HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Grojogan Kali Bulan yang (Kayaknya) Tertinggi se-Bantul

Kamis, 2 April 2015, 07:43 WIB

Etika Berwisata Alam

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak alam!
  3. Patuhi peraturan dan tata krama yang berlaku!
  4. Jaga sikap dan sopan-santun!
  5. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  6. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Aku ini emang bandel. Di hari Kamis pagi (19/3/2015) aku bukannya kerja, tapi malah bersepeda berdua sama Mbah Gundul. #hehehe

 

Aku sengaja kabur dari kerjaan (jangan ditiru! #hehehe) karena ingin menghirup udara segar pedesaan setelah seminggu lebih ngecat kantor baru yang aromanya bikin mual. Hoek... #mual.bau.cat

 

Sebetulnya, kelakuanku ini ibarat keluar mulut singa masuk mulut buaya. Karena dari pengalaman yang sudah-sudah-sudah, pasti ada saja hal-hal yang sulit dinalar dengkul sehat pas bersepeda sama Mbah Gundul. Terutama kalau dirinya mulai bertanya.

 

Piye? Isih kuat?” (Gimana? Masih kuat?)

 

 


Lewat jembatan gantung Bawuran, Pleret yang baru jadi setahun yang lalu.

 

Pilihan jawaban sudah jelas hanya dua: “Ya” atau “Nggak”. Oleh sebab menjawab “Nggak” sama saja dengan mencoreng harga diri dengkul, maka satu-satunya pilihan adalah menjawab “Ya”.

 

Tapi masalahnya, pertanyaan Mbah Gundul terlontar pas mendekati pertigaan Desa Wonolelo, Bantul. Di mana, cabang jalan yang satu mengarah ke Tanjakan Cinomati dan satunya lagi ke jalur roller-coaster arah Piyungan. Sudah jelas, dua-duanya bukan jalur yang ramah dengkul.

 

Nggg... jangan-jangan ini hukuman buatku karena kabur dari kerjaan... DOH!...

 

Saat aku mulai melamun betapa nikmatnya duduk kerja sambil memandang layar monitor, Alhamdulillah Gusti Allah SWT ngasih alternatif jalan keluar. Aku lihat ada papan petunjuk "menarik" di pertigaan arah ke Tanjakan Cinomati. Secepat kilat, langsung aku kasih manuver ke Mbah Gundul.

 

“Mbah! Tilikono kuwi wae!” (Mbah! Datangi itu saja!)

 

Fiuh... Alhamdulillah... aman sudah nasib dengkulku hari ini...

 


Ada pilihan yang lebih "manusiawi" ke arah kiri dibandingkan yang di papan biru tua itu.

 

Tujuan bersepeda pun ganti menuju Grojogan Kali Bulan. Nggak ada acara nyasar-nyasar karena banyak papan biru penunjuk arah di sepanjang jalan. Medannya pun masih tanjakan-tanjakan ringan yang hanya geli-geli dengkul. #sok.kuat

 


Wew... bahkan sudah ada tempat parkirnya?

 

Sekitar 10 menit dari pertigaan ke Cinomati, kami masuk wilayah Dusun Kaligatuk, Desa Srimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta. Di sini ada dua petunjuk arah. Salah satunya mengarah ke lokasi parkir. Ternyata, lokasi parkirnya itu numpang di halaman ketua RT 04 setempat yang bernama Pak Heru (dipanggil Mas juga masih pantes kok #hehehe).

 


Ke kiri ke parkiran. Ke kanan ke Grojogan Kali Bulan (sepeda nggak bisa dibawa naik).
Kalau lurus terus ngikutin jalan aspal bakal ketemu medan yang menyiksa dengkul...

 


Numpang parkir di halaman rumah ketua RT.

 


Jangan lupa berikan donasi untuk pembangunan Grojogan Kali Bulan!

 

Dari rumah Pak Heru kami balik lagi ke jalan raya dan nyeberang naik bukit di samping rumah warga. Medan selanjutnya adalah blusukan di dalam hutan. Ternyata, di dalam hutan pun juga sudah banyak petunjuk arah ke Grojogan Kali Bulan!

 

Canggih sekali kerjaan karang taruna setempat! Salut buat kerja keras mereka! #senyum.lebar

 


Bukit pertama yang perlu didaki di sebelah rumah warga.

 


Selain mengandalkan papan petunjuk arah, bisa juga ngikutin pipa air.

 


Ada joglo di tengah hutan belantara?

 


Wohooo... air terjunnya udah kelihatan!

 


Welha! Ini pria gundul satu ngapain jadi galau?

 

Ada dua tempat main air di Grojogan Kali Bulan. Salah satunya ada di dekat puncak air terjun. Siapa pun yang berniat ke sana wajib punya semangat tinggi. Karena ya bakal ketemu sama adegan seperti di bawah ini.

 


Hahaha, semangat! #senyum.lebar Kayak apaan aja mesti dikasih semangat.

 


Wuasyem! Lewat yang kayak ginian emang mesti pakai semangat. DOH!

 


Aku sangat berterima kasih buat karang taruna setempat yang sudah repot-repot menyiapkan tali tampar.

 

Oh iya, di salah satu foto di atas itu kan ada petunjuk arah ke joglo. Ini lho penampakan joglonya. Tinggi juga ya?

 


Aaak... joglo di atas bukit dikepung hutan!

 

Wujud Grojogan Kali Bulan yang mendekati puncak itu seperti foto di bawah ini. Walaupun airnya nggak begitu deras tapi yang bikin kagum adalah Grojogan Kali Bulan ini tinggi banget! Nyaris setinggi curug Sidoharjo di Samigaluh! Kayaknya ini air terjun tertinggi se-Bantul deh.

 


Welha! Galau lagi! Omong-omong ini air terjunnya tinggi banget lho!

 


Penasaran. Siapa tahu di dalam sana ada batu meteorit.

 

Berikut adalah rangkuman singkat Grojogan Kali Bulan.

 

Yang bikin spesial?

Air terjun yang tinggi banget di Bantul.

Debit airnya?

Kecil, padahal lagi musim hujan.

Bisa buat main air?

Yup!

Bisa buat berenang?

Nggak.

Fasilitas di sekitar lokasi?

Nggak ada.

Objek foto menarik?

Nggak (karena debit airnya kecil).

Medan bersahabat?

Khusus untuk anak muda.

Dilalui angkutan umum?

Nggak. Bisa dicoba naik ojek dari Kotagede tapi bisa jadi tarifnya mahal.

 


Peta rute dari kota Jogja.

 

Nah gimana? Buat Pembaca yang mau “melarikan diri” dari kerjaan ganasnya Tanjakan Cinomati, silakan lho menyambangi Grojogan Kali Bulan. Eh, tapi jangan di musim kemarau lho ya, karena airnya jelas kering-kerontang.

NIMBRUNG DI SINI