HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Wisata Bencana di Jogja

Selasa, 21 Desember 2010, 15:20 WIB

Etika Berwisata Alam

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak alam!
  3. Patuhi peraturan dan tata krama yang berlaku!
  4. Jaga sikap dan sopan-santun!
  5. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  6. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Ini bulan Desember. Artinya, akhir tahun.

 

Horeee! Saatnya liburan! #senyum.lebar

 

Jogja, sebagai kota pariwisata, tentu masuk ke dalam daftar kunjungan para wisatawan. Apalagi, Natal dan Tahun Baru jatuh pada hari Sabtu. Jadi, di minggu terakhir bulan Desember ini, ada dua kali “libur panjang”: Jum’at – Sabtu – Minggu. Menarik bukan? #senyum.lebar

 

Beberapa bulan silam, Jogja seakan lumpuh diterjang bencana erupsi Gunung Merapi. Namun kini, masa-masa sulit itu sudah berlalu. Meskipun ya masih meninggalkan “bekas” yang mungkin sulit untuk hilang seutuhnya. "Bekas" yang paling mudah untuk disaksikan adalah hamparan lahar dingin. Seperti yang tampak di Kali Boyong atau Kali Gendol.

 


Akses yang mudah bagi kendaraan bermotor, memicu masyarakat untuk datang berkunjung
(foto oleh Pakdhe Timin)

 

Semenjak status Gunung Merapi diturunkan menjadi siaga, masyarakat umum berduyun-duyun mendatangi lokasi-lokasi bencana. Ibarat semut yang mengerubuti gula. Lumrah, mungkin selama ini masyarakat hanya bisa menyaksikan dari layar kaca. Apalagi lokasi-lokasi bencana itu jaraknya relatif dekat dari kota Jogja.

 

Kebanyakan dari mereka datang didorong motif rasa penasaran. Berfoto ria seakan berkata, “Hei! Aku pernah kemari! Menikmati suasana pasca bencana. Bagaimana denganmu?”.

 

Semakin banyak orang datang di lokasi bencana itu, menandakan kawasan tersebut aman untuk dikunjungi. Lokasi bencana berubah menjadi lokasi wisata. Yang semula tidak terkenal menjadi populer. Warga sekitar memungut retribusi ala kadarnya. Para penjaja makanan pun memperoleh banyak konsumen. Perekonomian rakyat pasca bencana kembali menggeliat.

 


Kali Gendol yang kini ramai pengunjung, menarik minat para penjaja makanan untuk mencari peruntungan.
(foto oleh Pakdhe Timin)

 

Namun duka tetap ada, terutama bagi warga setempat yang terkena imbas bencana. Hidup tak lagi seperti dulu. Kehilangan, membuat hampir setiap warga harus memulai dari awal. Sementara itu peran Pemerintah pasca bencana belum terasa dampaknya hingga saat ini.

 

Jadi, apa yang bisa diperbuat oleh kita, para wisatawan?

 

Menurutku, amat mustahil bagi kita untuk langsung bisa mengembalikan kesejahteraan mereka seperti sedia kala. Apa yang kita bisa perbuat adalah memberikan bantuan secara tak langsung. Dimulai dari yang sederhana, seperti memberi retribusi sukarela atau membeli produk warga setempat.

 

Cara yang sederhana dan klasik. Namun menurutku kurang efektif. Belum terpikirkan bagaimana cara yang lebih efektif. Mungkinkah pembaca sudi membantu mencari tahu?

 


Merapi sudah tak lagi batuk, jadi kapan berkunjung ke Jogja? #senyum

(foto oleh Budi Andre Budi)

 

Yang jelas jangan melarang masyarakat untuk mendatangi lokasi bencana. Hal tersebut malah akan memperburuk kehidupan warga setempat. Membuat mereka semakin terisolir.

 

Tak ada satupun tempat yang aman di belahan dunia ini. Yang ada adalah tempat yang nyaman. Jangan takut datang ke Jogja. Kunjungi lokasi-lokasi bencana itu. Dan ingat selalu untuk berusaha membantu para korban, semampu kita.

 

Selamat berlibur! #senyum.lebar

NIMBRUNG DI SINI