HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Curug Nabag di Atas Tebing Menoreh

Selasa, 19 Maret 2013, 08:00 WIB

Etika Berwisata Alam

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak alam!
  3. Patuhi peraturan dan tata krama yang berlaku!
  4. Jaga sikap dan sopan-santun!
  5. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  6. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Setiap kali aku memandang Perbukitan Menoreh, aku sering berandai-andai ada air terjun yang tersembunyi di sana dan menanti untuk ditemukan. Nah, pada Minggu (10/3/2013) yang lalu, aku bersama Pakdhe Timin akhirnya menemukan air terjun yang tersembunyi itu.

 

Kini, apa yang aku andaikan itu tak lagi sebatas mimpi, melainkan kenyataan. Yes!

 


Perbukitan Menoreh... hayooo curuuug... kamu ngumpet di manaaa?

 

Air terjun yang kami temukan ini tersembunyi di puncak Perbukitan Menoreh di wilayah Purworejo, tepatnya di Dusun Benowo, Desa Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Hayooo, warga Purworejo sudah pada tahu belum ada air terjun ini?

 

Rute ke Curug Nabag, Purworejo

Warga sekitar menyebutnya Curug Nabag, sesuai nama sungai yang menjadi muara air terjun ini, Kali Nabag. Air terjun ini masih satu RT dengan Curug Benowo yang kami kunjungi di bulan puasa tahun lalu. Alhasil, sebagian besar rute yang kami tempuh menuju Curug Nabag serupa dengan rute yang pernah kami tempuh sebelumnya, yaitu:

 

  1. Dari kota Jogja, ambil jalan menuju Terminal Bus Jombor.
  2. Dari Terminal Bus Jombor, ikuti Jalan Raya Kebon Agung sejauh 20-an km hingga menyebrang jembatan Kali Progo dan sampai di Dekso, Kabupaten Kulon Progo.
  3. Dari Pertigaan Dekso, ambil jalan ke utara yaitu Jl. Raya Samigaluh yang menanjak hingga sampai di ujungnya yaitu Pasar Plono, sejauh 10-an km.
  4. Dari Pasar Plono ambil arah ke Barat menuju Purworejo, menuju Kecamatan Loano tepatnya Desa Banyuasin Kembaran. Suasana medan jalan dari sini sudah didominasi hutan.
  5. Dari Desa Banyuasin Kembaran barulah menuju Dusun Benowo. Medan jalannya menanjak dan rusak! Susah buat mobil lewat sini. Naik motor saja bikin sakit bokong! Mungkin kalau presiden kemari, barulah jalannya jadi halus mulus, hehehe.

 


Jalan penderitaan. Naik motor aja menyiksa, apalagi bersepeda!?

 

Sampai di Dusun Benowo, Kecamatan Bener

Sesampainya di Dusun Benowo, kami pun menyambangi kediaman Mbok Agus. Ini kedua kalinya kami singgah ke sana. Yang pertama kali ya tentu saja pas berkunjung ke Curug Benowo di tahun lalu.

 


Curug Klesem yang sudah banyak air saat musim hujan.

 

Sayangnya, Mbok Agus sudah lupa akan wajah-wajah jelek kami, hahaha. Dari Mbok Agus, kami memperoleh rute menuju Curug Nabag. Sebenarnya ya, awalnya tahu kabar Curug Nabag ya dari Mbok Agus ini.

 

Dari kediaman Mbok Agus, kami mengikuti jalan desa hingga sampai di Petilasan Pangeran Benowo. Nggak seberapa jauh dari petilasan itu kami berjumpa dengan jembatan bambu. Katanya, untuk ke Curug Nabag harus lewat jembatan itu. Berhubung Pakdhe Timin ragu-ragu dengan motornya, alhasil motor diparkir di rumah warga dekat jembatan. Terus kami jalan kaki deh, trekking gitu, yay!

 


Jembatan bambu menuju Curug Nabag.

 

Naaah, nggak seberapa jauh dari jembatan bambu itu, kami berjumpa dengan percabangan jalan, satu ke hutan dan yang satu lagi ke rumah warga. Ambil cabang jalan ke rumah warga. Serius! Sebab, cabang jalan yang satu lagi bakal bikin pembaca muter-muter di hutan cengkeh, hehehe. #hehehe

 


Mau nyasar atau mau nggak nyasar? #hehehe

 


Ingat-ingat ya! Ke Curug Nabag itu melewati 2 rumah warga selepas jembatan bambu!

 

Di samping rumah warga itu ada jalan setapak yang menuju hutan. Selanjutnya yaaa, ikutin aja jalan hutan itu. Nggak ada petunjuk arah yang jelas sih. Tapi ada sekali kami harus nyebrang sungai kecil. Kalau mengikuti jalan setapak itu nanti akan berujung ke tebing, di mana kita bisa melihat pemandangan indah dari puncak perbukitan Menoreh. Subhanallah!

 


Nyari perkara sih kalau kemari sore menjelang malam. Pastinya gelap dan bikin nyasar.

 


Nah, kalau ketemu dengan undak-undakan bambu ini... anda nyasar!

 


Di puncak Perbukitan Menoreh! Kurang kerjaan banget ya sampai sini >.<

 

Curug yang Tak Bisa Tergapai

Pemandangan yang tak kalah indah adalah curug yang mengalir turun dari puncak tebing. Wow!

 


Aliran sungai di puncak Curug Nabag.

 


Terhalang oleh rimbunnya semak dan pepohonan...aaargh!

 


Boleh dilihat, tak bisa mendekat...hiks...

 

Ya, inilah Curug Nabag. Sayangnya, kami nggak menemukan jalan untuk mendekat ke curug. Kanan-kirinya tebing je, salah melangkah bisa terperosok ke jurang dan is det. Beh!

 

Katanya sih, dahulu kala banyak yang singgah ke curug ini di akhir pekan. Mungkin dahulu kala, jalan mendekati curug ini masih ada, namun seiring berlalunya waktu sudah tertutup oleh rumput ilalang. Satu hal yang membuat kami penasaran adalah dasar dari curug ini. Bagaimana ya cara ke dasar curug ini?

 


Awas tebing! Awas kaki! Awas jurang! Eh, awas ular juga nggak ya?

 

Ya sudah lah. Setelah puas menikmati Curug Nabag dari kejauhan, kami pun beranjak meninggalkan lokasi. Pulang! Tenang, siapa tahu suatu saat nanti kami akan kembali kemari.

 

 

Di jalan menanjak meninggalkan Dusun Benowo, kami sempat berhenti sejenak. Dari ketinggian kami melihat pemandangan indah dusun di pelosok Purworejo yang menyimpan keindahan tersembunyi dan ...

 


...EH!?

 

Mungkin memang benar kami harus kembali kemari...

NIMBRUNG DI SINI