Warga setempat menyebutnya “Talang”. Tak lain dan tak bukan adalah sebuah jembatan yang membentang di atas sebuah sungai. Berfungsi ganda sebagai saluran irigasi. Strukturnya terbuat dari baja, dengan pijakan dari kayu. Umurnya ratusan tahun, karya cipta penjajah Belanda.
Terletak tak jauh dari Goa Payaman, Desa Argorejo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta. Jembatan ini masih berfungsi sebagaimana mestinya. Warga memanfaatkannya untuk berlalu-lalang. Bergantian, sebab jembatan ini hanya dapat dilalui oleh satu orang saja.
Jembatan serupa dengan yang kujumpai di jalan menuju Air Terjun Tiu Kelep di Desa Senaru, Lombok Utara. Derit dan goyangannya membuat hati was-was. Adakah yang merawatnya? Apakah ini termasuk benda cagar budaya?
Jembatan ini menarik untuk dijadikan latar foto. Tak kalah dengan curug-curug kecil yang tersebar di sekitar jembatan ini. Ah, semoga saja usia jembatan ini masih panjang. Masih banyak warga yang memanfaatkannya. Juga, semoga kita tak secepat itu kehilangan benda bersejarah seperti ini.
Apakah Pembaca tertarik menyebrangi jembatan ini? #senyum.lebar
motret jam berapa dulu mas???