HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Curug Pulosari Krebet yang Belum Terkenal

Rabu, 13 Februari 2013, 07:58 WIB

Etika Berwisata Alam

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak alam!
  3. Patuhi peraturan dan tata krama yang berlaku!
  4. Jaga sikap dan sopan-santun!
  5. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  6. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Kalau saja Paris ngga nge-miskol hape-ku, pastilah aku masih bablas meringkuk di atas kasur. Begitu terbangun samar-samar aku melihat jam. Seketika itu pula kesadaranku kembali.

 

HAH!? Hampir pukul delapan pagi!?

 

DOH! TELAT!

 

Diawali dengan Telat Bangun Pagi

Ini hari Sabtu (9/2/2013) dan seperti biasa pagi ini aku punya janji bersepeda dengan teman-teman SPSS. Aku baru bangun nyaris pukul delapan pagi padahal janjinya ngumpul pukul setengah tujuh pagi! Parah banget lah. #hehehe 

 

Untung tempat kumpulnya di pos polisi teteg sepur Stasiun Tugu yang hanya sepelemparan batu dari rumah. Dengan kedubrakan aku buru-buru bersepeda ke TKP. Di sana sudah menanti Paklik Turtlix, Hertanto, dan Paris.

 

Akan tetapi, setibanya aku di sana kami nggak langsung pergi, karena mereka harus menungguku bersepeda balik ke rumah lagi.

 

He? Kenapa?

 

Soalanya aku lupa bawa memory card kameraku ... gyahahaha ... #senyum.lebar #diamuk.massa

 

Tempat Mancing yang Belum Terkenal 

Rencananya, kami mau bersepeda ke Curug Pulosari yang terletak di kawasan Desa Wisata Krebet, Bantul. Sepertinya curug (air terjun) ini belum begitu terkenal. Di internet saja nggak ada fotonya. Satu-satunya informasi yang aku peroleh adalah di curug ini pernah digelar lomba mancing. Menarik toh? Apalagi kalau tahu wujud curugnya seperti foto di bawah ini.

 


Cantik banget.... Eh, yang cantik curugnya lho, bukan sepeda lipatnya. #hehehe

 

Ya, begitu deh. Entah apakah curugnya yang memang bagus atau aku yang motret terus jadi kelihatan bagus, hehehe. #dilempar.sandal

 

Sekedar info, desa Wisata Krebet itu terletak di Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta. Jaraknya dari Kota Jogja sekitar 20-an km. Mayoritas medan jalannya adalah jalan aspal yang bersahabat. Tapi kami juga dapet oleh-oleh semacam foto di bawah ini. #hehehe

 


Asik! Sambil bersepeda minum lumpur
milo cokelat!

 

Gimana? Ora kalap Seru kan? Makanya, ikuti kisah kami ke Curug Pulosari. Yuk!

 

Petunjuk Internet sampai Peta Wisata Krebet 

Dari Kota Jogja kami bersepeda ke arah selatan. Kami menuju ke Kecamatan Kasihan, Bantul dulu. Soalnya, Kecamatan Pajangan dan Kecamatan Kasihan itu letaknya bertetangga gitu.

 

Kalau mau gampang, dari Kota Jogja ambil arah ke Desa Wisata Kasongan. Nanti di sana ada petunjuk arah ke Pajangan dan Desa Krebet. Kalau bingung tanya warga saja. Tapi, tanyanya ke warga Bantul ya! #senyum.lebar

 

Oh iya, Desa Krebet itu letaknya di atas bukit. Eh, mayoritas wilayah Pajangan itu letaknya juga di atas bukit. Jadi ya... mau nggak mau pasti ada adegan kayak foto di bawah ini. Tapi jangan takut, tanjakannya nggak tinggi kok! #hehehe

 


Pembaca pasti tahu apa gerangan maksud dari foto di atas. #hehehe

 

Sesampainya di Pajangan, kami pun mencari arah ke Desa Wisata Krebet ... lewat internet! Hahaha. #senyum.lebar

 

Kan zaman sudah modern begini. Handphone saja sekarang banyak yang sudah bersistem Android dan Blackberry. Masak sih nggak bisa ng-internet-an? Nggak kayak hape-ku yang masih hitam-putih. #curhat #kasihan

 


 Bingung arah? Internetan dulu ah.

 

Akan tetapi ya ada kendala juga sih. Nyari sinyalnya susah! Apa mungkin karena wilayah Pajangan itu letaknya di atas bukit dan jauh dari kota ya?

 

Ndilalah di Desa Wisata Krebet sudah terpampang banyak peta wisata. Sangat informatif! Tapi sayang, di peta wisata itu absen tulisan "anda berada di sini".

 


Tujuan kami yang ada tanda panah kuning itu. Omong-omong kami di mana sekarang?

 

Setelah berdiskusi agak lama, kami memutuskan untuk menuju patung semar dahulu. Patung ini letaknya di dekat perempatan, bersebrangan dengan  CV Sanggar Punakawan, dan menjadi ikon Desa Wisata Krebet. Mari, foto dulu. #senyum.lebar

 


Coba tebak, Semar nunjuk ke arah mana?

 

Dari patung semar, dimulailah pencarian Curug Pulosari. Kami mengambil jalan yang memutari Desa Wisata Krebet. Sebab, dari peta wisata itu rute yang paling singkat. Tapi toh, kami tetap merasa nggak yakin dan berkali-kali menginterogasi warga setempat. Selain informasi lokasi curug, kami juga mendapat informasi kalau tanah di sana dihargai Rp80.000 per meter persegi, tetapi sudah dibeli 5 hektar oleh pabrik pakaian dalam. #makelar.tanah

 


Selain informasi curug, juga dapat informasi harga tanah.

 

Nyaris PEKOK karena 2 Hal 

Aku mulai curiga kalau bersepeda kali ini nggak jauh beda dengan PEKOK. Pertama, medan jalannya mulai nggak masuk akal. Jalan aspal yang mulus berganti dengan jalan berlumpur yang melintasi tambang batu gamping.

 


Anak muda zaman sekarang kelakuannya aneh-aneh ya mbah? #senyum.lebar

 


Ya ampun! Ini Indonesia?

 

Kedua, selesai berurusan dengan jalan lumpur, kami berganti masuk hutan. Parahnya, sambil menuntun sepeda yang kadang harus diangkat. Jalannya sempit, licin, menurun, pinggirnya jurang. Komplit!

 


Ora kalap! Habis lumpur terus hutan!?

 


Pakai atraksi angkat-angkat sepeda pula, doh!

 

Walau kami mengeluh tapi semua itu tetap kami lakoni dengan tertawa-tawa. Benar-benar pekok bukan?

 

YA BUKAN! Kalau PEKOK itu kan hari Rabu. Yang ini kan Sabtu. Hehehe. #hehehe

 

Keindahan Curug Jurang Pulosari Krebet 

Semua kepekokan halang-rintang yang kami lalui terbayar lunas dengan keindahan Curug Pulosari. Subhanallah! Indah banget! Nggak percaya kalau di sini untuk tempat lomba mancing. Kalau tempat bidadari mandi sih percaya.

 

Beh! Boro-boro bidadari, lha wong manusia yang berkunjung cuma kami berempat kok. Nama lain dari curug ini adalah Grojogan Pulosari.

 


Kapan lagi bisa foto di air terjun sama sepeda?

 


Untuk urusan nyebur, seperti biasa ... aku tumbalnya. Nggak dalam ternyata.

 


Di pinggir aliran sungai curug jurang Pulosari.

 


Sepeda-sepeda yang tadi kotor lumpur jadi bersih lagi setelah mandi di curug.

 

Berhubung langit sudah mulai mendung, kami pun bergegas pulang. Kali ini kami tobat dan mengambil pilihan rute pulang jalan tengah desa. Ternyata, jalannya aspal dan lebih dekat daripada lewat jalan lumpur. Hahaha. #senyum.lebar

 


Murah meriah! Sikaaaat! #senyum.lebar

 

Petualangan bersepeda kami tutup dengan menyantap 4 mangkuk soto, 4 gelas teh panas, dan 8 tusuk sate keong di warung soto (lupa namanya) senilai Rp34.000. Enak tenan!

 

Curug Pulosari memang indah nian. Masak sih bisa sampai nggak terkenal? Mungkin memang hanya kurang promosi saja. Semoga saja setelah masuk blog Maw Mblusuk? bisa jadi ikutan terkenal seperti Luweng Sampang dan Curug Sri Gethuk. Hehehe. #hehehe

 

Oiya, jangan lupa! Sempatkan juga mampir ke objek-objek wisata di Pajangan yang tak kalah menarik berikut ini! Nuwun! #senyum.lebar

 

NIMBRUNG DI SINI