HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Sendang Ngembel: Eksotisme Lumpur dan Altar Persembahan

Selasa, 17 Januari 2012, 14:02 WIB

Etika Berwisata Alam

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak alam!
  3. Patuhi peraturan dan tata krama yang berlaku!
  4. Jaga sikap dan sopan-santun!
  5. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  6. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Orang Jawa itu pada dasarnya lekat dengan hal-hal klenik. Tidak percaya? Kalau Pembaca senggang, cobalah Pembaca berkunjung ke suatu pedesaan di Jawa yang jauh dari hiruk-pikuk kota besar.

 

Perhatikan, pasti ada saja satu-dua tempat yang diyakini oleh masyarakat sekitar sebagai lokasi wingit alias keramat. Bila berbincang dengan para sesepuh, tak jarang mereka akan bercerita legenda, mitos, bahkan pengalaman mereka terhadap tempat-tempat keramat itu. Ujung-ujungnya adalah pesan untuk selalu berhati-hati dan menjaga kesopanan. #senyum

 


Sendang Klangkapan di Godean ini juga menyimpan kisah mistik.

 

Seperti halnya dengan Sendang Ngembel. Sebuah sendang (mata air) yang terletak di Dusun Beji Wetan, Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta. Warga menamainya Sendang Ngembel karena dahulu di sendang ini airnya bercampur lumpur. Kata ngembel berasal dari kosakata Jawa, mbel, yang bermakna lumpur yang tidak pekat.

 

Huruf e pertama pada kata ngembel dibaca e seperti pada kata entah.

Sedangkan huruf e kedua dibaca e seperti pada kata enak.

 

Kalau melihat foto yang dipajang di situs tembi.net, terlihat bahwa air sendang memang keruh seperti bercampur dengan lumpur. Didorong rasa penasaran untuk singgah di sendang yang airnya penuh lumpur itu, pada hari Sabtu (3/12/2011) aku beserta sahabat SPSS bersepeda ke Sendang Ngembel yang jaraknya dari Kota Jogja sekitar 20-an km.

 


Eh, ternyata sendangnya nggak berlumpur.

 

Rute ke Sendang Ngembel 

Dari Kota Jogja kami menuju Kota Bantul. Rute mudahnya adalah melalui Jl. Bantul. Di perempatan Masjid Agung Bantul kami berbelok ke arah barat. Rute kami berikutnya adalah menuju Makam Sewu, di Desa Wijirejo, Kecamatan Pandak. Sesuai namanya, Makam Sewu adalah suatu kompleks pemakaman yang memiliki banyak makam. Saking banyaknya, orang Jawa menyebutnya ribuan (sewu).

 

Di kompleks Makam Sewu ini terdapat makam Panembahan Bodho, seorang tokoh penyebar Islam yang masih bersaudara dengan Ki Ageng Wonolelo. Banyak peziarah yang datang kemari dan bersemadi untuk mencari berkah (khas Jawa banget). Adapun di bulan Sya’ban menjelang puasa kerap digelar upacara Nyadran.

 


Makam Sewu yang sepertinya juga keramat.

 

Tapi, kami kemari bukan untuk berziarah lho. Hanya sekadar mampir, meluruskan kaki, sembari pesta rambutan, hahahaha. #senyum.lebar

 


Pesta rambutan mumpung lagi murah-murahnya. Semoga nggak bikin ngiler "warga" Makam Sewu. #hehehe

 

Letak Sendang Ngembel sebenarnya ada di bukit yang berada di sisi barat laut Makam Sewu. Alhasil kami lantas memutari Makam Sewu untuk mendaki bukit. Medannya sih jalan aspal, tapi karena namanya “mendaki” ya terima resiko kalau kontur jalannya “miring” (dibaca: NANJAK), hahaha. #senyum.lebar

 


Nggak kuat nanjak ya dituntun, mudah tow? #hehehe

 

Ada Pulau Kecil dan Tanpa Lumpur

Tak berapa lama, tibalah kami di Sendang Ngembel. Berbeda dari kesan awal. Sendang Ngembel ini eksotis! Air sendang tidak keruh lumpur melainkan hijau karena berlumut. Di tengah sendang ada sebuah pulau kecil dengan tiga pohon cemara dan satu altar.

 


Cantik sekali...

 

Aku tidak tahu persis apakah altar ataukah meja biasa. Tapi kalau dipikir secara logis, untuk apa membangun meja di tengah pulau, tanpa kursi? Siapa yang menggunakannya? Fungsinya sebagai altar lebih masuk akal karena di pinggir sendang terdapat sebuah cungkup (bangunan kecil untuk meletakkan sesaji) yang dipenuhi bau. Kabarnya cungkup ini adalah kediaman penunggu Sendang Ngembel, Kyai dan Nyai Beji.

 


Kang Supriyadi Plat AB punya caranya sendiri untuk memaknai altar...

 


Suasana di dalam cungkup.

 

Cocok Untuk Lokasi Pemotretan 

Terlepas dari keramatnya Sendang Ngembel, warga setempat memanfaatkan sendang yang airnya tak pernah kering ini sebagai sumber irigasi persawahan. Adapula warga yang mengail ikan di sini. Buatku pribadi, Sendang ini eksotis sebagai lokasi pemotretan, terutama dengan keberadaan pulau kecil di sendang sendang. Andaikata sendang ini berada di perkotaan, wah, pasti sudah dipadati oleh pengunjung yang ingin melepas lelah.

 


Kalau penunggu Sendang Ngembel seperti ini, mungkin jadi banyak yang singgah kemari...

 


Tapi sepertinya penunggu Sendang Ngembel wujudnya hampir mirip seperti ini... #hehehe

 


Ayo pulang, pulang, pulang!

 

Ternyata Kecamatan Pajangan tak hanya identik dengan keberadaan Lembaga Pemasyarakatan dan Gua Selarong saja, melainkan juga Sendang Ngembel yang mistik namun eksotis. Penasaran Pembaca? Hehehe. #hehehe

 

Sebagai penutup, silakan saksikan video perjalanan kami, SPSS, ke Sendang Ngembel. Monggo! #senyum.lebar

 

NIMBRUNG DI SINI