Etika Berwisata Peninggalan Bersejarah
- Jangan buang sampah sembarangan!
- Jangan merusak peninggalan bersejarah! Kalau bisa batasi kontak fisik ke benda tersebut!
- Baca informasi sejarahnya. Kalau perlu difoto dan dibaca lagi di rumah.
- Patuhi peraturan yang berlaku!
- Jaga sikap dan sopan-santun!
- Jangan hanya foto-foto selfie thok!
- Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!
Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.
Masih di hari yang sama, Jum’at (26/9/2008) di minggu terakhir bulan Ramadhan. Saat singgah di Candi Merak, mendadak aku teringat kabar adanya satu candi lagi di wilayah Kecamatan Karangnongko. Dengan bertanya kepada Pak Slamet, selaku juru pelihara Candi Merak, akhirnya kami mendapat informasi yang sahih perihal rute menuju candi bernama Candi Karangnongko itu.
SILAKAN DIBACA
Meskipun Pak Slamet mengingatkan bahwa Candi Karangnongko masih dalam tahap penemuan (baru kelihatan dasar candinya saja), hal demikian itu tidak menyurutkan niat kami untuk mengeksplorasi Candi Karangnongko. Jadi, yuk kita hampiri Candi Karangnongko! #senyum.lebar
Letak Candi Karangnongko di Tengah Sawah
Dari Candi Merak kami balik lagi mengarah ke Kantor Kecamatan Karangnongko. Dari sana, kami menyusuri jalan raya besar ke arah selatan, hingga sampai pada perempatan kecil dengan papan reklame bertuliskan Koperasi Unit Dagang yang berdiri di sisi timur jalan.
Di perempatan itu kami mengambil arah kanan. Kami memasuki jalan kecil persawahan yang sekiranya hanya muat dilalui oleh kendaraan roda dua saja. Kemudian melewati bangunan Koperasi Unit Dagang yang memiliki bentuk aneh.
Nah, tidak jauh dari bangunan tersebut, Andreas mencium “aroma” candi di tengah sawah. Sejurus kemudian, perhatian kami pun terpaku pada susunan bebatuan yang berada di tengah-tengah sawah di sisi timur. Tapi, karena kami memarkir sepeda motor bukan di pintu masuk kompleks candi, jadinya kami harus meniti pematang sawah untuk bisa mendekat ke Candi Karangnongko.
Candi Karangnongko yang Masih Digali
Kompleks Candi Karangnongko ini sudah dipagari oleh dinas BP3 Jawa Tengah. Semestinya sih Situs Candi Karangnongko ini sudah harus steril. Akan tetapi, sejumlah warga masih memanfaatkan lahan kosong di sekitar candi untuk bercocok tanam tanaman palawija. Apa mungkin masih ada sejumlah lahan yang masih dimiliki warga ya?
Kami tidak menemukan arca maupun batu relief di Situs Candi Karangnongko. Benar seperti yang disebutkan Pak Slamet, Candi Karangnongko memang masih dalam proses ekskavasi (penggalian). Tapi dari pengamatanku, sepertinya sudah lama tidak dilakukan ekskavasi di sana. Sebabnya, tidak ada barak pekerja dan juga sisa-sisa bekas penggalian.
Dari kondisi yang ada, terungkap posisi bangunan candi induk yang menghadap ke arah barat. Candi Karangnongko ini kami yakini sebagai candi Hindu. Tidak lain karena di area candi induk kami mendapati sebuah lingga. Sayangnya, tidak ada yoni.
Di sekitar candi induk juga terdapat beberapa susunan batu yang kami yakini merupakan bagian dari candi induk ataupun candi perwara. Di area Situs Candi Karangnongko sendiri hanya tampak pondasi bangunan candi induk. Hmmm, apakah Candi Karangnongko benar-benar memiliki candi perwara ya? Jika ya, apakah pondasinya masih tertimbun tanah?
Kami menanti bagaimana kelak wujud dari Candi Karangnongko ini ketika telah selesai dipugar. Semoga saja proses ekskavasinya berlanjut di kemudian hari.
bendo, dari blog sebelah aku baca dulu ada
desa Bendo, Wiroto Kab Wonogiri (sekarang
ikut tenggelam) yang jadi tempat lokasi itu
candi. Aku penasaran juga dimana
sebenarnya lokasi pastinya mau
mengeksplore tapi sudah musim hujan
alamat airnya udah mulai naik elevasinya..
Semoga ada teman2 yang bisa
mengeksplorenya...Selamat berjuang
Tepatnya di kecamatan Nguntoronadi selatan kota wonogiri.Tapi sekarang
udah tergenang air waduk Gajah Mungkur, hanya kalau pas air susut
kadang bisa terlihat tu situsnya. Aku sendiri sebenarnya belum pernah
kesana, hamya dari cerita temanku yang hidup disana. Itu candi katanya
dibuat dari batu putih dan dibuat cah angon untuk duduk 2x tapi apa ya
bener candi ko yang buat cah angon wedus, candi kan untuk pemujaan
atau tempat abu raja jaman dulu kala.