Etika Berwisata Alam
- Jangan buang sampah sembarangan!
- Jangan merusak alam!
- Patuhi peraturan dan tata krama yang berlaku!
- Jaga sikap dan sopan-santun!
- Jangan hanya foto-foto selfie thok!
- Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!
Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.
Bila mendengar kata pantai, yang terbayang pertama kali pastilah pasir dan air laut. Tak salah memang. Namun, bila menyebut ada pantai di Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, apa itu suatu kesalahan?
Sleman adalah salah satu kabupaten yang ada di Provinsi DI Yogyakarta. Letaknya di ujung utara, berbatasan dengan Gunung Merapi. Jadi mungkinkah ada pantai di sana?
Rasa penasaran itulah yang menggiringku dan sahabat SPSS untuk bersepeda ke Pantai Cemplon di hari Sabtu (27/3/2010).
Titik Awal:
Tugu Pal Putih Jogja
Titik Tujuan:
Pantai Cemplon, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta
Jarak Tempuh (Waktu Tempuh):
20 km (1,5 jam)
Rute Perjalanan:
Pergi: Titik Awal – Ringroad Jl. Wates – Patukan – [Blusukan] – Jl. Tempel-Klangon – Pantai Cemplon
Medan:
Jalan beraspal dengan kontur datar.
Ternyata, apa yang dimaksud dengan Pantai Cemplon tidak lain adalah pesisir Kali Progo yang “dahulu” mirip pantai. Kenapa aku kasih tanda kutip pada kata dahulu? Itu sebab kemiripannya dengan pantai adalah sebelum tahun 2010.
Ihwal dinamai Pantai Cemplon adalah sebab di sana penuh dengan batu-batu kali yang menyerupai panganan cemplon. Pantai itu pun merupakan singkatan dari bahasa Jawa; papan santai alias tempat untuk bersantai. Penjelasan itu diperoleh dari seorang bapak warga yang kami temui di lokasi.
Kepada Om Bayu, Bapak itu pun bercerita kisah Pantai Cemplon ini.
Dulu tahun 2004 pernah diresmikan oleh Bupati Sleman.
Dulu kunjungan per hari bisa ratusan orang.
Dulu pesisir pantai masih luas.
Dulu banyak warga yang menjual Cemplon disini.
Dulu gubuk dan fasilitas umum masih terawat.
Dulu tiap akhir pekan ada pentas musik dangdut.
Sekarang?
Pantai Cemplon tak ubahnya pinggir Kali Progo yang jauh dari kesan asri. Bahkan bisa dibilang angker. Tak ada pasangan kekasih wanita berbikini orang yang sudi bertandang ke sana. Entah apa penyebabnya. Mungkin tak ada pembinaan pengelolaan dari Dinas Pariwisata Sleman. Atau mungkinkah ini hanya pantai khalayan Bupati Ibnu yang kini terjerat kasus korupsi itu? #hehehe
Namun setahu aku, yang namanya sungai atau kali itu rawan banjir. Apalagi kalau musim hujan. Airnya jadi melimpah dan berwarna cokelat. Mirip seperti yang ada di foto artikel ini. Tak cocoklah jadi lokasi bermain air sepanjang waktu. #sedih
Sebelum kami pulang, bapak warga itu pun mengucapkan terima kasih atas kesudian kami singgah di Pantai Cemplon. Aku tak bisa berkomentar apa-apa...
hahaha
banyunibo, ma barong... ganti suasana euy>__
hehe
kebetulan aku lagi kkn di sana
ketika membaca di paragraf yang berisi tentang peresmian pantai itu, aku langsung berkata dalam hati: \"pantas aja gak ada pengunjung lagi, soalnya yang meresmikannya adalah si bapak itu\", ternyata wijna sudah mengungkapkannya di penghujung paragraf... :D
memang sepertinya kondisinya juga gak seperti itu. Airnya tidak
secoklat itu dan kondisinya ndak memprihatinkan begitu. Ide wisatanya
bagus, sayang ndak diolah dengan baik yah.
Saya juga mengucapkan Terima Kasih karena anda telah bersedia datang kesana dan memposting tulisan ini..........
Hehhehehe............
gw selalu iri dengan orang2 yang bersepda kek gini
karena gw gak pernah dan gak mampu. *fisik telo*
btw arusnya gedhe nggak? klo gede cocok digunakan untuk arung jeram tuh
Wkwkwk, judulnya menipu, takkiro dulu dah pernah ke sana, ternyata hanya berdasar informasi :(