Etika Berwisata Peninggalan Bersejarah
- Jangan buang sampah sembarangan!
- Jangan merusak peninggalan bersejarah! Kalau bisa batasi kontak fisik ke benda tersebut!
- Baca informasi sejarahnya. Kalau perlu difoto dan dibaca lagi di rumah.
- Patuhi peraturan yang berlaku!
- Jaga sikap dan sopan-santun!
- Jangan hanya foto-foto selfie thok!
- Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!
Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.
Pleret adalah nama salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta. Letaknya sekitar 7 km di selatan Kotagede. Ketenaran Pleret memang kalah telak bila dibandingkan kota pengerajin perak tersebut. Tapi jangan salah! Pleret ternyata menyimpan kekayaan wisata sejarah yang unik dan juga menarik. #senyum.lebar
Kekayaan sejarah tersebut tak lepas dari peran Pleret sebagai ibu kota Kesultanan Mataram Islam saat pemerintahan Amangkurat I. Walau hanya berselang sekitar 300 tahun, peninggalan di Pleret tak lagi utuh. Namun itu yang menarik. Sebab hampir semuanya tersembunyi di dalam tanah, menanti untuk ditemukan lagi.
Susur Sejarah Pleret pada hari Sabtu (10/4/2010) yang lalu diusung sebagai tema Sabtu Pagi Sepeda Santai. Jumlah pesertanya melimpah jadi 35 orang. Dengan kondisi medan yang landai, teduh, serta jarak yang tak terlalu jauh dari Kota Jogja, menyusuri sejarah Pleret dengan sepeda tak ayal lagi sesuatu yang amat mengasyikkan.
Pembaca tertarik? #senyum.lebar
Rute Menuju Pleret
Apabila titik pemberangkatan dari perempatan Titik Nol Kilometer Yogyakarta, maka arahkan kendaraan ke Pojok Benteng Kulon Wetan (di ujung selatan Jl. Brigdjen Katamso). Dari sana lantas ke arah timur sampai tiba di Kotagede. Dari Kotagede tinggal arahkan kendaraan ke selatan, melewati ringroad, dan terus menyusuri jalan raya hingga sampai di Kantor Kecamatan Pleret.
Jika Pembaca bingung memulai wisata dari mana, tak ada salahnya untuk berkunjung ke Museum Purbakala Pleret terlebih dahulu. Museum ini terletak di Desa Kedaton, sekitar 500 meter dari Kantor Kecamatan Pleret, tepat di pinggir jalan raya.
Museum ini dibuka pada hari-hari kerja. Saat hari Sabtu, Minggu atau hari libur lain, museum ini ditutup. Namun pengunjung masih dapat singgah masuk dengan meminjam kunci kepada pak penjaga museum yang membuka usaha warung rokok di samping museum. #senyum.lebar
Oh iya, konon bangunan Museum Purbakala Pleret ini adalah bekas stasiun kereta Pleret. Di zaman penjajahan Belanda memang ada jalur kereta api yang melintasi Pleret ini. Umumnya sih kereta pengangkut tanaman tebu.
Museum ini menyimpan koleksi temuan arkeologi di seputar Pleret dan Kabupaten Bantul. Salah satunya adalah temuan di Candi Gampingan dan Situs Payak. Walau koleksinya hanya sedikit, namun cukup memberi tanda bahwa di wilayah Pleret ini juga sarat dengan situs-situs bersejarah. Hmmm.
Oh ya, di halaman museum sendiri ada sumur tua yang hingga saat ini masih mengeluarkan air. Oleh masyarakat setempat, sumur ini dinamakan sumur gumuling dan tentu dipercaya membawa berkah. Nggak tau berkahnya apa. Tapi aku apusi saja temen-temen kalau berkahnya cepet dapet jodoh #hehehe. Eeeh, malah jadi banyak yang raup pakai air sumur ini. Beh! #senyum.lebar
Jadi setelah ini kemana? Tunggu saja artikel Pleret yang berikutnya ya Pembaca! #senyum.lebar
Saya rasa ini kesadaran masyarakat sekitar yang kurang menghargai peninggalan leluhur plus aparat desa, kecamatan, sampai kabupaten atau mungkin provinsi yang kurang peduli pada sejarah. Namanya ibukota kerajaan besar yang pernah kuasai seluruh Jawa pasti dulunya megah. Megahnya melebihi Keraton Yogyakarta sekarang ini.
Oh iya, katanya bekas keraton yang sekarang jadi SMP dan SMA Negeri Pleret, depannya alun-alun, pasar itu pasar asli dari zaman Mataram dulu. Jadi itu pasar sudah sangat tua dan perlu di lestarikan.
Dilihat dari lokasi keputren, keputran, kauman, kedaton, dan keraton, betapa megahnya keraton ini. Tapi, yaitu tadi, masyarakat plus aparat kurang peduli, jadi ilang deh.
sumur gumuling?
namanya sama kayak situs yg ada di taman sari ya
btw kenapa dinamai sumur gumuling?
sekadar ingin tahu, siapa tahu udah dikasih tau sama bapak penjaganya :)
dibelakang jual mie ayam he he he ... trus jangan lupa ke daerah jetis
bantul situs blawong ... ada batu2 yang konon petilasan sultan agung,
batunya sih bentuknya kurang \"ancient\" ... tapi buat track sepeda
asyik, bisa lewat jembatan gantung segala
trus ada situs Kraton Pleret yang tinggal 2 umpak, lalu ada Situs
Kedaton Pleret ... dari pasar ke selatan sedikit, belakang mie ayam di
rimbunan bambu ... situs kedaton ini yang mirip banget dengan masjid
kauman ... batu-batu bata terpendam
mirip situs masjid pleret ... batu bata yang tertimbun tanah ...
kalau Kraton-nya tinggal 2 Umpak di Insitu-nya ... 2 lagi sudah Ex-
situ, 1 untuk masjid tamansari dan 1 kayaknya di museum ini ...
setahu saya sumur gumuling adanya di taman sari
post muh kurang menarik -1
Kemana? Kemana ? Mang asyiknya kemana :D
Jalan-jalan kemana pun, kalau beramai-2 dengan teman, memang menyenangkan. :) *enaknya jadi lajang hehee..
ramai sangat heheh
:D