Etika Berwisata Peninggalan Bersejarah
- Jangan buang sampah sembarangan!
- Jangan merusak peninggalan bersejarah! Kalau bisa batasi kontak fisik ke benda tersebut!
- Baca informasi sejarahnya. Kalau perlu difoto dan dibaca lagi di rumah.
- Patuhi peraturan yang berlaku!
- Jaga sikap dan sopan-santun!
- Jangan hanya foto-foto selfie thok!
- Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!
Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.
Mau mencari batu-batuan purbakala? Datang saja ke Dusun Sumberwatu di Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta! #senyum.lebar
Sesuai dengan nama dusunnya, sumber dan watu (batu), dusun ini dihuni oleh berbagai batu-batuan purbakala yang tersebar di mana-mana. Beberapa di antaranya tertumpuk di dekat sebuah tanah lapang yang bersebrangan dengan SD Negeri Sumberwatu. Tumpukan batuan tersebut diyakini sebagai bagian dari sebuah stupa.
Bertahun-tahun lamanya tumpukan tersebut tersamar oleh rimbunnya semak dan rerumputan liar. Pihak BP3 Yogyakarta pun seperti tak tergugah untuk merawat apalagi memugarnya.
Hingga pada akhirnya, di tahun 2013, stupa ini kembali berdiri tegak dan kokoh. Ia seakan bangkit dari tidur panjangnya.
Lho kok bisa? Kerjaannya para dhemit kah?
Hmmm, kayaknya bukan deh. Kalau melihat sekeliling Stupa Sumberwatu yang dikepung oleh bangunan resor Sumberwatu Heritage, besar kemungkinan pemilik resor juga turun tangan dalam pemugaran Stupa Sumberwatu. Jadi, ini bukan ulah dhemit ya! #senyum.lebar
Entah seperti apa perjanjian yang disepakati oleh pemilik Sumberwatu Heritage dan BP3 Yogyakarta. Apakah pemilik mendanai proses pemugaran, namun berhak “menyertakan” aset negara tersebut ke dalam kompleks resor mereka? Atau bagaimana? Yang aku tahu, proses pemugaran membutuhkan anggaran dana yang tidak sedikit.
Semoga saja pihak Sumberwatu Heritage tidak memberlakukan prosedur yang rumit bagi masyarakat umum yang ingin melihat peninggalan bersejarah ini dari dekat. Setuju kan pembaca?
Lebih Dekat ke Stupa Sumberwatu
Nah, di hari Minggu sore (29/12/2013) aku berkesempatan untuk mengunjungi resor Sumberwatu Heritage. Sembari menunggu datangnya hidangan dari restoran Abhayagiri, yuk kita dekati Stupa Sumberwatu!
SILAKAN DIBACA
Berhubung Stupa Sumberwatu masih dikelilingi proyek pembangunan, butuh usaha ekstra untuk bisa mendekati bangunan tersebut. Aku saja harus mendaki bukit untuk benar-benar bisa mendekat. Sepertinya pihak Sumberwatu Heritage masih belum membuka akses stupa ini ke pengunjung umum.
Seperti yang bisa pembaca lihat, stupa ini identik dengan stupa yang bisa kita jumpai pada peninggalan umat Buddha. Sangat mungkin sekali, dahulu kala lokasi ini merupakan tempat ibadah umat Buddha. Menariknya, di sekitar Stupa Sumberwatu juga banyak ditemukan peninggalan umat Hindu. Ini membuktikan bahwa di masa lampau kerukunan umat bergama terjalin dengan erat.
Tangga untuk naik ke pelataran stupa terletak di sisi barat. Di tiap sisi pelatarannya terdapat empat umpak batu berbentuk segi delapan. Besar kemungkinan dahulu kala stupa ini dipagari oleh tiang kayu.
Stupa Sumberwatu ini tidak memiliki relief yang mencolok. Aku juga tidak menemukan peninggalan purbakala lain di sekitar stupa.
Yang menarik perhatianku malah pondasi pagar batu yang mengelilingi keseluruhan bangunan induk. Dari potongan melintang, terlihat bahwa Stupa Sumberwatu ini berdiri di atas batuan gamping.
Malam Penuh Warna di Stupa Sumberwatu
Wah, aku sampai lupa hidangan pesananku mungkin sudah tersaji di meja makan. Seiring dengan tenggelamnya mentari senja, aku bergegas kembali menuju restoran Abhayagiri. Benar saja, nasi goreng seafood yang kupesan sudah datang. Nyam! Saatnya makan Pembaca! #senyum.lebar
Pendar lampu warna-warni yang menerangi Stupa Sumberwatu menutup perjalananku di hari Minggu yang padat itu. Ah, tidak terbayang seperti apa Stupa Sumberwatu kelak bila Sumberwatu Heritage sudah purna bangun.
Pembaca penasaran bersantap sambil menikmati kemilau Stupa Sumberwatu di malam hari?
ada prosedur yang rumit...mungkin resort
lagi sepi ...jam 11siang...pos satpam kosong
dan yang bekerja juga diam aja mungkin
memang di diamkan untuk para pecinta
situs dan candi
Bagus banget loh menurut salah satu warga. Stupa yang ada di Dusun Sumberwatu kalau dikelola luasnya lebih lebar dari pada Prambanan.
pas walkot nya ganti, udah gak kaya gitu lagi
komen OOT :D
aja mas?
Lagipula waktu itu kan aku \"menyelinap\" mendekati stupa lewat jalur \"tidak resmi\". Sempat ada kekhawatiran bakal dilarang mendekat. Tapi ya itu, di sekitar sana nggak ada orang. Mungkin karena waktunya menjelang malam dan juga di hari libur.
Kebanyakan yang didataran tinggi kan candi hindu.