HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Nyepeda Pasrah ke Candi Lor

Selasa, 14 April 2015, 09:45 WIB

Etika Berwisata Peninggalan Bersejarah

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak peninggalan bersejarah! Kalau bisa batasi kontak fisik ke benda tersebut!
  3. Baca informasi sejarahnya. Kalau perlu difoto dan dibaca lagi di rumah.
  4. Patuhi peraturan yang berlaku!
  5. Jaga sikap dan sopan-santun!
  6. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  7. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Kalau di Jogja, bersepeda ke candi-candi itu sudah hal biasa. Tapi seumur-umur, aku belum pernah bersepeda ke candi-candi di Jawa Timur. Lha wong domisiliku kan di Jogja? Lagipula aku juga bukan orang yang super senggang rela bersepeda dari Jogja ke Jawa Timur. #hehehe

 

Pas aku main ke Nganjuk hari Kamis (26/2/2015) yang lalu itu, Ndop sebagai tuan rumah yang baik hati nawarin aku bersepeda ke Candi Lor! Wuih! Asyik ini! Apalagi jaraknya dari kota Nganjuk cuma sekitar 7 km. Oke lah Ndop! Ayuk kita c’mon! #senyum.lebar

 


Cowok unyu kalau bersepeda pakai sepeda unyu juga! #senyum.lebar #muntah

 

Kami berangkat dari rumah Ndop. Dia pakai sepeda MTB, sedangkan aku pakai sepeda jengki yang biasa dipakai ibunda tercinta.

 

Bersepeda di Nganjuk ternyata asik juga ya? Jalan raya utamanya lebar-lebar. Nggak macet. Kanan-kiri masih banyak sawah. Medan jalannya pun rata-rata saja.

 


Kapan lagi bisa bersepeda bareng artis Nganjuk!? Kyaaaa!

 

Aku lupa-lupa inget rutenya. Soalnya bersepedanya blusukan. Sempat lewat Pasar Wage dan Taman Anjuk Ladang. Ujung-ujungnya tembus jalan raya Nganjuk – Kediri. Pas di perempatan lampu lalu lintas Loceret kami belok ke arah kanan (utara barat).

 

Candi Lor persis ada di pinggir jalan raya sekitar 150 meter dari perempatan. Secara administratif, Candi Lor terletak di Desa Candirejo, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.

 


Tampilan luar kawasan Candi Lor.

 

Ada kabar buruk dan kabar baik pas sampai sana. Kabar buruknya, gerbangnya dikunci! DOH! Kabar baiknya, di gerbang terpampang nomor telepon juru kunci Candi Lor. Tapi kami pasrah saja lah menikmati Candi Lor dari luar gerbang. Sebab, “misi utama” sudah menanti, hehehe. #hehehe

 


Artis Nganjuk beserta tamunya sedang tidak beruntung.

 

Menilik dari namanya, Candi Lor artinya ya Candi di Utara (bahasa Jawa, Lor = Utara). Asal-muasalnya diberi nama Candi Lor itu mungkin karena posisi candi ini terletak di utaranya Candi Ngetos. Yup! Ada dua candi di Nganjuk, yaitu Candi Lor dan Candi Ngetos.  

 


Candi Lor dengan pohon yang numpang hidup selama ratusan tahun itu.

 

Berhubung di lokasi nggak ada narasumber yang bisa ditanya-tanya, jadinya informasi Candi Lor aku comot dari dunia maya saja ya!

 

Keberadaan Candi Lor berkaitan dengan sejarah berdirinya Kabupaten Nganjuk. Di candi ini ditemukan prasasti yang berisi perintah pendirian bangunan suci bernama Srijayamerta di kawasan Anjuk Ladang oleh Mpu Sindok (raja Mataram Hindu) pada tahun 937 M.

 


Asistennya Mpu Sindok bahkan dimakamkan di sini.

 

Nama Srijayamerta kemungkinan adalah nama asli Candi Lor. Sedangkan nama Anjuk Ladang lambat laun berubah menjadi Nganjuk. Anjuk sendiri berarti kemenangan. Jadi, anjuk ladang berarti ladang kemenangan.

 


Akar yang membelit bangunan Candi Lor kayaknya susah buat dilepas.

 

Candi Lor terbuat dari batu bata seperti yang umum dijumpai pada candi di Jawa Timur. Kalau candi di Jawa Tengah kan umumnya terbuat dari batu andesit. Tapi, yang menarik dari Candi Lor ini adalah pohon kepuh (Sterculia foetida) yang tumbuh liar di struktur candi. Usia pohon ini sudah ratusan tahun lho!

 


Struktur bata Candi Lor yang masih asli karena belum pernah diganti baru.

 

Sayangnya, susah banget motret Candi Lor dengan pohon kepuh yang menjadi daya tariknya itu. Komposisinya terhalang sama pohon-pohon lain yang tumbuh di sekeliling pagar. Coba semua pohonnya itu ditebangin. Tapi jangan deh, ntar jadi gersang, hahaha.#senyum.lebar

 


Uuuuuh... pohon-pohonnya itu ganggu pemandangan... aaaagh!

 

Apa mungkin perlu masuk ke dalam area candi untuk nyari sudut pemotretan yang lebih baik ya? Ya sudah, besok-besok lagi lah main kemari lagi. Siapa tahu gerbangnya sudah dibuka.

 

Oh iya, kan masih ada Candi Ngentos yang belum didatengin! Kalau ke sananya bersepeda Ndop mau nggak ya? Hahaha. #senyum.lebar

 


Ini cowok kuat bersepeda berapa kilometer yah? Penasaran ngetes dengkulnya... #hehehe

NIMBRUNG DI SINI