HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Candi Palgading

Minggu, 30 Oktober 2011, 13:23 WIB

Etika Berwisata Peninggalan Bersejarah

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak peninggalan bersejarah! Kalau bisa batasi kontak fisik ke benda tersebut!
  3. Baca informasi sejarahnya. Kalau perlu difoto dan dibaca lagi di rumah.
  4. Patuhi peraturan yang berlaku!
  5. Jaga sikap dan sopan-santun!
  6. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  7. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Seandainya tidak digali, mungkin keberadaan Candi Palgading akan berakhir sebagai mitos. Memang banyak tersebar bebatuan candi di sana-sini. Adapun bagian kaki candi pernah tersingkap. Namun tak ada yang tahu seberapa besar kemegahan Candi Palgading yang sesungguhnya.

 

Candi Palgading sendiri pun, kiranya belum banyak masyarakat yang tahu. Tentang adanya candi di Dusun Palgading, Kelurahan Sinduharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, mungkin akan membuat orang bertanya-tanya. Letaknya hanya sekitar dua kilometer dari Jl. Kaliurang.

 


Kunjungan bareng sahabat SPSS.

 

Tepatnya di depan Kantor Kecamatan Ngaglik, selepas lampu merah di Jl. Kaliurang km 9 ada sebuah pertigaan cilik di sisi timur jalan. Ikuti jalan di pertigaan itu untuk menuju Dusun Palgading. Untuk mudahnya arahkan kendaraan ke pemakaman desa yang terletak tak jauh dari masjid. Candi Palgading terletak tak jauh dari sana.

 


Bangunan Candi Palgading yang mulai tersingkap.

 

Akhir September 2011 ini, tim Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) telah selesai melakukan ekskavasi di situs Candi Palgading. Tersingkaplah bentuk candi yang terdiri dari tiga buah candi. Candi di bagian utara berukuran 8,85 meter x 8,85 meter, candi di bagian tengah berukuran 8,6 meter x 6,35 meter, dan di bagian selatan berukuran 13,23 meter x 17 meter.

 


Batu kotak yang berpola lingkaran itu.

 

Di lahan ekskavasi itu ditemukan tatanan batu candi dan batu umpak yang tengahnya membentuk lingkaran. Menurut ketua tim BP3 DI Yogyakarta, Wahyu Astuti, kemungkinan besar umpak itu adalah fondasi tiang pendopo yang jadi tempat tinggal pendeta. Menurut Wahyu pula, Candi Palgading merupakan Candi Buddha yang berasal dari abad ke 9-10 Masehi. Hal itu tampak dari struktur bebatuan yang membentuk stupa berukuran kecil. Juga, diperkuat oleh keberadaan arca Awalokiteshwara yang merupakan simbol penyembahan Boddhisatwa dalam agama Budha, dan dikenal pula sebagai dewa kasih sayang, dewa asih serta dewa penjaga dalam pantheon Buddha Mahayana.

 


Areal ekskavasi merambah ke pekarangan rumah warga.

 

Saat ini, proses ekskavasi Candi Palgading terhenti untuk sementara. Menurut Wahyu, ekskavasi lanjutan akan dilakukan pada tahun 2012 mendatang dan kini tim BP3 tengah menyusun laporan ekskavasi yang telah dimulai sejak Juni 2011. Kendala utama yang dihadapi pada proses ekskavasi adalah keterbatasan dana untuk membeli atau menyewa lahan. Sebab, beberapa areal candi merupakan bagian dari pekarangan warga. Beberapa warga yang kami jumpai di lokasi juga menyatakan kekhawatirannya kehilangan tempat tinggal karena proses ekskavasi.

 


Sebagian besar bangunan candi menunggu untuk disingkap.

 

Sebagian besar bangunan Candi Palgading sudah terungkap, dan sepertinya masih akan bertambah luas lagi seiring dengan proses ekskavasi yang dilakukan. Namun, apakah dengan kendala keterbatasan dana akan berhasil mengungkap keseluruhan bangunan candi yang berhimpitan dengan pemukiman warga? Mari kita nantikan tahun 2012! #senyum

 

Referensi:
http://jogja.tribunnews.com/2011/09/23/tim-bp3-ekskavasi-tahap-dua-candi-palgading
http://www.krjogja.com/news/detail/102582/Ekskavasi.Situs.Palgading.Dihentikan.Sementara.html
http://djuliantosusantio.blogspot.com/2011/10/candi-palgading-tempat-ibadah-dan.html


Foto-foto dipotret pakai Xperia Mini Pro punya Paris.

NIMBRUNG DI SINI