HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Kusuka Mangunan!

Senin, 2 Agustus 2010, 12:39 WIB

Etika Berwisata Alam

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak alam!
  3. Patuhi peraturan dan tata krama yang berlaku!
  4. Jaga sikap dan sopan-santun!
  5. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  6. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Sebelum aku mulai bercerita, ada baiknya Pembaca simak dulu foto di bawah ini. Kalau sekiranya Pembaca terpukau, aku ucapkan terima kasih. Namun, jangan buru-buru menerka kalau lokasi foto itu di luar negeri. Foto ini aku jepret di Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta.

 


Indonesia masih punya bentang alam yang indah nan elok toh?

 

Desa Mangunan kerap digunjingkan dalam setiap obrolan dengan para pesepeda. Kabarnya, Desa Mangunan itu menyimpan pemandangan alam yang cantik. Namun tak semua pesepeda berani ke sana. Sebabnya, jalan menuju Desa Mangunan penuh tanjakan terjal. Hingga Desa Mangunan pun dinobatkan menjadi rute sepeda legenda di Jogja.

 

Desa Mangunan, kalau tak salah pernah aku kunjungi di tahun 2007 silam. Waktu itu sih naik motor dan mobil. Jadi, nggak terlalu memikirkan masalah medan. Tapi seingatku ya jalan menuju ke sana itu jauuh dan menanjak.

 


Dua orang ini kelak di kemudian hari tak pernah lagi menuntun sepeda mereka #senyum.lebar

 

Panduan rute menuju Desa Mangunan relatif mudah. Dari kota Jogja, ikuti Jl. Imogiri Barat hingga sampai ke kota Kecamatan Imogiri. Nanti sebelum lapangan parkir Pajimatan Imogiri, ada jalan berbelok ke arah kanan. Nah ikuti saja jalan itu sekitar 8 km untuk sampai ke Desa Mangunan. Kalau dihitung, dari Kota Jogja ke Desa Mangunan, berjarak sekitar 25 km.

 

Nah....tantangan terberatnya adalah menaklukkan jalan sepanjang 8 km dari kota kecamatan Imogiri ke Desa Mangunan. Sebab, jalan sepanjang 8 km itu menanjak terjal tanpa berhenti. Truk yang lewat sana saja raungan mesinnya keras, tanda pakai gigi 1, dengan knalpot yang menyembulkan asap hitam pekat.

 

Nah, kami berdelapan (Aku, Mbah Gundul, Angga, Raditya, Yacob, Desem, Umar dan Cici) di hari Kamis pagi (15/4/2010) bersepeda kesana pakai dengkul. Ganas tow? #senyum.lebar

 


Rasanya ueeenaaakk tenan! Maknyus katanya Pak Bondan. Like this
kalau kata kami. #senyum.lebar

 

Warung untuk mengisi perbekalan yang habis di tanjakan baru ditemui setelah 5 km nanjak. Tapi, sekitar 3 km dari warung tersebut ada suatu warung tiwul yang patut dikunjungi. Namanya Thiwul Ayu Mbok Sum.

 

Tiwul di sini unik, sebab berbentuk bulat dengan parutan kelapa sudah menyatu dengan tiwulnya. Harga per porsinya murah, Rp3.000 saja dengan ukuran yang lumayan besar.

 

Kami tak beruntung, sebab hanya dapat 2 bungkus tiwul. Itu karena kami datang agak siang dan tiwulnya sudah laris-manis. Tiwulnya ada yang merah dan putih. Yang merah pakai gula jawa, enak disantap hangat. Yang putih pakai gula pasir, enak disantap dingin. Jadi, kalau nggak mau kehabisan, bisa pesan dulu lewat no. telp 081 931 709 303.

 


Rute sepeda yang menembus hutan pinus benar-benar terasa mistis

 

Obyek di Desa Mangunan yang paling terkenal adalah kebun buahnya. Ya, Desa Mangunan memang dikembangkan menjadi desa agrowisata. Dekat kebun buah itu juga tersedia jalur sepeda offroad. Lumayan untuk memuaskan nyali bersepeda ekstrim. Oh ya, foto di awal artikel ini aku potret dari Kebun Buah Mangunan lho.

 

Obyek kedua yang tak kalah menarik adalah hutan pinus. Ada jalan dari Desa Mangunan menuju Desa Terong yang menembus hutan pinus. Pemandangannya benar-benar memanjakan mata. Apalagi kerap terdengar kicauan burung dan gemerisik pohon yang ditiup angin. Serasa bukan di Indonesia saja.

 


Beberapa obyek eksotis mewajibkan menuntun sepeda di tepi jurang.

 

Sayangnya, banyak siswa-siswi SMU yang membolos dan menghabiskan waktu di hutan pinus ini. Juga, ada banyak sepeda motor diparkir di pinggir jalan, tanda hutan ini kerap digunakan sebagai tempat memadu kasih.

 

Beh!

 

Napas kembang-kempis,
Air menipis,

But we like this, #senyum.lebar

 

Perjuangan yang aku dan beberapa sahabat SPSS tempuh tak sia-sia. Keletihan kami, dibayar lunas oleh serangkaian pemandangan alam yang elok. Mengingatkan kami bahwa Indonesia memiliki potensi tak terkira yang wajib kita jaga.

 


Di atas tebing, perjuangan yang tak sia-sia. #senyum.lebar

 

Yah, kalau Pembaca ingin kemari, bolehlah naik kendaraan bermotor. Kami kemari bersepeda, semata-mata ingin melakukan perjalanan yang penuh tantangan.

 

Jadi, kapan Pembaca ada rencana bertamu ke Desa Mangunan? #senyum.lebar

NIMBRUNG DI SINI