HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Bukitku Tak Lagi Tinggi

Senin, 15 Februari 2010, 06:14 WIB

Etika Berwisata Alam

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak alam!
  3. Patuhi peraturan dan tata krama yang berlaku!
  4. Jaga sikap dan sopan-santun!
  5. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  6. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Apa yang Pembaca harapkan dari sebuah bukit?
Suasana romantis?
Pemandangan yang elok?
Ikon unik suatu tempat?

 

Bukit, pada dasarnya hanyalah gundukan tanah yang menjulang tinggi. Beberapa di antaranya mengandung inti bebatuan. Batu-batu itu tak kalah berharga dari batu candi nan antik. Kenapa? Sebab bisa dijual dan ada yang mau beli.

 

Tak usahlah jauh-jauh. Amati ornamen penghias rumah Pembaca (bila ada #hehehe). Adakah batu yang melekat di sana? Batu-batu pemanis ruang itu dari manakah asalnya? Ya dari bukit!

 

Kalau Pembaca tak sempat keluar rumah, izinkan aku menyajikan foto-foto berikut kepada Pembaca. Berikut adalah salah satu buah kegiatan blusukanku ke berbagai tempat dan merekam peristiwa yang terjadi.

 


Bukit di Desa Trimulyo ini nyaris habis ditambang.

 

Aku singgah di Desa Trimulyo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta. Apa yang aku nikmati di sana adalah pemandangan elok yang tersaji dari perbukitan gamping. Sepengamatanku, sejumlah bukit habis dipapas oleh para penambang batu.

 

Aku berpikir, lambat laun semua bukit kelak kan habis dipapas. Bukit, bukan sumber daya alam yang bisa diperbarui.

 

Kalau aku nggak salah ingat, ada suatu kecamatan di Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta yang bernama Gamping. Sebab, dahulu di sana penuh dengan perbukitan gamping. Sekarang? Hanya tersisa seonggok batu gamping sebagai kenang-kenangan. Bahwasanya batu gamping itulah yang melatar-belakangi tradisi upacara adat Saparan Bekakak Ambarketawang.

 


Bukit Gamping yang sarat dengan tradisi saat ini hanya tinggal seonggok.

 

Setujukah Pembaca bahwa kegiatan penambangan ini akan merusak alam?
Alam dirusak hanya demi mendapatkan imbalan sesuap nasi?
Padahal kan alam yang menunjang kehidupan kita?

 

Tapi, apabila kegiatan penambangan dihentikan. Hidup ribuan penambang akan goyah. Ah, permasalahan ini kok ya jadi sedemikian kompleks?

 

Kalau Pembaca berkenan, aku ingin tahu Pendapat pembaca. Aku beri dua opsi berikut:
 

  1. Setuju dengan kegiatan penambangan. Resikonya, bukit-bukit akan menghilang.
  2. Tidak setuju dengan kegiatan penambangan. Resikonya, penambang harus mencari usaha lain.

 

Aku bimbang. Mohon kiranya aku diberi masukan wahai Pembaca nan budiman. Pembaca pilih yang mana?

NIMBRUNG DI SINI