HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Yang Terpinggirkan di Danau Toba

Senin, 15 Desember 2014, 10:02 WIB

Etika Berwisata Alam

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak alam!
  3. Patuhi peraturan dan tata krama yang berlaku!
  4. Jaga sikap dan sopan-santun!
  5. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  6. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Hujan deras yang sejak siang mengguyur Kota Parapat, Kabupaten Simangulun, Sumatra Utara pada Kamis (25/9/2014) akhirnya reda dan menyisakan langit yang mendung dan jalanan yang becek. Cuaca di Sumatra ini memang beda dengan di Jawa. Kalau September di Jawa masih kering kerontang, di Sumatra sudah mulai basah kuyup.

 


Sehabis hujan.

 

Rencananya sih siang hari ini kami mau menyeberang ke Pulau Samosir. Tapi, berhubung hujan deras, akhirnya nasib pun berkata lain. Yah, setidaknya nasib masih mengijinkan kami untuk melihat-lihat suasana di sekitar Danau Toba seusai hujan reda.

 

Yuk kita nikmati Danau Toba di sore hari Pembaca. #senyum.lebar

 


Jalan di pinggir Danau Toba.

 

Uuuh! Buatku, pemandangan Danau Toba di sore hari itu terlihat... sangat... mengenaskan! Bukan karena di sore hari itu nggak banyak aktivitas manusia di sekitar sana lho ya! Melainkan aku prihatin dengan penampakan Danau Toba yang kotor dan kumuh.

 

Inikah yang namanya tempat wisata populer se-Sumatra Utara?

 


Dermaga yang tidak terawat.

 


Jalan yang tidak terawat.

 

Sepertinya ekspektasiku akan Danau Toba ini terlalu tinggi ya Pembaca? Hahaha #senyum.lebar. Coba, siapa sih di antara kita yang nggak kenal Danau Toba? Danau Toba ini kan bisa dibilang terkenal banget. Sampai-sampai, kalau disuruh menyebut nama danau di Indonesia, pasti yang terlintas nama Danau Toba. Ya toh?

 


Mirip pemukiman kumuh.

 

Kumpulan perahu-perahu yang tertambat di pinggir danau sedikit menutupi kesan Danau Toba yang menurutku kotor. Tapi ya, aku malah jadi membatin. Apakah jasa perahu-perahu ini sehari-harinya lumayan laris ya?

 


Keceriaan yang terpinggirkan.

 

Aku berpikir kayak gitu karena belum lama ini aku pernah baca bahwa Danau Toba sedang krisis. Baik itu krisis ekosistem maupun krisis pariwisata. Masa keemasan Parapat sebagai kota peristirahatan di pesisir Danau Toba sendiri sudah lama berlalu semenjak krisis ekonomi yang melanda negeri ini di tahun 1998 silam.

 

Untuk mengembalikan Danau Toba seperti pada zaman keemasannya tentu butuh usaha keras dari banyak pihak. Pembaca harus tahu, kalau Danau Toba itu berbagi wilayah dengan 7 kabupaten di Sumatra Utara. Menurutku, ketujuh kabupaten itu harus bersinergi untuk memajukan potensi Danau Toba yang digadang-gadang menjadi kawasan geopark dunia.

 

Aku akui sudah banyak usaha dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut. Seperti misalnya Pesta Danau Toba dan juga Festival Danau Toba. Tapi dengar-dengar, kegiatan akbar itu kurang melibatkan masyarakat yang hidup di sekitar Danau Toba. Toh, bagaimanapun kemajuan Danau Toba tidak lepas dari peran masyarakat yang hidup di sekitarnya kan?

 


Terasing.

 

Jadi, mari kita berharap agar krisis Danau Toba segera berlalu. Supaya suasananya tidak semuram foto-foto jepretanku di artikel ini. Hehehe. #hehehe

 

Pembaca masih berkenan singgah ke Danau Toba kan? #senyum

NIMBRUNG DI SINI