Etika Berwisata Alam
- Jangan buang sampah sembarangan!
- Jangan merusak alam!
- Patuhi peraturan dan tata krama yang berlaku!
- Jaga sikap dan sopan-santun!
- Jangan hanya foto-foto selfie thok!
- Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!
Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.
Dari ceritanya mas Jo SOBOnDESO, katanya di Kecamatan Dlingo, Bantul ada air terjun yang lagi anget-angetnya diperbincangkan. Nama air terjun itu adalah Grojogan Lepo. Dikenal juga sebagai Air Terjun Ledok Pokoh. Tapi, nama resmi yang disematkan oleh Pokdarwis Desa Pokoh adalah Air Terjun Lepo.
Secara administratif air terjun ini berada di Desa Pokoh 1, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta. Naaah... berhubung jarak dari rumah ke Dlingo itu menurutku “dekat” dan kawan-kawan yang lain sedang banyak kesibukan, jadilah pada hari Minggu (2/6/2013) itu aku nekat bersepeda sendirian ke Grojogan Lepo. #hehehe
Pekok toh? Entah kesurupan dhemit apa aku ini sampai niat banget bersepeda ke sana seorang diri hanya demi air terjun. Wekekekeke. #senyum.lebar
Berangkatnya Masih Nanjak
Dari rumah, aku berangkat pukul 06.00 pagi. Lewatnya Jl. Imogiri Barat yang relatif lebih sepi dibanding Jl. Imogiri Timur. Arahnya ya ke Pajimatan Imogiri. Sekitar pukul 07.00 pagi, aku sampai di percabangan jalan dekat pajimatan yang mengarah ke Desa Mangunan, Dlingo. Jaraknya dari Jogja sekitar 16 km.
Medan jalan dari cabang jalan ini ke Mangunan masih sama persis dengan saat aku bersepeda ke Mangunan dahulu kala bareng kawan-kawan SPSS. Maksudnya, sama-sama masih tanjakan jahanam gitu, hehehe #hehehe. Sebab, Kecamatan Dlingo adanya kan di puncak bukit. Singkat tanjakan, aku sampai di pertigaan jalan ke Kebun Buah Mangunan itu pukul 8 kurang sedikit.
Nah, ini bedanya. Dari pertigaan jalan itu aku masih melanjutkan perjalan mengikuti jalan aspal. Ingat ya, bukan ke arah hutan pinus! Tapi ke arah Pasar Dlingo. Tanya aja warga sekitar, pasti pada tahu kok.
Sepanjang jalan medannya asik banget karena turunan! YES! Tapi, berhubung aku cepat tersadar dari kenikmatan sesaat, bertanyalah aku ke seorang bapak di pinggir jalan. Kata beliau, di depan bakal ada satu tanjakan menanti sehabis nyebrang jembatan. Ternyata, tanjakannya semiring Cinomati! Duh! Alhamdulillah nggak terlalu panjang, hahaha. #senyum.lebar
Pucuk dicinta ulam pun tiba. Selepas menerjang tanjakan, tibalah aku di Pasar Dlingo! Saatnya mengisi perbekalan yang habis di tanjakan! Tapi, aku muter-muter nyari warung soto nggak ketemu. Jadinya, aku cuma beli roti dan air minum deh.
Di dekat Kantor Kecamatan Dlingo aku tanya lagi ke warga setempat. Katanya Desa Pokoh 1 sudah dekat. Tinggal ikuti jalan di samping kantor kecamatan. Sip deh! Medan jalannya asik karena turunan. Tapi ya nanti baliknya pasti jadi tanjakan. Doh!
Pokoknya dari Kantor Kecamatan Dlingo, arahkan kendaraan ke SMN 1 Dlingo. Lurus terus, nanti bakal ketemu lapangan besar dengan perempatan. Belok kiri di perempatan itu. Setelah itu, medan jalan bakal berganti menjadi turunan dan masuk ke area perkampungan. Setelah melewati pemakaman, berbeloklah menyebrangi jembatan kecil. Ikuti jalan saja nanti bakal berjumpa dengan banyak papan petunjuk arah ke Air Terjun Lepo. Masak nyasar sih?
Air Terjunnya ada Banyak
Pas aku ke sana, para pemuda dan bapak sedang sibuk kerja bakti. Katanya sedang membuat lapangan parkir untuk kendaraan pengunjung. Proyek pembangunan fasilitas pariwisata ini baru berjalan awal tahun ini. Dananya masih swadaya warga desa. Semoga pemda Bantul segera melirik potensi wisata ini dan mengucurkan bantuan ya. Aamiin.
Berhubung nggak ada aturan baku sepeda harus diparkir di mana, jadilah aku ngusung sepeda mendekat ke air terjun, hahaha. Niatnya sih mau berpose bareng sepeda di air terjun, tapi karena jalannya tanah licin habis hujan ya... nggak jadi berpose deh.
Di lokasi ini ada dua air terjun. Air terjun pertama yang lokasinya paling atas membentuk semacam kolam yang nggak begitu dalam. Cocok buat main air anak-anak, terus orangtuanya gelar tikar sambil makan bekal, hmmm...sip tenan!
Debit air terjun pertama ini nggak begitu deras. Menurutku susah juga untuk obyek foto. Kenapa ya? Mungkin karena bunyi gemericik air terjun ini bikin ngantuk. Beneran lho.
Sebelum bablas ketiduran, aku mencoba turun ke air terjun yang kedua. Jalan menuju air terjun yang kedua ini harus menuruni dinding batu gitu. Lumayan curam juga. Untung sudah latihan bolak-balik manjat/turun air terjun. Hehehe. #hehehe
Menurutku kok bentuk batuan di sekeliling air terjun yang kedua ini seperti dibentuk gitu yah? Bisa mulus mirip kotak gitu. Lokasinya menurutku cocok untuk motret model. Di dekat air terjun yang kedua ada lubuk yang sepertinya dalam.
Rute Pulang yang Enak
Pukul 10.00 siang aku buru-buru meninggalkan lokasi. Sebab, cuacanya sudah mulai mendung. Takut kalau hujan.
Nah, berhubung sepertinya kalau balik lagi ke Mangunan itu bakal ketemu tanjakannya yang menyiksa dengkul, jadi aku memilih untuk mengikuti jalan raya saja. Kata warga sekitar sih bisa tembus sampai ke Pathuk. Beneran?
Ternyata, tembusnya itu di pertigaan ke Banyu Urip! Wah ini sih rute kenangan. Tahun 2010 silam aku pernah bersepeda nanjak dari Banyu Urip ke perempatan beringin Kecamatan Terong dengan tidak pakai celana dalam, hahaha. Habisnya basah sih setelah padusan di curug Sri Gethuk.
Pukul 11.00 lebih dikit sampailah aku di perempatan beringin Kecamatan Terong. Kalau sudah begini rute pulang ke Jogja sudah jelas. Lewat turunan Cinomati! Akhir cerita adalah aku sampai di rumah lagi pukul 13.00 lebih sedikit karena jalanan Kota Jogja macet. Alhamdulillah, tidak kehujanan! Tuhan bersama orang-orang yang mencari curug! Hehehe.
Kesimpulannya adalah... ternyata aku masih kuat bersepeda jauh nanjak sendirian. Eh? Sekian deh ceritanya. Ditunggu lho kunjungan Pembaca ke Air Terjun Lepo Dlingo! #senyum.lebar
lantaran adanya keperluan mendadak.
padahal posisi udh di daerah dlingo tempat
saudara.
Duh curug lepoðŸ˜
🤣hhh curhat...
Jgn lupa expor jg di klaten om
Gowes ke jatinom
Disana jg ada air terjun, yg setahun lalu
sempat viral dan kini di lupakan.
Lebih tepatnya di desa krajan kecamatan
jatinom kabupaten klaten
Namanya klw ga salah air terjun gemuling
Salam santun dari klaten
Kpn² mampirðŸ˜
Baru baca sekarang :v
Kering nggak ya air terjunnya?
ttp aja ga ada yang jelasin klo naik angkutan umum kesana gmn caranya. Please help
ya,, klo pun g ada angkutan umum, minimal yang ada angkutannya sampe mana gitu,
turun dmn. Hehehe.
makasih ya
kalo yang kedung di wonosari yg baru itu udah belum kak?
aku suka ceritamu, aku suka foto2 mu, dan aku suka goes sepertimu
salam goes...
http://rentmotorjogjakarta.wordpress.com/2014/02/12/curug-lepo-yogyakarta/
desa giriloyo juga ad lho...kmrin ke san aernya dikit hahah musim kemarau... g enaknya klo
msim kemarau aernya pada dikit hehehh
alam nya hahaha
btw kalo udah terbiasa nyepeda siang jauh2, jadi ga gampang pegel2 ya?
kalo sepulang SPSS gitu pada biasa aja apa pegel2 sih?
dlingo kan?
mas.. :(
tripot? Jan ngalap berkah tenaaaan... qkqkqk