HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Memotret Candi Borobudur dari Punthuk Setumbu

Kamis, 26 Juli 2012, 08:24 WIB

Etika Berwisata Alam

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak alam!
  3. Patuhi peraturan dan tata krama yang berlaku!
  4. Jaga sikap dan sopan-santun!
  5. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  6. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Kota Jogja, Sabtu (7/7/2012), pukul 3 pagi.

 

Dengan menahan kantuk, aku bergegas keluar dari rumah untuk menjemput temanku satu per satu. Yang pertama kali kujemput adalah Paris dan Yuda di seputar Pogung Lor. Kemudian Andreas di Pakem. Pas menjemput Andreas, sempat lupa jalan jadi nyasar di kuburan setempat, hehehe. #hehehe

 


Para petualang di Sabtu pagi itu.

 

Lho? Mau ke mana Wij pagi-pagi buta? Bersepeda?

 

Bukan! Petualangan kali ini naik mobil. Soalnya kalau bersepeda, takut nanti kelewat momennya. Apalagi lokasinya lumayan jauh dari Kota Jogja.

 

Lho? Apa?

 

Motret matahari terbit di Candi Borobudur.

 

Hah? Di mana?

 

Di bukit, di sekitar daerah Candi Borobudur yang bernama Punthuk Setumbu.

 


Aku yakin banyak Pembaca yang udah pernah lihat foto yang mirip ini. Pergi ke toko buku dan cari di bagian kartu pos.

 

Wow! Cara ke sana bagaimana?

 

Gampang banget. Dari Kota Jogja, pokoknya ke arah Candi Borobudur dulu. Nanti di dekat gerbang masuk Candi Borobudur kan ada papan petunjuk arah ke Hotel Manohara, nah ikuti saja arahnya.

 

Eh, jangan masuk ke hotel ya, tapi ikuti terus jalan aspal, melewati jalan di tengah desa sekitar 4 km. Nanti Pembaca bakal sampai di Desa Karangrejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Tenang saja, selepas lewat Hotel Manohara banyak rambu petunjuk ke Bukit Punthuk Setumbu kok.

 


Banyak rambu petunjuk warna hijau seperti di foto ini.

 

Terus?

 

Kami tiba di lokasi sekitar pukul setengah 5 pagi. Mobil diparkir di halaman masjid. Berhubung azan subuh sudah berkumandang, maka kami menunaikan ibadah salat Subuh terlebih dahulu. Sayangnya air di masjid mati. Alhamdulillah ada mas warga baik hati yang memandu kami untuk menumpang wudhu di rumah warga.

 


Mobil diparkir di halaman masjid, terus jalan kaki deh. Eh, kenapa di foto bisa ada Pakdhe Timin, itu cerita lain #hehehe.

 

Selepas salat Subuh, petualangan mendaki bukit pun dimulai! Jalan menuju bukit nggak jauh kok dari masjid. Cuma medan jalannya ya mayoritas jalan tanah, menanjak, dan sesekali berhimpit dengan jurang. Doh! Pokoknya, kalau kemari di pagi buta bawa bekal senter deh!

 


Mendaki bukit, menembus gelapnya pagi dan hawa dingin yang menusuk tulang.

 

Setelah sekitar 30 menit berjalan kaki, sampailah kami di puncak bukit. Horeeee! #senyum.lebar

 

Punthuk Setumbu Pukul 05.30

Masih gelap dan dingin. Brrr! Tapi sudah ada beberapa pengunjung yang datang. Ada dua fotografer yang sedang menyiapkan perlengkapan. Ada juga turis-turis asing yang khusyuk menghayati keheningan alam. Syahdu pokoknya.

 


Niat banget motret pakai lensa panjang yang gede banget.

 

Nah, ayo siapkan dulu perlengkapan motretnya! Mau motret juga percuma, lha wong gelap banget kok, hahaha. #senyum.lebar

 

Punthuk Setumbu Pukul 05.45

Langit mulai terang, tapi masih agak gelap. Candi Borobudur sudah (mulai) bisa terlihat. Saatnya bergerak mencari sudut pemotretan yang oke. Memotret juga masih susah karena ya masih agak gelap.

 

Punthuk Setumbu Pukul 06.00

It is showtime! Ayo motret! Terserah mau mengandalkan kecanggihan sistem pencarian fokus kamera atau kejelian mata, yang penting Candi Borobudur harus terlihat tajam di foto. Bahasa londo-nya, in focus.

 


Pengunjung udah mulai rame motret niy.

 

Para fotografer sudah mulai “berperang”, jadi jaga baik-baik perlengkapan dan jangan bikin kisruh, hahaha. #senyum.lebar Pengunjung paling banyak datang jam segini nih.

 

Punthuk Setumbu Pukul 06.30

Sudah males motret. Habis dari tadi motret objek yang sama dari tempat yang sama. Doh! Jalan-jalan deh. Motret polah fotografer lain, motret suasana alam sekitar Punthuk Setumbu, istirahat ngemil atau ngopi, atau buang air kecil di WC yang sudah disediakan, hehehe. #hehehe

 


Ngopi dulu juga boleh kok. Tapi stok kopinya terbatas, jadi buruan kalau mau pesan.

 

Satu kata, pengunjung rame banget!

 


Siluet candi borobudur tanpa matahari terbit karena mendung.

 

Punthuk Setumbhu Pukul 07.00

Kebalikan dari jam 06.30. SEPI! Mungkin udah pada bosan lihat Candi Borobudur yang mungil yah? Apalagi mendung, jadi mataharinya nggak terlihat.

 

Ya udah deh, yuk beres-beres, terus pulang! Jangan sampai ditanyain sama warga yang jaga, “Mas, mau pulang kapan?”

 


Lokasi gardu pandang di puncak bukit sekaligus lokasi motret.

 


Patuhi larangannya. Eh, apa itu pusar Punthuk Setumbu?

 


Ini pusar Punthuk Setumbu wahai pembaca yang budiman.

 

Apalagi ya? Daripada Pembaca bosen nungguin kami jalan sampai ke parkiran mobil, mending tonton video kami ini deh ya. Monggo!

 

@videoyoutube S5xpjcTjtOk

 

Eh iya Wij, terakhir deh, tarifnya gimana? Ada pungutan retribusi?

 

Kalau biaya parkir sih Rp5.000 untuk 1 mobil. Sebenarnya ada pos jaga yang mengenakan tarif berkunjung. Tapi waktu kami lewat sana belum buka, kepagian mungkin, hehehe. #hehehe Tarif naik Punthuk Setumbu per orangnya Rp15.000.

 

Kalau sempat ke Candi Borobudur jangan lupa kemari ya Pembaca! #senyum.lebar

NIMBRUNG DI SINI