Etika Berwisata Alam
- Jangan buang sampah sembarangan!
- Jangan merusak alam!
- Patuhi peraturan dan tata krama yang berlaku!
- Jaga sikap dan sopan-santun!
- Jangan hanya foto-foto selfie thok!
- Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!
Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.
Aku ini emang bandel. Di hari Kamis pagi (19/3/2015) aku bukannya kerja, tapi malah bersepeda berdua sama Mbah Gundul. #hehehe
Aku sengaja kabur dari kerjaan (jangan ditiru! #hehehe) karena ingin menghirup udara segar pedesaan setelah seminggu lebih ngecat kantor baru yang aromanya bikin mual. Hoek... #mual.bau.cat
Sebetulnya, kelakuanku ini ibarat keluar mulut singa masuk mulut buaya. Karena dari pengalaman yang sudah-sudah-sudah, pasti ada saja hal-hal yang sulit dinalar dengkul sehat pas bersepeda sama Mbah Gundul. Terutama kalau dirinya mulai bertanya.
“Piye? Isih kuat?” (Gimana? Masih kuat?)
Pilihan jawaban sudah jelas hanya dua: “Ya” atau “Nggak”. Oleh sebab menjawab “Nggak” sama saja dengan mencoreng harga diri dengkul, maka satu-satunya pilihan adalah menjawab “Ya”.
Tapi masalahnya, pertanyaan Mbah Gundul terlontar pas mendekati pertigaan Desa Wonolelo, Bantul. Di mana, cabang jalan yang satu mengarah ke Tanjakan Cinomati dan satunya lagi ke jalur roller-coaster arah Piyungan. Sudah jelas, dua-duanya bukan jalur yang ramah dengkul.
Nggg... jangan-jangan ini hukuman buatku karena kabur dari kerjaan... DOH!...
SILAKAN DIBACA
Saat aku mulai melamun betapa nikmatnya duduk kerja sambil memandang layar monitor, Alhamdulillah Gusti Allah SWT ngasih alternatif jalan keluar. Aku lihat ada papan petunjuk "menarik" di pertigaan arah ke Tanjakan Cinomati. Secepat kilat, langsung aku kasih manuver ke Mbah Gundul.
“Mbah! Tilikono kuwi wae!” (Mbah! Datangi itu saja!)
Fiuh... Alhamdulillah... aman sudah nasib dengkulku hari ini...
Tujuan bersepeda pun ganti menuju Grojogan Kali Bulan. Nggak ada acara nyasar-nyasar karena banyak papan biru penunjuk arah di sepanjang jalan. Medannya pun masih tanjakan-tanjakan ringan yang hanya geli-geli dengkul. #sok.kuat
Sekitar 10 menit dari pertigaan ke Cinomati, kami masuk wilayah Dusun Kaligatuk, Desa Srimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta. Di sini ada dua petunjuk arah. Salah satunya mengarah ke lokasi parkir. Ternyata, lokasi parkirnya itu numpang di halaman ketua RT 04 setempat yang bernama Pak Heru (dipanggil Mas juga masih pantes kok #hehehe).
Dari rumah Pak Heru kami balik lagi ke jalan raya dan nyeberang naik bukit di samping rumah warga. Medan selanjutnya adalah blusukan di dalam hutan. Ternyata, di dalam hutan pun juga sudah banyak petunjuk arah ke Grojogan Kali Bulan!
Canggih sekali kerjaan karang taruna setempat! Salut buat kerja keras mereka! #senyum.lebar
Ada dua tempat main air di Grojogan Kali Bulan. Salah satunya ada di dekat puncak air terjun. Siapa pun yang berniat ke sana wajib punya semangat tinggi. Karena ya bakal ketemu sama adegan seperti di bawah ini.
Oh iya, di salah satu foto di atas itu kan ada petunjuk arah ke joglo. Ini lho penampakan joglonya. Tinggi juga ya?
Wujud Grojogan Kali Bulan yang mendekati puncak itu seperti foto di bawah ini. Walaupun airnya nggak begitu deras tapi yang bikin kagum adalah Grojogan Kali Bulan ini tinggi banget! Nyaris setinggi curug Sidoharjo di Samigaluh! Kayaknya ini air terjun tertinggi se-Bantul deh.
Berikut adalah rangkuman singkat Grojogan Kali Bulan.
Yang bikin spesial? | Air terjun yang tinggi banget di Bantul. |
Debit airnya? | Kecil, padahal lagi musim hujan. |
Bisa buat main air? | Yup! |
Bisa buat berenang? | Nggak. |
Fasilitas di sekitar lokasi? | Nggak ada. |
Objek foto menarik? | Nggak (karena debit airnya kecil). |
Medan bersahabat? | Khusus untuk anak muda. |
Dilalui angkutan umum? | Nggak. Bisa dicoba naik ojek dari Kotagede tapi bisa jadi tarifnya mahal. |
Nah gimana? Buat Pembaca yang mau “melarikan diri” dari kerjaan ganasnya Tanjakan Cinomati, silakan lho menyambangi Grojogan Kali Bulan. Eh, tapi jangan di musim kemarau lho ya, karena airnya jelas kering-kerontang.
kali, tapi sayang, pas dateng ke 3 kalinya
malah nggak ada aernya sama sekali,
garingring, jan kagol aku, haha, tak saranin
buat semua, nek kesana pas musim ujan aja,
tak jamin keren, jangan lupa bawa bekal,
minum yg pasti,, ngosngosan, hahaa
.....
start sesungguhnya dimulai saat masuk ke gapura Dusun Gabregan (Samping Jalan Raya Wonosari)
menyusuri trek tanjakan, banyak spot sunset sunrice keren temen2 nyebutnya black hill, bukit 5 jari(kalo dari piyungan hadap timur utara puncak bucu ada bukit berbari seperti 5 jari
sebelum sampai sumur bandung(Dusun Sumur Bandung, Kalurahan Srimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul)
selain itu ada single hill(bukit jomblo) dulu sepasang karna gempabumi 27 mei 2006 yang satunya runtuh jadi sekarang jomblo
dan finish digrojogan kalibulan..
dapat bosun menuju pulang, trek turun & landai sampai jl imogiri timur km 12(deket rs nur hidayah) negeri bembem trimulyo jetis hehe..
kalo nyepeda kapan kapan mampir mas
mathur nuwun panjenengan sampun posting sangat kreatif, inspiratif.
Medannya lumayan, sudah gitu naik sepeda pula. Tapi salut sama jiwa petualangnya! Lihat papan petunjuk langsung jalan.
bsk klo ke jogja lagi jajal ah :)
ya ....
089692218384... suwun masss.... :D
ngepit tekan kono..hehe..
maw -.-
kayake seru nyepeda downhill seko joglo biru kui... hihihi
apik maraki penasaran. Ketoke seru mas pit
pitan karo njenengan, mbok kapan2 aku dijak
mas hehe.
dasar grojogan kali mbulan tapi nggak ketemu hehe
kalian ndak mampir ke joglo itu ya...dari sana air terjunnya kelihatan ndak...
malamnya ujan deres biar airnya tambah gembrojog..:D
tapi musim hujan sudah hampir berakhir..
kan pakai tali segala. Lha trus turunnya gimana ya? :D