HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Ratusan Kilometer Demi Air Terjun Bedegung (Curup Tenang)

Sabtu, 18 April 2015, 10:32 WIB

Etika Berwisata Alam

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak alam!
  3. Patuhi peraturan dan tata krama yang berlaku!
  4. Jaga sikap dan sopan-santun!
  5. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  6. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Aku iba sama warga Palembang. Sudah jauh dari pantai, jauh pula dari air terjun. Aku berani bilang, hanya warga Palembang yang kurang kerjaan punya waktu sangat senggang saja yang sudi plesiran ke air terjun. Sebabnya, air terjun di Sumatra Selatan berjarak ratusan kilometer dari Palembang! WOW!

 

Dari sekian banyak air terjun yang ada di Sumatra Selatan, Air Terjun Bedegung alias Curup Tenang terpilih jadi target utama pada Sabtu (7/2/2015) yang cerah itu. Sesuai namanya, air terjun ini terletak di Desa Bedegung, Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim, Sumatra Selatan.

 


Posisi Muara Enim dan Palembang.

 

Air Terjun Bedegung terpilih karena air terjun ini terbilang “dekat” dari Palembang. Jaraknya “hanya” sekitar 240 km atau 5 jam perjalanan darat. Jarak sepanjang ratusan kilometer itu bisa dirinci sebagai berikut.

 

  1. Palembang – Ogan Ilir (Indralaya) : 30-an km
  2. Ogan Ilir (Indralaya) – Prabumulih : 60-an km
  3. Prabumulih – Muara Enim : 90-an km
  4. Muara Enim – Air Terjun Bedegung : 60-an km

 

Kabar buruknya, nggak ada transportasi umum menuju Air Terjun Bedegung ini. #sedih

 

Cara paling irit ke Air Terjun Bedegung dari Palembang adalah dengan naik Kereta Api Serelo (Yes! Sumatra Selatan juga dilewati kereta api lho!) kemudian turun di Muara Enim dan menyewa kendaraan. Ngojek juga bisa, tapi siap-siap saja kena tarif mahal. #hehehe

 


Gerbang masuk ke kawasan Air Terjun Bedegung.

 


Ada juga yang menamai Air Terjun Bedegung ini sebagai Curup Tenang.

 

Waktu itu, aku pergi ke sana dengan cara yang lumayan mewah (maklum disponsori #hehehe), yaitu naik mobil Avanza sewaan dari Palembang. Tarifnya Rp900.000 pergi-pulang sudah termasuk bensin dan jasa supir. Lumayan mahal ya?

 

Dari Palembang berangkat pukul 7 pagi. Sampai di Air Terjun Bedegung pukul 1 siang. Balik lagi di Palembang pukul 11 malam. Lama kan?

 

Yang bikin lama itu pas perjalanan pulangnya. Bukan hanya karena jalan raya ke arah Palembang aspalnya bolong-bolong, tapi juga karena selepas sore truk-truk batu bara mulai menguasai jalanan. Mereka kan geraknya lambat, body-nya bongsor, dan suka konvoi 3 sampai 5 truk. Kalau begini situasinya gimana mobil bisa ngebut coba? Haduh...

 


Lawan yang biasa ditemui di jalan raya menuju Muara Enim.

 


Jalan rusak di depan GOR Muara Enim.

 

Oh iya, satu lagi yang mesti diperhatikan. Kalau mau ke Air Terjun Bedegung lebih aman  lewat jalur Prabumulih – Muara Enim. Jangan lewat jalur Kayu Agung atau Baturaja terutama kalau malam. Itu daerah rawan begal! SERIUS!

 

Terlepas dari perjalanan yang melelahkan, Air Terjun Bedegung bagaikan berlian di Muara Enim. Terbayar sudah semua kesusahan saat menyaksikan megahnya air terjun terbesar se-Sumatra Selatan ini. Subhanallah!

 


Air Terjun Bedegung yang terbesar di Sumatra Selatan.

 

Pemerintah setempat sudah menata Air Terjun Bedegung sebagai kawasan wisata. Beberapa hal positif yang aku rasakan adalah:

 

  1. Tempat parkir kendaraannya rapi.
  2. Jalan menuju air terjun lebar dan bagus.
  3. Banyak tempat sampah (sampah yang berserakan juga sedikit).
  4. Tersedia warung, kamar mandi, mushalla, dan bahkan penginapan.
  5. Banyak tempat untuk duduk-duduk.

 


Area parkir yang rapi dan luas.

 


Jalannya juga lebar dan bagus.

 


Tempat sampahnya besar-besar.

 


Kamar mandi untuk yang tergoda basah-basahan.

 


Cocok juga buat tempat piknik.

 

Suasana nyaman tersebut ternyata harus dibayar mahal dengan kesulitan memotret Air Terjun Bedegung. Benar-benar tantangan untuk bisa memotret air terjun dengan bagus, hahaha. #senyum.lebar

 


Mau motret dari atas jembatan atau sungai di bawahnya?

 


Di atas jembatan memang enak buat masang tripod, tapi tetap saja kamera basah.

 

Susah banget motret Air Terjun Bedegung dengan teknik slow-speed! Karena kamera hampir bisa dipastikan basah kuyup terkena debur air terjun yang terbawa angin. Bahkan dari atas jembatan saja masih bisa bikin kamera basah. Padahal jembatan dan air terjun terpisah jarak puluhan meter lho!

 

Sepertinya saat yang pas buat motret Air Terjun Bedegung ini ya menjelang musim kemarau. Saat debit airnya nggak terlampau deras dan juga angin nggak berhembus kencang. Kalau musim hujan ya seperti ini kondisinya. Kalau lagi sial, pas banjir warna air sering berubah jadi cokelat keruh.

 


Harus menginap di Muara Enim kalau mau datang ke mari pagi pas pengunjungnya masih sepi.

 

Sekadar saran nih buat pemerintah setempat. Itu jejeran kios-kios di seberang jembatan ditata dong supaya lebih rapi. Kalau bisa sih bangunannya dipercantik juga. Biar nggak terkesan kumuh gitu dan bagus buat dipotret, hehehe. #hehehe

 


Kalau begini kesannya malah kumuh.

 

Buat Pembaca yang tertarik singgah ke Air Terjun Bedegung di Sumatra Selatan ini harap menyiapkan waktu yang SANGAT senggang ya! Hehehe. #senyum.lebar

 

Tunggu apalagi! Segera saja meluncur ke Muara Enim! Menurutku, kalau mau menjelajah Muara Enim ya lebih nyaman bermalamnya di Muara Enim, jangan di Palembang. Di sekitar Muara Enim masih banyak objek-objek menarik lainnya lho.

 

Satu lagi! Tetap jaga keasrian air terjun dengan TIDAK MEMBUANG SAMPAH SEMBARANGAN ya! Jangan berbuat mesum juga di sini, hehehe. #hehehe

 

Pembaca pernah menempuh jarak ratusan kilometer demi melihat air terjun? #senyum.lebar

NIMBRUNG DI SINI