Etika Berwisata Alam
- Jangan buang sampah sembarangan!
- Jangan merusak alam!
- Patuhi peraturan dan tata krama yang berlaku!
- Jaga sikap dan sopan-santun!
- Jangan hanya foto-foto selfie thok!
- Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!
Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.
Kisah ini bermula dari sejumlah komentar di artikel Curug Terindah di Gedangsari yang dikirim oleh mas rdsaputro berikut ini:
RDSAPUTRO
#Senin, 1 April 2013, 07:29 WIB
ini yang mana ya? masuk gapura po yang arah smp 2 gedangsari? masalahnya kemaren baru baru ini saya menyusuri curug ngalarangan di daerah gedangsari, ini yang curug bayat yang terkenal?
RDSAPUTRO
#Senin, 1 April 2013, 22:19 WIB
owh curug yang dibilang warga kemarin toh ini :| , okee okee masih sama daerah gedangsari mas, tapi yang arah SMP 2 Gedangsari, gapura perbatasan ambil kanan, Sabtu kemarin saya barusan kesana ini gambarnya mas
http://tinyurl.com/bltkm4c #senyum)
Bisa dipastikan, setelah aku menelusuri tautan di atas, hati ini menjerit keras!
Haaaaah!? Jadi dulu itu kami melewatkan satu curug!?
Mohon maaf kalau di artikel ini memuat banyak foto jadi bikin lama saat loading, hehehe. #hehehe
SILAKAN DIBACA
Balik ke Gedangsari Lagi (Lewatnya Klaten)
Berhubung ini rasanya mirip seperti sisa makanan yang nyelip di gigi, maka aku dan Pakdhe Timin kembali bersepeda ke Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta. Bedanya, kali ini Paris absen dan perginya pada hari Minggu (19/5/2013). Maklum, belakangan ini aku susah untuk lari dari kerjaan di hari Rabu. #hehehe
Rutenya masih sama seperti yang dulu. Masih tetap mengusung tema, “Dari Jogja ke Gunungkidul lewatnya Klaten”. Buat yang bingung, nih aku kasih gambaran rute yang mudah.
-
Dari kota Jogja, ikuti Jl. Raya Jogja – Solo sampai Prambanan. Gampang banget kan?
-
Dari Prambanan, masih mengikuti Jl. Raya Jogja – Solo ke arah Solo. Kira-kira 6 km dari gapura perbatasan DI Yogyakarta dan Jawa Tengah di Prambanan, setelah lewat pabrik zeolit, nanti bakal ada jalan kecil menuju Sendang Sriningsih di sisi seberang Jl. Raya Jogja – Solo.
-
Nah, sebrangi Jl. Raya Jogja – Solo dan ikuti jalan kecil itu. Hati-hati ya, Jl. Raya Jogja – Solo itu kan ramai dengan bus-bus yang senang ngebut.
-
Kalau mengikuti jalan kecil itu nanti bakal sampai di Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Nanti, bakal berjumpa dengan tugu pahlawan seperti foto di bawah ini. Dari sana, ikuti petunjuk arah menuju kecamatan Wedi.
-
Setibanya di Kecamatan Wedi, ikutin aja jalan aspal menuju bukit Gunungkidul di arah selatan yang tampak jelas terlihat mata (kalau siang hari). Ujungnya ya sampai Kecamatan Gedangsari. Udah pindah provinsi deh, hehehe. #hehehe
Oh iya, sebelum kelupaan. Jarak dari Kota Jogja ke Gedangsari itu sekitar 40-an km. Dengan bersepeda santai, kalau start dari Candi Prambanan jam 8 pagi bakal sampai di Gedangsari sekitar jam 10-an.
Sepanjang jalan nggak ada tanjakan terjal kok. Sebagian besar adalah jalan landai yang kanan-kirinya sawah seperti foto-foto yang ada di artikel ini. Sejuuuuk!
Di Gedangsari Nyari SMP
Tujuan berikutnya adalah menuju SMP Negeri 2 Gedangsari atau SMK Negeri 2 Gedangsari. Letak 2 sekolah itu berdekatan gitu. Rutenya gampang banget. Tinggal ikuti jalan aspal ke arah timur, arah Tegalrejo atau Bayat.
Jangan takut kesasar. Warga sekitar tahu persis kok letaknya. Lagipula banyak papan petunjuk arahnya. Seperti foto-foto di bawah ini nih. Paham toh? Masak nyasar?
Nah, di dekat SMP Negeri 2 Gedangsari itu ada sungai. Kalau dilogika ya... pastilah air terjunnya adalah bagian dari aliran sungai itu. Ya kan?
Warga sekitar menyarankan kami untuk memarkir sepeda di sebuah rumah yang baru dibangun. Ke air terjunnya nanti jalan kaki. Sebelumnya, harus meniti pematang sawah dulu. Hmmm, petualangan khas pedesaan banget!
Aliran sungai nanti terpecah menjadi dua, membentuk cabang huruf T gitu. Sebenernya, sudah kelihatan sih yang mana air terjunnya. Yuk mendekat!
Mari Mendaki Air Terjun Sampai Puncaknya!
Air terjun ini ternyata berundak-undak alias ada banyak tingkatan. Yaaah, namakan saja ini Curug Tingkat Nglarangan, hahaha.
Di tiap tingkatan aliran air sungai tertampung membentuk kolam dangkal. Dalam bayanganku, tempat ini cocok untuk tirakat. Siapa tahu malam-malam di sini jadi tempat ngumpulnya dhemit mandi bidadari.
Eh iya, nama-nama tiap tingkatan curug itu aku yang ngawur ngasih namanya. Nggak tahu warga setempat nyebutnya apa. Aku membayangkan aja curug tingkat itu adalah sebuah pemandian kerajaan yang tidak kasat mata. Merindiiing...
Setelah berusah-payah mendaki, akhirnya kami sampai juga di tingkat teratas curug. Yes!
Pikir kami, di atas ini pastilah tempat bidadari mandi seperti foto yang ada di blog-nya Mas rdsaputro itu. Tapi tahunya...
Weh!!! Nyasar dong ceritanya!? Apalagi, ternyata tebing air terjun ini berbatasan dengan jalan! Woooh!!! Tau gitu ngapain tadi kami susah-payah mendaki air terjun sampai masuk hutan kalau ada jalan yah?
Penasaran, kami lanjutkan perjalanan menyusuri sungai kecil ini dan ketemu beberapa air terjun kecil. Kalau diteruskan mungkin bakal ketemu lebih banyak air terjun kecil lagi. Tapi, berhubung aroma kecurigaan sudah semakin kuat, maka kami memutuskan untuk mundur!
Eh? Jadi misi kali ini gagal (lagi)?
Tunda Dulu ya! #hehehe
Hmmm, gimana yaaa? Mungkin lebih tepatnya tertunda. Maksudnya, ditunda dulu cerita kami sampai bisa ketemu air terjun tempat bidadari mandi seperti foto di bawah ini.
Sampai ketemu di artikel lanjutan! Hanya di Gunungkidul! Hahaha #senyum.lebar
Masnya salah jalan itu. Harusnya ikuti aliran sungai yang satunya...
yang arah smp, tpi lurus aja terus
sengaja gak ke sini, lha wong kata temen ujungnya cuma \"gejlik\" hhaha :D
Banyo grojoganne lembut koyok salju... :)
TOP