Etika Berwisata Peninggalan Bersejarah
- Jangan buang sampah sembarangan!
- Jangan merusak peninggalan bersejarah! Kalau bisa batasi kontak fisik ke benda tersebut!
- Baca informasi sejarahnya. Kalau perlu difoto dan dibaca lagi di rumah.
- Patuhi peraturan yang berlaku!
- Jaga sikap dan sopan-santun!
- Jangan hanya foto-foto selfie thok!
- Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!
Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.
Candi Kalasan adalah bagian dari kenangan di masa kecil. Pernah ada suatu masa ketika aku dibuat takjub oleh hasil karya para pendahulu kita seraya berkata,
"Wah, ada candi di pinggir jalan!"
Sebagaimana halnya Candi Prambanan, Candi Kalasan adalah candi yang bisa kita saksikan dengan mata telanjang dari pinggir jalan raya Yogyakarta – Solo. Walaupun hanya sejengkal saja dari jalan raya, mungkin hanya sedikit dari kita yang pernah mendekat ke Candi Kalasan. Ah, bisa jadi, daya tarik Candi Kalasan kalah telak dari Candi Prambanan yang tersohor itu.
Sama halnya denganku. Masa kecilku dengan candi hanya berkutat seputar Candi Prambanan dan Candi Borobudur. Itu karena hanya kedua candi itulah yang aku singgahi semasa kecil. Pernah juga sih ke candi-candi di Dataran Tinggi Dieng. Tapi entah kenapa ingatanku akan candi-candi di Dieng itu masih samar-samar. Mungkin karena umurku yang masih kecil ya.
Setelah berpuluh-puluh tahun lamanya, di hari Jum'at pagi (18/4/2008) aku ditemani Andreas akhirnya singgah di candi yang membekas di ingatan masa kecil itu. Candi Kalasan terletak di Dusun Kalibening, Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta.
Untuk menuju ke Candi Kalasan cukup mudah. Tinggal susuri jalan raya Yogyakarta - Solo arah ke Prambanan dan saat sampai di dekat Pasar Kalasan (km 14) mendekati perempatan yang dijaga lampu lalu lintas perhatikan di sisi kanan (selatan) jalan. Niscaya Pembaca bakal menyaksikan pemandangan yang serupa seperti yang aku saksikan saat kecil dulu.
Berdasarkan kertas yang dipajang di papan informasi, Candi Kalasan adalah persembahan dari Maharaja Tejahpurna Panangkararia yang berasal dari wangsa Sailendra kepada para pendeta. Informasi tersebut didukung oleh prasasti Kalasan yang diperkirakan berasal dari tahun 778 masehi.
Candi Kalasan merupakan candi Buddha yang mana umumnya candi Buddha menghadap ke arah barat. Fungsi Candi Kalasan adalah sebagai tempat menyembah Dewi Tara (Bodhisatwa). Oleh sebab itu, ada juga yang menyebut Candi Kalsan dengan nama Candi Tara.
Candi Kalasan juga merupakan hadiah pernikahan Pancapana dari wangsa Sanjaya dengan Dyah Pramudya Wardhani dari wangsa Sailendra. Wangsa Sailendra menganut agama Buddha sedangkan wangsa Sanjaya menganut agama Hindu. Terlihat pada zaman dahulu bangsa kita telah mengenal toleransi beragama.
Sebenarnya, di dalam Candi Kalasan terdapat sebuah patung Buddha yang terbuat dari perunggu. Namun patung itu kini berada di Museum Nasional di Jakarta.
Pembaca juga pernah melihat Candi Kalasan sewaktu melintasi jalan raya Yogyakarta - Solo?
semangatku utk jelajah candi lagi jadi berkurang.. :(
Kan bagus...
jangan-jangan, semua hasil foto tersebut adalah palsu? who knows?