HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

4 Detik di Gua Kiskendo

Minggu, 10 Januari 2010, 09:48 WIB

Etika Berwisata Alam

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak alam!
  3. Patuhi peraturan dan tata krama yang berlaku!
  4. Jaga sikap dan sopan-santun!
  5. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  6. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Kurang puas dengan apa yang kami temui di Candi Pringtali, kami pun lantas memutar otak mencari obyek wisata lain. Agatha mengusulkan ke Gua Kiskendo saja berhubung jaraknya dari lokasi Candi Pringtali memang tergolong dekat, sekitar 7 km.

 

Asal-Usul Gua Kiskendo dari Kisah Ramayana

Gua Kiskendo masih berada di wilayah Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta. Retribusi masuk per orangnya Rp1.500 dan jasa pemandu Rp500. Tapi pada kenyataannya kami masuk Gua Kiskendo tanpa didampingi pemandu. Korupsi kah? Apa mungkin kami pengunjung yang kurang-aktif menuntut hak?

 


Gua Kiskendo
(Klik Untuk Memperbesar)

Konon katanya, Gua Kiskendo ini ditemukan oleh penduduk lokal bernama Ki Gondorio sekitar tahun 1700-an. Ki Gondorio ini lantas memberi nama setiap ruangan di Gua Kiskendo sesuai kisah pada lakon pewayangan Ramayana.

 

Diceritakan bahwa Gua Kiskendo ini merupakan tempat pertarungan Subali versus duet Mahesasura dan Lembusura. Cerita pewayangan ini–dengan versi nyeleneh–bisa pembaca simak di situs ini. Mahasiswa ISI Jogja pun mengukir relief cerita pewayangan ini di dekat pintu masuk gua.

 

Tips dan Teknik Fotografi di Dalam Gua

Nah, apa yang aku maksud dengan 4 detik bukan berati kami berada di Gua Kiskendo hanya selama itu. Melainkan waktu yang dibutuhkan kamera untuk mengambil foto-foto di dalam gua. Istilah kerennya exposure time. Itu karena suasana di dalam Gua Kiskendo ini gelap. Selain gelap juga sepiii sekali. Nggak seperti Gua Gong di Pacitan yang penuh sesak manusia seperti pasar.

 

Berhubung aku sudah pernah dua kali masuk ke dalam gua dan memfoto bagian dalamnya, aku mau bagi-bagi sedikit tips ke Pembaca tentang teknik fotografi di dalam gua.

 


Memakai lampu AF DSLR sebagai senter
adalah ide cerdas #senyum.lebar
  1. Bawa tripod, sebab di dalam gua relatif tidak ada tempat untuk meletakkan kamera. Kalaupun ada bebatuan, biasanya basah dan berlumur tanah.
     
  2. Jangan pakai flash internal. Gunakan ISO 200-400. Aktifkan mode shutter-priority dan pilih kecepatan selambat mungkin. Aku pilih 4 detik karena itu batas maksimal kami bisa berpose diam mematung. Soalnya kalau gerak, nanti foto kami buram. #senyum.lebar
     
  3. Pakai lensa sudut lebar, bisa juga Fish-Eye. Lensa Mas Ipuk 70-200 f/4 tidak bisa berkutik di dalam gua, hehehe. #hehehe
     
  4. Motret di dalam gelap itu susahnya adalah mencari fokus. Kalau aku sih selalu menyertakan obyek cahaya pada foto, walau remang-remang sekalipun. Jadi fokusnya adalah ke cahaya itu.
     
  5. Untuk teknik yang lain bisa menggunakan Flash Painting. Tapi hati-hati melangkah, soalnya di dalam gua itu becek dan licin.

 

Pas waktu itu aku kebetulan nggak bawa tripod dan flash eksternal. Jadi aku harus rela kameraku kotor dengan tanah. Tapi hasil fotonya nggak mengecewakan kan? #senyum.lebar

 

Yang namanya fotografi itu kan, man behind the gun, hahahaha #senyum.lebar

 

 

Tips Menjelajah Isi Gua

Oh ya ada beberapa hal yang patut diperhatikan ketika memasuki gua, utamanya gua yang sepi seperti ini:

 


Ada 15 ruangan di gua ini, jarak terjauh sekitar 100 meter.
  1. Alas kaki sendal saja, kalau bisa sendal gunung karena di dalam becek dan licin.
     
  2. Bawa alat penerangan seperti senter. Waktu itu kami cukup kreatif dengan menggunakan lampu AF kamera DSLR kami sebagai pengganti senter.
     
  3. Jaga kesopanan. Tidak buang sampah sembarangan. Tidak ngomong sembarangan. Wajar kok kalau tiba-tiba bulu kuduk ”merinding”. Toh aku juga mengalaminya waktu motret, hehehe. #hehehe

 

Nah, gimana? Pembaca sudah siap menjelajah masuk gua? #senyum.lebar

NIMBRUNG DI SINI