HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Candi Gebang

Sabtu, 6 September 2008, 21:56 WIB

Etika Berwisata Peninggalan Bersejarah

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak peninggalan bersejarah! Kalau bisa batasi kontak fisik ke benda tersebut!
  3. Baca informasi sejarahnya. Kalau perlu difoto dan dibaca lagi di rumah.
  4. Patuhi peraturan yang berlaku!
  5. Jaga sikap dan sopan-santun!
  6. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  7. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

foto muka Candi Gebang

Saat tahu ada candi yang letaknya di sekitar wilayah ringroad utara Yogyakarta, aku dan Andreas jadi tertarik untuk singgah ke sana. Alhasil, pada hari Jum’at sore (5/9/2008) kami berdua pun meluncur ke lokasi.

 

Menurut penuturan beberapa sumber, letak candi tersebut terletak di Desa Condong Catur yang notabene masih tergolong kawasan kos-kosan mahasiswa. Oh iya, candi yang aku maksud ini bernama Candi Gebang.

 

Rute Perjalanan "Tricky" ke Candi Gebang

Rute menuju Candi Gebang dari Kota Jogja nggak begitu sulit tapi cenderung tricky kalau mata nggak jeli, hehehe #hehehe.

 

Titik awal keberangkatan paling mudah itu dari perempatan ringroad Jl. Gejayan (sekarang namanya Jl. Affandi). Dari sini, susuri ringroad utara ke arah timur. Disarankan lewat jalur lambat (jalurnya sepeda motor). Nanti bakal lewat di depan Kantor Polda DI Yogyakarta. Ini masih lurus terus. Kemudian bakal lewat di depan Rumah Sakit JIH. Ini juga masih lurus terus.

 

Nah, setelah itu bakal melewati depan Pasar Condong Catur. Mulai pelankan laju kendaraan karena di dekat Pasar Condong Catur ini ada pertigaan dengan cabang jalan ke arah utara. Bila diperhatikan, di pertigaan ini ada banyak papan iklan dan reklame. Salah satunya adalah papan petunjuk arah ke Candi Gebang seperti yang bisa Pembaca lihat pada foto di bawah ini.

 

 
Harus jeli memperhatikan papan petunjuk jalan.

 

Gimana tricky kan? #senyum.lebar

 

Susuri Jl. Nusa Indah tersebut hingga nanti berlanjut ke Jl. Candi Gebang. Di Jl. Candi Gebang ini nanti bakal bertemu dengan pertigaan "semu" yang memiliki cabang jalan bernama Jl. Kebugaran. Ikuti jalan kecil ini dan juga petunjuk-petunjuk dari papan-papan arah lain hingga nanti sampai ke Candi Gebang.

 


Papan petunjuk arah ke Candi Gebang yang mungil.

 

Ini yang menjadi tantangan jika berkunjung ke Candi Gebang. Iya sih lokasinya terbilang dekat dari Kota Jogja. Akan tetapi, berhubung letak Candi Gebang lumayan jauh dari ringroad, ditambah penempatan papan petunjuk arah yang "tersamarkan", alhasil perjalanan ke Candi Gebang terasa penuh tantangan dan rawan nyasar. #senyum.lebar

 

Secara administratif, Candi Gebang terletak di Dusun Gebang, Desa Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Oh, ternyata sudah masuk wilayah Wedomartani, Ngemplak, bukan lagi Condong Catur, Depok. Meski begitu, di sekitar sini ya masih banyak kos-kosan mahasiswa. Kan lokasinya terbilang dekat dengan Universitas Pembangunan Negeri "Veteran" Yogyakarta.

 


Candi Gebang difoto dari sisi barat (belakang).

 

Selain mengisi buku tamu, pengunjung ditarik biaya retribusi sukarela. Kami sih memberi Rp3.000 untuk masuk ke kompleks Candi Gebang. Yah, hitung-hitung untuk ongkos bersih-bersih lah. #hehehe

 

Sejarah Candi Gebang dan Arca yang Hilang

Candi Gebang ditemukan pada bulan November 1936 oleh seorang petani yang sedang menggali tanah untuk mencari batu. Secara tidak sengaja, cangkulnya terantuk batu yang ternyata adalah arca Ganesha. Dinas Purbakala lantas menindaklanjuti penemuan ini dengan proses ekskavasi yang berujung pada penemuan pondasi kaki candi.

 


Arca Ganesha yang posisinya bertolak-belakang dengan pintu masuk candi.

 

Candi Gebang diduga runtuh dan kemudian terkubur dalam tanah akibat dari efek letusan gunung Merapi beratus-ratus tahun yang lalu. Diduga pula Candi Gebang didirikan pada kurun tahun 730 hingga 800 masehi. Candi Gebang selesai dipugar pada tahun 1940.

 

Candi Gebang merupakan candi berlatar belakang agama Hindu. Mudahnya, karena di dinding luar bangunan candi induk terdapat Arca Ganesha. Sayangnya, hanya Arca Ganesha itu saja yang ada. Arca Agastya dan Arca Durga yang biasa mendampinginya tidak ada.

 


Yoni di bangunan induk sebagai penanda candi berlatar belakang agama Hindu.

 

Di dalam bangunan candi induk terdapat yoni. Akan tetapi, lingga yang biasa mendampingi yoni juga tidak ada. Ah, Candi Gebang sepertinya memiliki catatan buruk akan arca-arca yang hilang. Pada tahun 1989 kepala Arca Nandiswara dicuri dan sampai saat ini belum ditemukan. #sedih

 


Arca Nandiswara malang yang kepalanya dicuri itu.

 

Dua Keunikan khas Candi Gebang

Meskipun ada banyak arca yang hilang, Candi Gebang masih menyimpan keunikan-keunikan lain yang membuat penasaran. Pertama, keberadaan yoni di dalam bangunan induk menandakan bahwa fungsi Canding Gebang adalah sebagai tempat ibadah. Orang bisa masuk untuk beribadah di dalam bilik berisi yoni tersebut. Anehnya, Candi Gebang tidak memiliki arsitektur tangga atau celah khusus untuk menaruh tangga.

 

Besar kemungkinan, orang-orang di zaman dulu memang memasuki bilik Candi Gebang melalui tangga kayu. Akan tetapi, mengapa arsitektur candinya dibuat tanpa tangga?

 


Arca kudu yang umum dijumpai di candi-candi Dieng hadir di Candi Gebang.

 

Keunikan kedua adalah bagian atap Candi Gebang yang berhiaskan arca kepala manusia. Sebutan lain untuk arca kepala manusia ini adalah arca kudu. Uniknya, Candi Gebang adalah satu-satunya candi Hindu di wilayah Yogyakarta yang memiliki bagian atap berhiaskan arca kudu. Candi Hindu lain yang memiliki hiasan arca kudu adalah candi-candi Hindu yang ada di Dataran Tinggi Dieng.

 

Jadi, apa hubungan Candi Gebang dengan candi di Dieng?

Apakah dahulu arsitek Candi Gebang memiliki hubungan dengan arsitek candi di Dieng?

 

Catatan Memfoto Candi Gebang

Candi Gebang adalah candi yang menarik untuk dikunjungi. Selain karena keunikan-keunikan yang memicu berbagai pertanyaan, kompleks Candi Gebang ibarat oase di tengah kota yang sibuk.

 

Taman yang tertata apik, pepohonan yang rindang, serta bangku-bangku adalah elemen-elemen yang diperlukan warga Kota Yogyakarta untuk sejenak melepas penat. Sayang, keanggunan bangunan bersejarah ini sedikit terganggu oleh pemandangan bangunan Stadion Maguwoharjo yang jauh lebih megah. #hehehe

 

Eh, aku mau curhat sebentar nih Pembaca. Sepertinya kami datang di waktu yang kurang tepat. Karena kami datang di sore hari, ya sudah pasti posisi matahari ada di sisi barat kan? Nah, kalau aku memotret bangunan candi dari sisi depan (menampilkan pintu candi) jelas bakal backlight karena aku memotret menghadap matahari. Karena pintu masuk Candi Gebang menghadap ke arah timur. Akan tetapi, kalau dicermati memotret dari sisi depan candi pun terkendala oleh terbatasnya ruang pemotretan.

 

Duh mau motret Candi Gebang kok serba salah seperti ini ya?...

 

 

Ya sudahlah. Pembaca ditunggu kunjungannya ke Candi Gebang!

 

Oh iya, kalau mau berkunjung ke Candi Gebang enaknya pakai kendaraan pribadi karena tidak ada angkutan umum yang lewat sini. #senyum.lebar

NIMBRUNG DI SINI