HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Kali Gendol Panas Membara

Rabu, 1 Desember 2010, 11:02 WIB

Etika Berwisata Alam

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak alam!
  3. Patuhi peraturan dan tata krama yang berlaku!
  4. Jaga sikap dan sopan-santun!
  5. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  6. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Kali Gendol adalah nama salah satu sungai di Yogyakarta yang berhulu di lereng Gunung Merapi. Bila mengacu dari Kota Jogja, letak Kali Gendol ini ada di sisi timur, dekat perbatasan wilayah dengan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

 

Pada bencana erupsi kedua Gunung Merapi yang terjadi pada tanggal 5 November 2010 silam, Kali Gendol turut terkena imbasnya sebagai jalur aliran awan panas erupsi. Pemukiman-pemukiman warga yang berada di sekitar Kali Gendol rusak parah. Khususnya pemukiman yang berada di wilayah Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta.

 

Jatuhnya banyak korban jiwa pun tak terelakkan. Sebabnya, peristiwa luncuran awan panas terjadi di malam hari. Apalagi, jarak pemukiman dari Kali Gendol terbilang sangat dekat.

 


 

Pada hari Rabu (24/11/2010), saat aktivitas vulkanik Merapi pelan-pelan mulai reda, aku bersama Pakde Prap beserta Mas Gandung – salah satu pengungsi dari Desa Cangkringan – menyusuri Kali Gendol yang kini telah rata dengan pasir dan batu. Kami mencoba mengamati dari dekat, seperti apa wujud Kali Gendol setelah terimbas awan panas Merapi.

 


Jalan menuju Sabo Kali Gendol sengaja ditutup oleh pepohonan yang tumbang agar pengunjung tidak mendekat.

 

 


Batu berukuran raksasa (warga setempat menyebutnya Watu Manten) turut terbawa aliran lahar dingin.

 

 


Rumah seorang warga di Cangkringan yang rusak diterjang awan panas. Jaraknya hanya 5 meter dari Kali Gendol.

 

 


Beberapa pengungsi yang datang kembali dari posko melakukan penyisiran keamanan di sekitar desa mereka.

 

 


Kali Gendol yang dahulu kala dikelilingi hijaunya pepohonan kini tak ubahnya padang pasir membara.

 

Berjuta-juta kubik pasir vulkanik Merapi yang memenuhi Kali Gendol adalah berkah yang tak terkira. Pasir vulkanik ini sangat bagus sebagai campuran beton, sebab memiliki kandungan silika yang tinggi.

 

Namun sayangnya, ada indikasi bahwa berkah ini akan dinikmati oleh perusahaan-perusahaan penambangan. Bukan oleh warga sekitar Kali Gendol yang menjadi korban luncuran awan panas. Semoga saja, kabar tersebut tidak benar. Toh, timbunan pasir itu lebih dari cukup untuk membangun kembali satu kecamatan.

 


 

Kunjungan singkat kami ke Kali Gendol ini membuka wawasan, bagaimana alam meluluh-lantakkan kehidupan, namun di sisi yang lain membawa berkah lain untuk kehidupan.

 

Bagaimana menurut Pembaca?

NIMBRUNG DI SINI