HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

PEKOK ke Curug Siklothok

Sabtu, 22 Januari 2011, 17:42 WIB

Etika Berwisata Alam

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak alam!
  3. Patuhi peraturan dan tata krama yang berlaku!
  4. Jaga sikap dan sopan-santun!
  5. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  6. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Akhirnya! Setelah menanti selama 3 bulan lebih, akhirnya aku bisa menjejakkan kaki di Kaligesing!

 

Eh iya, tentu saja ke Kaligesing-nya dengan bersepeda. Sebab, nggak menarik sekaligus nggak menantang kalau ke sananya nggak bersepeda. #hehehe

 

Apa sih Kaligesing itu?

 

Kaligesing itu adalah nama salah satu kecamatan di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Kecamatan ini mendadak “melegenda” di antara kawan-kawan pesepeda setelah Angga, salah seorang sahabat SPSS, bersepeda ke sana pada September 2010 silam.

 

Jadi apa menariknya Kaligesing?

 

Kaligesing menjadi menarik karena di sana ada curug alias air terjun! #senyum.lebar

 

Kata Angga, di Kaligesing ada curug yang bernama Curug Siklothok. Curug ini terletak di Dusun Jeketro, Desa Kaligono, Kecamatan Kaligesing. Adapun nama lain dari curug ini adalah Curug Jeketro atau Curug Kaligono.

 

Ternyata, Angga sendiri sudah berkali-kali bersepeda ke sana! Padahal, Kaligesing itu berjarak 30 km lebih dari Kota Jogja. Letaknya pun di gugus Perbukitan Menoreh yang medan jalannya didominasi tanjakan jahanam nan panjang. #weh

 

Aaargh! Ini bikin aku gemas, ingin sekali bersepeda ke sana!

 


Semoga anda sudah kenal: aku, Angga, Arisma, dan Pakdhe Timin

 

Pada Rabu (19/1/2011) yang lalu, akhirnya penantianku berujung juga. Bersama rombongan tim PEKOK yang beranggotakan aku, Pakdhe Timin, Arisma, dan tentu saja Angga, kami berangkat bersepeda dari Kota Jogja ke Kaligesing. #senyum.lebar

 

Bermula dari Tugu Pal Putih, dimulailah perjalanan bersepeda Pit-pitan Ekstrim Koyok Ora Kalap ini! #senyum.lebar

 

Etape 1. Jalan Godean Hingga Tuntas (19 km)

Dari Tugu Pal Putih, kami bertolak ke barat menyusuri Jl. Godean hingga tuntas. Suasana di Jl. Godean masih sama, lebar jalannya sempit, dan dipadati kendaraan bermotor. Maklum, Jl. Godean merupakan salah satu jalan penghubung pusat Yogyakarta dengan Kabupaten Kulon Progo.

 

Etape 2. Perempatan Kenteng ke Gua Kiskendo (9 km)

Perempatan Kenteng adalah ujung dari Jl. Godean yang terletak di Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo. Dari perempatan ini kami tetap menuju ke arah barat. Di sana, telah menanti tanjakan jahanam Perbukitan Menoreh yang harus kami lalui. #senyum.lebar

 

Jalan panjang yang menanjak ini mengingatkanku ketika menyusuri Perbukitan Menoreh bersama sahabat SPSS pada Oktober 2010 yang lalu. Rutenya ya lewat jalan ini, yaitu ruas jalan yang mengubungkan Pasar Kenteng dengan Pasar Jonggrangan.

 


Nuntun sepeda itu manusiawi kok katanya Angga #hehehe

 

Medan ruas jalan ini sungguh AMAT TIDAK MANUSIAWI! Medannya didominasi tanjakan terjal yang berkelok-kelok. Tingkat "keganasan"-nya lebih kejam dari Tanjakan Cinomati lah pokoknya!

 

Aku sangsi, nggak semua sepeda motor atau mobil mampu melewati jalan yang menanjak terjal ini. Apalagi setelah patok jalan km 25, di mana tanjakan paling curam nan panjang mulai membentang.

 

Tapi toh, sebetulnya aku sudah pernah bersepeda melewati jalan tanjakan ini. #senyum.lebar

 

Pertama dan terakhir kali aku bersepeda melewati jalan menanjak ini ya ketika bersepeda nimbrung di acara NAMES. Pada waktu itu, kami bersepeda menanjak lewat jalan ini gelap-gelapan malam hari. Hujan pula! #tobat

 

Eh ya... kalau dipikir-pikir pekok betul aku mau mengulangi bersepeda lewat jalan menanjak ini lagi. Mungkin karena bersepeda ramai-ramai. Jadinya, semua yang membuat emosi bisa ditertawakan bersama-sama. #senyum.lebar

 


Capek nuntun sepeda juga hal wajar kok. #hehehe

 

Etape 3. Gua Kiskendo ke Desa Kaligono (6 km)

Ibarat peribahasa, “berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian”, medan jalan sepanjang 6 km ini didominasi turunan! #yesss #gembira 

 

Dari Gua Kiskendo kami mengambil cabang jalan ke arah Purworejo. Kami menyusuri jalan beraspal yang membentang di pinggir sungai (entah sungai apa namanya #hehehe). Wujud sungainya mirip seperti sungai dengan dasar batuan kapur yang aku jumpai sewaktu bersepeda di Kebumen.

 

Papan petunjuk ke Curug Siklothok berdiri di sisi kiri jalan. Ukurannya pun lumayan besar. Jadi, nggak perlu ada adegan nyasar-nyasar deh. #senyum.lebar

 


Papan informasi ke air terjun di pinggir jalan raya.

 

Satu Lokasi, Tiga Curug

Kami membayar tiket masuk sebesar Rp2.500 per orang untuk memasuki kawasan wisata Curug Siklothok. Curug ini rupanya sudah dikelola oleh warga desa. Baguslah kalau begitu, bisa menggairahkan ekonomi lokal. #senyum

 

Eh iya, sepeda-sepeda kami sama sekali nggak ditarik biaya parkir. Mungkin pengelola nggak pernah menyangka ada orang-orang pekok yang sudi bersepeda ke sini. #hehehe

 


Disertakan obyek manusia sebagai pembanding ukuran air terjun.

 

Harus diapresiasi, petunjuk dan informasi di kawasan wisata Curug Siklothok lumayan lengkap. Terima kasih yang sebesar-besarnya aku haturkan kepada para mahasiswa KKN-PPM UGM Unit 138 Kaligesing Sub-Unit Kaligono bulan Juli-Agustus 2010. #senyum.lebar 

 


Amat mudah menyertakan foreground semisal batu. Di sana juga bisa berenang lho.

 

Curug Siklothok sendiri adalah satu dari tiga curug yang ada di Desa Kaligono. Dua curug lain tak sempat kami kunjungi karena keterbatasan waktu dan juga tenaga.

 

Secara umum, Curug Siklotok sangat menarik sebagai objek foto. Jika bosan memotret curug, di sepanjang aliran sungai terdapat banyak spot-spot pemotretan yang menarik. Khususnya, dengan teknik slow speed.

 


Selain curug, sungainya juga fotogenik lho...

 

Sebetulnya, Curug Siklothok juga bisa dijangkau lewat Kota Purworejo. Tanjakannya lebih landai dibandingkan dengan tanjakan jahanam yang tadi kami lalui.

 

Hanya saja, karena kami ini berangkat dari Kota Jogja, sungguh sangat membuang-buang waktu dan tenaga sekali apabila harus memutar lewat Kota Purworejo terlebih dahulu. Dari Kota Jogja, jarak tempuh paling singkat ke Curug Siklothok ya lewat Gua Kiskendo. Tapi ya itu, harus dibayar "mahal" dengan tanjakan jahanam nan panjang akibat membelah Perbukitan Menoreh. #hehehe

 

 

Jadi, kapan Pembaca mau berkunjung ke sini? #senyum.lebar

 

Jikalau bingung bagaimana caranya ke sana, Angga siap mengantar kok #hehehe. Kabarnya dia ingin memecahkan rekor 5 kali bolak-balik Jogja – Kaligesing. #hehehe

 

Selain curug, Desa Kaligono memiliki sejumlah kesenian tradisional seperti Kuda LumpingSoyar Mauli, dan Tari Dolalak. Kecamatan Kaligesing juga terkenal dengan buah durian dan kambing Ettawa-nya lho! 

 

Kaligesing is surely Amazing!

NIMBRUNG DI SINI