Etika Berwisata Alam
- Jangan buang sampah sembarangan!
- Jangan merusak alam!
- Patuhi peraturan dan tata krama yang berlaku!
- Jaga sikap dan sopan-santun!
- Jangan hanya foto-foto selfie thok!
- Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!
Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.
Cerita tentang air terjun yang jatuh ke laut bukan barang baru buatku. Di berbagai pelosok nusantara memang banyak objek menarik yang seperti itu. Salah satunya adalah Pantai Grojokan Banyutibo. Letaknya di Desa Widoro, Kecamatan Donoharjo, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.
Pada awal musim kemarau tahun 2013, kawanku si Sang Otaku berkesempatan menyambangi Pantai Grojokan Banyutibo. Dari foto-foto yang ia unggah ke media sosial, aku perhatikan air terjun Pantai Grojokan Banyutibo masih mengalir deras!
WOW! September kan musim kemarau! Ini berarti air terjun Pantai Grojokan Banyutibo nggak pernah surut di musim kemarau sekalipun!? Wah, menarik ini! #senyum.lebar
Rute Menuju Pantai Grojokan Banyutibo Pacitan dari Jogja
Pada hari Minggu (28/9/2013), aku bersama si Topi Pink berniat menyambangi Pantai Grojokan Banyutibo. Katanya Sang Otaku, kalau berangkat dari Jogja pukul 7 pagi katanya bisa sampai di lokasi pukul 11 siang kurang.
Sesuai arahan dari Sang Otaku, rute menuju Pantai Grojokan Banyutibo dari Kota Jogja itu enaknya lewat Wonosari → Pracimantoro → Perempatan Giribelah. Rincian perjalanan ke Pantai Grojokan Banyutibo sejauh kurang lebih 90-an km tersebut adalah sebagai berikut:
Jogja – Wonosari | 39 km |
Wonosari – Pasar Pracimantoro (perempatan) | 25-an km |
Pasar Pracimantoro – Perempatan Giribelah | 8-an km |
Perempatan Giribelah – Pantai Banyutibo | 20-an km |
Detil rutenya juga gampang diingat kok! #senyum.lebar
Berangkat dari Kota Jogja lewat Jl. Raya Jogja – Wonosari sampai ke Kota Wonosari. Dari Kota Wonosari masih terus mengikuti jalan raya ke timur ke arah Pantai Sadeng. Dari Pantai Sadeng masih ke timur lagi sampai melewati batas provinsi DI Yogyakarta – Jawa Tengah.
Yeeey! Pindah provinsi deh ke Jawa Tengah. #senyum.lebar
Dari Kabupaten Gunungkidul di Yogyakarta sekarang pindah ke Kabupaten Wonogiri di Provinsi Jawa Tengah. Di sini tetap terus mengikuti jalan raya ke timur melewati Museum Karst hingga tiba di perempatan Pasar Pracimantoro.
Dari perempatan Pasar Pracimantoro masih lurus terus mengikuti jalan raya ke timur sampai tiba di Perempatan Giribelah. Nah, baru deh di Perempatan Giribelah ini berbelok ke selatan (kanan) ke arah Pantai Nampu.
Akhirnya nggak lurus terus ke arah timur, hahaha. #senyum.lebar
Berhubung rute perjalanan melintasi Pegunungan Sewu, ya... mau nggak mau medan jalannya didominasi turunan dan tanjakan! #duh
Medan jalan dari Perempatan Giribelah menuju ke Pantai Nampu adalah medan yang paling seru! Tanjakannya banyak, jalannya sempit, dan sekitar 50% aspal jalannya bolong-bolong!
Maklum, namanya juga jalan desa di pelosok Wonogiri. #hehehe
Oh iya, sebagian besar tanjakannya berjenis “tanjakan ngintip” yang bermakna pandangan jalan di depan nggak terlihat saat berada di puncak tanjakan. Jadinya, untuk memperluas pandangan pengendara harus sedikit berdiri untuk “ngintip”. Mirip dengan tanjakan di wahana permainan roller-coaster. #senyum.lebar
Pokoknya pembaca wajib hati-hati saat berkendara di sini. Sesuai dengan pesan peringatan di bawah ini. Oke? Oke dong! #senyum
Nah, sekitar 3 km sebelum Pantai Nampu, tepatnya di sebuah pertigaan, bakal ada papan petunjuk arah kecil ke arah Pacitan. Ambil arah ke Pacitan dan nanti bakal masuk wilayah Desa Widoro.
Wah, sudah pindah provinsi lagi ke Jawa Timur, hehehe. #hehehe
Di Desa Widoro ini ikuti saja jalan desa sampai bertemu dengan bengkel motor yang berseberangan dengan masjid di pinggir jalan desa. Di dekat sana sudah ada papan petunjuk arah ke Pantai Grojokan Banyutibo. Papan ini sering terlewat dari pandangan jika berkendara dari arah Pantai Nampu.
Kendaraan roda empat bisa diparkir di dekat masjid dan juga bisa dibawa menuju pantai. Nah, pilihan yang terakhir ini lumayan menantang karena jalan menuju Pantai Grojokan Banyutibo ini berupa jalan ladang yang sempit, berwujud cor-coran semen, dan hanya muat untuk lewat satu kendaraan roda empat saja. Mirip lah dengan jalan ke Pantai Pok Tunggal.
Sampai deh di Pantai Grojokan Banyutibo! Yay!
Pesona Pantai Grojokan Banyutibo Pacitan
Luas Pantai Grojokan Banyutibo tergolong kecil. Tapi ya jangan berkecil hati dulu! #senyum.lebar
Untuk yang senang motret, Pantai Grojokan Banyutibo menawarkan banyak lokasi pemotretan yang menarik. Motret air terjun bisa. Motret sungai bisa. Motret bukit bisa. Motret laut bisa. Motret tebing bisa. Bisa banyak motret deh pokoknya. #senyum.lebar
Sungai dari air terjun ini berasal dari sebuah sendang yang disebut Sendang Timo (kalau tak salah ingat) oleh warga setempat. Airnya melimpah sepanjang musim dan menjadi sumber air bersih bagi warga. Sayangnya, belum dioptimalkan untuk dialirkan ke rumah-rumah warga.
Potensi wisata pantai ini sepertinya juga belum dioptimalkan oleh warga setempat. Tidak ada pos pungutan retribusi. Fasilitas yang ada hanya sebatas saung dan tempat berganti pakaian. Sampah-sampah pun terlihat bertebaran di sana-sini.
Jadi, untuk pembaca yang berkunjung ke Pantai Grojokan Banyutibo harap menjaga kelestarian tempat ini yah!
Bagaimana? Pembaca tertarik berkunjung ke pantai dengan air terjun yang lokasinya di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur ini? Masih jarang terjamah pengunjung lho!
KATA KUNCI
- air terjun
- air terjun jawa timur
- air terjun pantai
- alam
- donoharjo
- giribelah
- grojokan banyutibo
- laut
- mata air
- mata air jawa timur
- mata air pacitan
- pantai
- pantai banyutibo
- pantai grojokan banyutibo
- pantai jawa timur
- pantai nampu
- pantai pacitan
- pantai pasir putih
- paranggupito
- pasir
- perempatan giribelah
- pracimantoro
- sendang
- sendang jawa timur
- sendang pacitan
- sendang timo
- widoro
(klayar k kiri)...kalo buyutan lurus 400meter nanti ada simpangan, belok kiri.
kalo ke p. banyunibo lewat prempatan giri belah,,,naik k kanan (dari jogja) dari pantai
banyunibo itu lurus...arah pacitan.
Kapan mampir ibukota, mas? Suwi gak berguru sama sampeyan...
nich ihik ihik ihik