Etika Berwisata Alam
- Jangan buang sampah sembarangan!
- Jangan merusak alam!
- Patuhi peraturan dan tata krama yang berlaku!
- Jaga sikap dan sopan-santun!
- Jangan hanya foto-foto selfie thok!
- Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!
Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.
Tinggi, besar, dan setajam pisau, itulah Air Terjun Sipiso-Piso yang ada di Desa Tongging, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Sumatra Utara. Air terjun setinggi 120 meter ini berjarak sekitar 70 km dari Kota Medan, atau 35 km dari Kota Brastagi, atau 25 km dari Kota Kabanjahe. Jauh juga ya ternyata? #hehehe
Sehabis menginap semalam di Kota Parapat, keesokan paginya di hari Jum’at (26/9/2014) kami pun bertolak kembali ke Medan via Brastagi. Nah, mumpung Air Terjun Sipiso-Piso ini searah dari Parapat menuju Brastagi, ya kami sempatkan mampir ke sana deh.
Kalau dari Parapat enaknya sih lewat jalan alternatif Parapat – Tiga Runggu aja. Karena jarak tempuhnya lebih cepat daripada harus muter jauh lewat Kota Pematang Siantar. Selisihnya bisa 1,5 jam (itu pun kalau nggak dibikin macet sama gerombolan truk #hehehe).
Kalau misalnya Pembaca lewatnya Kota Pematang Siantar (umumnya yang datang dari Medan), bisa kok naik angkutan umum ke Air Terjun Sipiso-Piso. Untuk tata-cara naik angkutan umumnya bisa mencermati panduan di blognya Bang Ardin dan Bang Herry berikut ini.
Dari Kota Parapat menuju Air Terjun Sipiso-Piso ini butuh waktu sekitar 2 jam perjalanan. Tapi dijamin nggak bakal bosen (kalau ngantuk sih iya #hehehe), karena mata bakal terpuaskan oleh pemandangan indah di sepanjang tepian Danau Toba. Ini jalan juga melewati Rumah Ikan Sipolha dan bukit punuk unta yang terkenal itu lho.
Sebelum memasuki area parkir Air Terjun Sipiso-Piso, kita bakal dihadang oleh pos retribusi yang memungut tarif Rp4.000 per orang dewasa dan Rp2.000 per anak-anak. Tarif parkir mobil kalau tidak salah ingat itu Rp5.000.
Di seputar area parkir, ada banyak kios suvenir dan warung makan. Oh iya, semisal Pembaca kebelet laper aku sarankan sih lebih baik makan di sini saja. Terutama kalau Pembaca muslim lho, soalnya ya... tau sendirilah kondisi warung makan di Karo rata-rata seperti di bawah ini, hehehe. #hehehe
Di dekat area parkir itu ada pelataran luas yang bisa digunakan pengunjung untuk menikmati pemandangan Danau Toba dan juga Air Terjun Sipiso-Piso. Suasananya nyaman dan teduh di sini. Bersih juga dari sampah. Eh, tapi kalau Pembaca ingin sesuatu yang lebih menantang, yuk kita beranjak sedikit ke arah utara.
Nah, ini dia tantangannya. Apalagi kalau bukan anak tangga panjang menuju dasar Air Terjun Sipiso-Piso. Buat Pembaca yang fisiknya masih kuat, silakan dicoba meniti ribuan anak tangga ini hingga sampai ke dasar Air Terjun Sipiso-Piso.
Mumpung sudah jauh-jauh ke mari, kapan lagi bisa sampai ke dasar Air Terjun Sipiso-Piso coba? Pembaca penasaran? Yuk kita susuri!
Aku membagi anak tangga ini jadi dua bagian. Yang pertama, bagian tembok semen. Aku sebut begitu karena di sisi kanan-kiri anak tangga dibatasi oleh tenbok semen setinggi kira-kira setengah meter. Beberapa sisi tembok berbatasan langsung dengan tebing, yang mana beberapa di antaranya rawan longsor.
Bagian yang kedua aku sebut bagian tiang kuning. Sebabnya, pinggir-pinggir anak tangga dibatasi oleh tiang kayu yang dicat kuning. Ini adalah bagian trek yang paling menegangkan karena medannya tidak selandai bagian pertama.
Semisal Pembaca capek, di sepanjang anak tangga ini ada 2 warung makan dan 1 gazebo. Waktu itu hanya satu warung yang buka. Jadi, harap Pembaca mengkondisikan perbekalan dan niat untuk buang air kecil sebelum menuruni anak tangga ini ya! Untuk turun dari area parkir ke dasar Air Terjun Sipiso-Piso butuh waktu sekitar 15 menit jalan santai.
Nggak banyak yang bisa dilakukan di dasar Air Terjun Sipiso-Piso selain menikmati deburan air terjun yang sudah bikin pakaian basah dari jarak 20 meter. Karena kondisinya cukup rawan buat bermain air, pengunjung biasanya hanya berfoto ria berlatarkan air terjun. Di dasar air terjun ini ada beberapa bilik terpal yang difungsikan sebagai tempat berganti pakaian dan menitipkan barang.
Sebenarnya aku hanya mau sebentar di dasar air terjun karena khawatir kalau lama-lama di bawah rawan bikin Nikon D80 tambah basah. Eh tapi tiba-tiba handphone-ku bunyi, Bapak yang nelpon (ada sinyal juga di sini), katanya Tiwul nyusul aku ke bawah, sementara Bapak dan Ibu cuma sampai di warung. Wedalah! Ya sudah, aku tunggu saja Tiwul sampai datang.
Pas Tiwul dateng, kami lanjut foto-foto di dasar air terjun. Maklum anak muda #hehehe. Eh, ada cowok bule gitu yang datang nyamperin kami minta dipotretin. Berhubung kami ini warga Indonesia yang ramah, ngobrollah kami dengan si cowok bule dan berakhirlah dengan foto bareng bertiga, hehehe. #hehehe
Sayang nggak kenalan namanya siapa. Tiwul yang banyak ngobrol sama dia. Katanya dia itu mahasiswa yang lagi tugas kuliah di Singapura terus pas lagi liburan ini mampir ke Indonesia, gitu.
Sekitar jam 12.38 WIB kami bertiga pun cabut dari dasar Air Terjun Sipiso-Piso. Seperti biasa, baliknya kan mesti nanjak. Alhasilnya waktu tempuhnya makin lama dan juga makin capek, hahaha. Sampai di area parkiran lagi itu ada sekitar 30 menit kemudian. Pokoknya kalau Pembaca nggak kuat fisik, jangan coba-coba turun sampai dasar air terjun. Turunnya sih lumayan oke, naiknya yang berabe.
Selain Air Terjun Sipiso-Piso, di pinggir Danau Toba juga ada air terjun lain dengan nama yang mirip, yaitu Air Terjun Sigura-Gura yang difungsikan juga sebagai PLTA. Tapi kami nggak sempat ke sana karena jaraknya lumayan jauh. Yah, semoga suatu saat nanti bisa mampir ke Sigura-Gura, hehehe.
Kalau Pembaca berkunjung ke Brastagi atau Danau Toba, sempatkan untuk melihat Air Terjun Sipiso-Piso ya!
Saya tidak sabar mau berliburan
yang pastinya enak binggow liburan ke air terjun piso-piso :)
hahahahahaha... :D
mas ada rekom tempa asik di jogja gag ya. klao cuma setengah hari, mengenai alam gitu
indah bangetlah Hehehe.
enjoybackpacker.blogspot.com
klo liat foto paling atas itu, kayaknya angin dibawah luar biasa ya
mas wijna malah sudah blusukan sampai sini .. he he
tulisannya dan gambarnya bikin jelas ... kondisi yang harus dilalui jika mau turun ke
bawah ..