HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Malah Ketemunya Curug Tingkat Nglarangan

Sabtu, 8 Juni 2013, 23:27 WIB

Etika Berwisata Alam

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak alam!
  3. Patuhi peraturan dan tata krama yang berlaku!
  4. Jaga sikap dan sopan-santun!
  5. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  6. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Kisah ini bermula dari sejumlah komentar di artikel Curug Terindah di Gedangsari yang dikirim oleh mas rdsaputro berikut ini:

 

RDSAPUTRO
#Senin, 1 April 2013, 07:29 WIB
ini yang mana ya? masuk gapura po yang arah smp 2 gedangsari? masalahnya kemaren baru baru ini saya menyusuri curug ngalarangan di daerah gedangsari, ini yang curug bayat yang terkenal?

RDSAPUTRO
#Senin, 1 April 2013, 22:19 WIB
owh curug yang dibilang warga kemarin toh ini :| , okee okee masih sama daerah gedangsari mas, tapi yang arah SMP 2 Gedangsari, gapura perbatasan ambil kanan, Sabtu kemarin saya barusan kesana ini gambarnya mas
http://tinyurl.com/bltkm4c #senyum)

 

Bisa dipastikan, setelah aku menelusuri tautan di atas, hati ini menjerit keras!

 

Haaaaah!? Jadi dulu itu kami melewatkan satu curug!?

 

Bakal Banyak Foto...

Mohon maaf kalau di artikel ini memuat banyak foto jadi bikin lama saat loading, hehehe. #hehehe

 

 

Balik ke Gedangsari Lagi (Lewatnya Klaten)

Berhubung ini rasanya mirip seperti sisa makanan yang nyelip di gigi, maka aku dan Pakdhe Timin kembali bersepeda ke Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta. Bedanya, kali ini Paris absen dan perginya pada hari Minggu (19/5/2013). Maklum, belakangan ini aku susah untuk lari dari kerjaan di hari Rabu. #hehehe

 


Karena ke Gunungkidul dengan sepeda jengki masih belum begitu mainstream...

 

Rutenya masih sama seperti yang dulu. Masih tetap mengusung tema, “Dari Jogja ke Gunungkidul lewatnya Klaten”. Buat yang bingung, nih aku kasih gambaran rute yang mudah.

 

  1. Dari kota Jogja, ikuti Jl. Raya Jogja – Solo sampai Prambanan. Gampang banget kan?

     

  2. Dari Prambanan, masih mengikuti Jl. Raya Jogja – Solo ke arah Solo. Kira-kira 6 km dari gapura perbatasan DI Yogyakarta dan Jawa Tengah di Prambanan, setelah lewat pabrik zeolit, nanti bakal ada jalan kecil menuju Sendang Sriningsih di sisi seberang Jl. Raya Jogja – Solo.

     

  3. Nah, sebrangi Jl. Raya Jogja – Solo dan ikuti jalan kecil itu. Hati-hati ya, Jl. Raya Jogja – Solo itu kan ramai dengan bus-bus yang senang ngebut.

     

  4. Kalau mengikuti jalan kecil itu nanti bakal sampai di Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Nanti, bakal berjumpa dengan tugu pahlawan seperti foto di bawah ini. Dari sana, ikuti petunjuk arah menuju kecamatan Wedi.

     


    Kami bertualang di musim kampanye Pilkada Jawa Tengah, makanya...

     

  5. Setibanya di Kecamatan Wedi, ikutin aja jalan aspal menuju bukit Gunungkidul di arah selatan yang tampak jelas terlihat mata (kalau siang hari). Ujungnya ya sampai Kecamatan Gedangsari. Udah pindah provinsi deh, hehehe. #hehehe

     


    Pembaca lihat gunung yang menjulang itu? Itulah Gunungkidul!

     


    Yes! Sudah pindah kabupaten! Masuk Provinsi Yogyakarta lagi lewatnya Klaten!

     

Oh iya, sebelum kelupaan. Jarak dari Kota Jogja ke Gedangsari itu sekitar 40-an km. Dengan bersepeda santai, kalau start dari Candi Prambanan jam 8 pagi bakal sampai di Gedangsari sekitar jam 10-an.

 

Sepanjang jalan nggak ada tanjakan terjal kok. Sebagian besar adalah jalan landai yang kanan-kirinya sawah seperti foto-foto yang ada di artikel ini. Sejuuuuk!

 


Pokoknya suasananya adem. Di kota besar mana ada yang seperti ini? Betul nggak?

 

Di Gedangsari Nyari SMP

Tujuan berikutnya adalah menuju SMP Negeri 2 Gedangsari atau SMK Negeri 2 Gedangsari. Letak 2 sekolah itu berdekatan gitu. Rutenya gampang banget. Tinggal ikuti jalan aspal ke arah timur, arah Tegalrejo atau Bayat.

 

Jangan takut kesasar. Warga sekitar tahu persis kok letaknya. Lagipula banyak papan petunjuk arahnya. Seperti foto-foto di bawah ini nih. Paham toh? Masak nyasar?

 


Letak SMP N 2 dan SMK N 2 itu berdekatan.

 


Masuk gapura ini ya. Eh, rumah di kiri itu warung. Selang beberapa meter dari gapura juga ada warung.

 


SMP Negeri 2 Gedangsari yang sepi. Iya lah! Kan Minggu! #hehehe

 

Nah, di dekat SMP Negeri 2 Gedangsari itu ada sungai. Kalau dilogika ya... pastilah air terjunnya adalah bagian dari aliran sungai itu. Ya kan?

 


Pokoknya, kaki nggak bisa kalau nggak basah!

 

Warga sekitar menyarankan kami untuk memarkir sepeda di sebuah rumah yang baru dibangun. Ke air terjunnya nanti jalan kaki. Sebelumnya, harus meniti pematang sawah dulu. Hmmm, petualangan khas pedesaan banget!

 


Besok kalau rumahnya sudah jadi nggak bisa foto seperti ini lagi, hehehe!

 


Pembaca, kapan terakhir kali main ke sawah?

 

Aliran sungai nanti terpecah menjadi dua, membentuk cabang huruf T gitu. Sebenernya, sudah kelihatan sih yang mana air terjunnya. Yuk mendekat!

 


Ikuti pipa pralon air dan sampailah di air terjun! Yeeeee!

 

Mari Mendaki Air Terjun Sampai Puncaknya!

Air terjun ini ternyata berundak-undak alias ada banyak tingkatan. Yaaah, namakan saja ini Curug Tingkat Nglarangan, hahaha.

 


Curug tingkat ke-1: "Tembok"

 


Beneran mendaki curug lho ini!

 

Di tiap tingkatan aliran air sungai tertampung membentuk kolam dangkal. Dalam bayanganku, tempat ini cocok untuk tirakat. Siapa tahu malam-malam di sini jadi tempat ngumpulnya dhemit mandi bidadari.

 


Curug tingkat ke-2: "Gerbang"

 


Curug tingkat ke-3 sisi kiri: "Keputren"

 


Curug tingkat ke-3 sisi kanan: "Keputran"

 


Curug tingkat ke-4: "Satria Kembar"

 


Curug tingkat ke-5: "Pasiraman". Cocok untuk main air.

 


Curug tingkat ke-6: "Menara Jaga"

 

Nama Tingkatan Curug...

Eh iya, nama-nama tiap tingkatan curug itu aku yang ngawur ngasih namanya. Nggak tahu warga setempat nyebutnya apa. Aku membayangkan aja curug tingkat itu adalah sebuah pemandian kerajaan yang tidak kasat mata. Merindiiing...

 

Setelah berusah-payah mendaki, akhirnya kami sampai juga di tingkat teratas curug. Yes!

 

Pikir kami, di atas ini pastilah tempat bidadari mandi seperti foto yang ada di blog-nya Mas rdsaputro itu. Tapi tahunya...

 


Cilukbaaa... pintu air! Anda tertipuuu.

 

Weh!!! Nyasar dong ceritanya!? Apalagi, ternyata tebing air terjun ini berbatasan dengan jalan! Woooh!!! Tau gitu ngapain tadi kami susah-payah mendaki air terjun sampai masuk hutan kalau ada jalan yah?

 

Penasaran, kami lanjutkan perjalanan menyusuri sungai kecil ini dan ketemu beberapa air terjun kecil. Kalau diteruskan mungkin bakal ketemu lebih banyak air terjun kecil lagi. Tapi, berhubung aroma kecurigaan sudah semakin kuat, maka kami memutuskan untuk mundur!

 


Curug lain, nggak aku kasih nama soalnya udah capek, hehehe.

 


Akhir dari pencarian curug! Kayaknya salah jalan deh ini.

 

Eh? Jadi misi kali ini gagal (lagi)?

 

Tunda Dulu ya! #hehehe

Hmmm, gimana yaaa? Mungkin lebih tepatnya tertunda. Maksudnya, ditunda dulu cerita kami sampai bisa ketemu air terjun tempat bidadari mandi seperti foto di bawah ini.

 


Tunggu kisah kami ketemu bidadari!

 

Sampai ketemu di artikel lanjutan! Hanya di Gunungkidul! Hahaha #senyum.lebar

NIMBRUNG DI SINI