Etika Berwisata Peninggalan Bersejarah
- Jangan buang sampah sembarangan!
- Jangan merusak peninggalan bersejarah! Kalau bisa batasi kontak fisik ke benda tersebut!
- Baca informasi sejarahnya. Kalau perlu difoto dan dibaca lagi di rumah.
- Patuhi peraturan yang berlaku!
- Jaga sikap dan sopan-santun!
- Jangan hanya foto-foto selfie thok!
- Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!
Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.
Menutup perpisahan sementaraku dengan Andreas (sebab aku mau tugas KKN 2 bulan #hehehe), pada hari Kamis (19/6/2008) kami kembali melangsungkan hajat rutin. Apalagi kalau bukan keluyuran menjelajah candi-candi yang ada di seputaran Yogyakarta. #senyum.lebar
Langit Yogyakarta sepertinya juga berpihak kepada kami. Sudah tiga hari berturut-turut langit terlihat biru cerah. Gunung Merapi dan Gunung Merbabu pun elok ditatap dengan mata telanjang dari pusat kota. Di bawah langit sore yang sudut-sudutnya mulai dihiasi gumpalan awan-awan kecil kami melaju menuju Candi Ijo.
Rute ke Candi Ijo di Bukit Ijo
Untuk menuju ke Candi Ijo, Andreas memasrahkan rute perjalanannya kepadaku. Lho? Kok tumben? Eh, ternyata itu karena Andreas lupa membawa peta petunjuk arah ke Candi Ijo. Duh!
Dengan insting nyasar-nyasar-ku yang sudah terlatih #hehehe, Alhamdulillah kami berhasil sampai dengan selamat di Candi Ijo. Meskipun ya harus ditebus dengan sepeda motor Andreas yang terbatuk-batuk selama mendaki jalur tanjakan jahanam. #hehehe
Berikut adalah panduan rute perjalanan menuju Candi Ijo dari Kota Yogyakarta (atau juga dari wilayah Prambanan, Jawa Tengah):
- Dari Kota Yogyakarta, berangkat melalui Jl. Raya Yogyakarta – Solo ke arah Prambanan.
- Sampai di pertigaan lampu lalu lintas pasar Prambanan, belok ke kanan (selatan) menuju Jl. Raya Prambanan – Piyungan kemudian susuri jalan raya tersebut.
- Saat ada papan petunjuk untuk belok ke kiri menuju Keraton Ratu Boko. Jangan ikuti arah papan tersebut! Tetap ikuti Jl. Raya Prambanan – Piyungan.
- Barulah, saat ada berjumpa papan petunjuk untuk belok ke kiri menuju Candi Ijo, maka ikuti petunjuk arah tersebut.
- Ikuti terus jalan aspal desa yang kanan-kirinya sawah itu. Bila Pembaca khawatir tersasar, jangan segan-segan untuk bertanya pada warga sekitar.
- Bila jalur yang Pembaca lalui benar, maka lama-lama Pembaca menyusuri jalan aspal yang menanjak bukit (namanya Bukit Ijo).
- Ikuti terus jalur menanjak tersebut sekitar 10 menit untuk sampai di area Candi Ijo.
Secara administratif, Candi Ijo berada di Dusun Groyokan, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta.
Foto Candi Ijo Komersil?
Di Candi Ijo, kami disambut oleh Pak Saimin selaku satpam Candi Ijo. Dari berbagai kunjungan candi yang sudah kami lakukan, baru kali ini kami ditanya-tanyai, apakah hasil foto-foto kami ini untuk konsumsi pribadi atau untuk dikomersilkan? Sebab, kalau untuk dikomersilkan, maka tidak diperkenankan memfoto Candi Ijo.
HEEE!?
Aku lumayan kaget dong mendapat pertanyaan tersebut. Karena sepengetahuanku, objek-objek candi lain bebas untuk difoto. Memang apa sih isimewanya Candi Ijo ini dibanding candi-candi lain sehingga perlu selektif untuk urusan foto?
Nah, terkait pertanyaan Pak Saimin tersebut, aku jawab saja bahwa kami berdua ini adalah mahasiswa UGM semester terakhir yang berniat melancong ke candi-candi sebelum kami lulus dan hengkang dari Yogyakarta tercinta. #alasan.bosok.tenan #hehehe
Sayangnya, jawaban yang menurutku keluar dari lubuk hati terdalam itu #halah, tidak serta merta membuat Pak Saimin berhenti membuntuti setiap jejak langkah kami menjelajah sisi-sisi Candi Ijo. Bukan kenapa-kenapa sih. Tapi ya, agak risih saja kalau terus-menerus diikuti. Meski demikian, beruntunglah dengan keberadaan Pak Saimin maka kami bisa mendapatkan secuplik informasi mengenai Candi Ijo.
Candi Ijo yang Memiliki 11 Teras
Candi Ijo pertama kali ditemukan oleh seorang administratur pabrik gula Sorogedug bernama H.E Doorepaai pada tahun 1886 saat sedang mencari lahan untuk bertanam tebu. Candi Ijo sebenarnya merupakan sebuah kompleks candi-candi yang terletak di suatu bukit berundak yang disebut Bukit Ijo.
Bangunan candi induk pada kompleks Candi Ijo berada pada bukit (disebut juga dengan teras) ke-11 yang merupakan teras paling atas. Bangunan candi induk tersebut menghadap ke arah barat dan memiliki struktur yang merepresentasikan Gunung Mahameru.
Di dalam bilik bangunan induk Candi Ijo terdapat lingga yoni berukuran besar yang bentuknya nyaris serupa dengan lingga yoni yang aku jumpai di Candi Sambisari. Di sekitar candi induk terdapat tiga buah candi perwara yang masing-masing dari candi berisi yoni, arca nandi, arca padmasana, dan sebuah lubang pembakaran.
Dengan objek-objek yang kami jumpai tersebut, bisa disimpulkan bahwa Candi Ijo berlatar belakang agama Hindu.
Candi Ijo, Tunggu Kedatangan Kami Kembali!
Ketika kami berkunjung, sedang berlasung kegiatan rekonstruksi pagar pembatas candi induk. Karenanya, area di sekitar candi induk terlihat kotor dan berantakan dengan berbagai batu kali dan pasir. Di teras-teras yang lain, hanya terlihat batu-batu candi yang belum tersusun.
Sebenarnya, kami masih ingin menjelajah keseluruhan kompleks Candi Ijo. Tapi, berhubung Pak Saimin mengingatkan kalau jam berkunjung berakhir pada pukul 17.30, maka kami terpaksa harus segera mengakhiri penjelajahan kami di Candi Ijo.
Beruntunglah saat menuruni Bukit Ijo, kami sempat menyaksikan senja yang sangat indah sebagai penutup petualangan di hari itu. #senyum.lebar
Update!
Untuk kedua kalinya, pada hari Selasa (21/4/2009) kami berkunjung ke Candi Ijo. Di kunjungan kedua ini, kami menyempatkan untuk menjelajah kesebelas teras yang ada di kompleks Candi Ijo.
Di teras ke-9 dan ke-8 terdapat reruntuhan bangunan candi yang kesemuanya memiliki pintu masuk yang menghadap ke arah timur. Menurut papan informasi, di teras ke-5 dan ke-9 pernah ditemukan arca. Kalau melihat dari jumlah bangunan candi yang ada di teras ke-9, ke-8, dan juga ke-5 (cukup jauh dari candi induk), diduga kuat Candi Ijo merupakan suatu kompleks peribadatan yang terletak di atas bukit.
Apabila diperhatikan juga, Candi Ijo merupakan candi hindu dengan candi induk terbesar kedua setelah Prambanan. Ukuran lingga-yoni di Candi Ijo adalah yang terbesar dibandingkan candi-candi Hindu lain yang terletak di sekitarnya.
btw selama KKN sempat mampir ke candi mana aja?
tempat paling tinggi = gunung = rumahnya dewa-dewa.
Selain itu sih seperti jaman sekarang, bangunan candi atau kuil itu dekat dengan sumber mata air.