Katanya, hanya orang yang tidak berpendidikan saja yang membuang sampah sembarangan. Orang yang berpendidikan seharusnya membuang sampah pada tempatnya, yang disebut dengan tempat sampah.
Demikianlah pesan yang dimaksud oleh papan peringatan yang tampak pada foto di atas. Foto tersebut aku jepret di daerah indekos mahasiswa di wilayah Depok, Sleman. Peringatannya pas menyasar kaum terpelajar. Tentu saja sebagian besar warga di sana adalah pelajar.
Walau singkat dan minimalis, sebenarnya sih kalimatnya rancu. Tidak jelas apa yang dilarang dibuang. Apakah itu sampah, bayi, kucing, ataukah uang? Hmmm.
Terlepas dari itu, terkadang aku ragu apakah masyarakat kita ini sudah berpendidikan atau belum. Sebab aku seringkali menemui larangan membuang sampah itu di banyak tempat. Jangan-jangan, masyarakat kita sebenarnya keliru memandang tempat yang layak untuk membuang sampah.
Oleh sebab itu bentuk peringatan harus dibuat setegas mungkin. Kalau perlu dibumbui ancaman. Seperti yang tampak di spanduk peringatan yang aku jepret di Ngaglik, Sleman berikut ini.
Si pembuat peringatan ini pastilah ingin mengurungkan niat mereka-mereka yang hendak membuang sampah di tempat tersebut. Bayangkan, selain dikenai denda uang juga diberi “bonus” sampai klenger. Ckckck... nggak heran deh kalau sedikit-sedikit mencuat persoalan berlatar kekerasan di negeri ini.
Namun anehnya, mereka yang membuang sampah di tempat tersebut sepertinya berpendidikan nan cerdas. Bagi mereka kalimat peringatan tersebut sangat jelas untuk dipahami. Alhasil, yang mereka lakukan adalah seperti foto di bawah.
Ini yang membuatku semakin bingung. Sepertinya, masyarakat kita ini sering keliru dalam mengartikan sesuatu. Sepele sih, tapi mungkin yang seperti inilah yang menjadi akar permasalahan sosial masyarakat kita.
Eh? Pembaca tidak keliru kan memaknai dagelan ini?
kita mencari air terjun Pulosari, Krebet. Hehehe...
di depan spanduk.. Jadi kemungkinan sebagian besar warganya mengartikan kalo buang
sampah gak boleh di area belakang spanduk, bolehnya di depan spanduk..