).... mantap ms wijna dan master\" blogger jogja josh dah.... hehe mas wijna keliatan
ikutan sepuh di foto keluarganya lho hehe pizzz... sayang mbak\" ademnya gak ada
tseehhh virus bang cumiy ini pasti hehe...
Banyak kejutan ndaen ya, Mas. . .
Oya, mas disitu ikutan mandi gak? :p
kudu piye?
Viewnya bagus juga. Tapi iya sayangnya alirannya lagi kurang deras ya
diajak kang ndop. Akhirnya seneng bisa kenalan sama mas mawi meski via motor, khan
boncengan sama tomi naik motorku. hehehehe
Semoga suatu saat kita bisa blusukan bareng, hehehe