HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Plesir ke Pacitan

Selasa, 27 Oktober 2009, 05:30 WIB

Etika Berwisata Alam

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak alam!
  3. Patuhi peraturan dan tata krama yang berlaku!
  4. Jaga sikap dan sopan-santun!
  5. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  6. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Minggu lalu aku mendapat tantangan dengan imbalan yang cukup menarik dari kawanku, Ewie. Simpel saja, aku harus mengemudikan (dengan selamat tentunya) mobil Toyota Rush S/MT yang baru saja dibeli Ewie dari Jogja menuju Pacitan, Jawa Timur.

 

Imbalannya apa? Ya, tentu saja jalan-jalan di seputar Kota Pacitan (pastinya pakai mobil baru dunk!). Apalagi semua akomodasi ditanggung oleh Ewie. Agar perjalanan lebih semarak, aku mengajak Yuda untuk bertualang di hari Sabtu dan Minggu (17-18/10/2009) itu. Nyammm!

 

Ini Mobil Baru!

Perihal mengemudikan mobil bukan masalah baru buatku. Yang jadi masalah adalah kakiku ini sudah terbiasa gowes sepeda. Jadi, pas pertama kali duduk di bangku kemudi, yang aku lakukan adalah menggowes pedal gasnya #gubrak. Untung aku cepat tersadar, hehehe #hehehe.

 


Dua orang mesum bertualang bersama, hehehe.

Dari Jogja menuju Pacitan kami melewati rute yang umum, yaitu Jogja - Wonosari -Wonogiri - Pacitan. Kontur jalannya mulus, tapi berkelok-kelok dan naik-turun. Lawan di jalan bukan sepeda motor, tapi truk-truk besar pengangkut hasil hutan. Pemandangan cukup seragam, bukit kapur gersang yang diselingi pepohonan rindang.

 

Total jarak tempuh Jogja – Pacitan sejauh 120 km kulahap dalam waktu 4 jam. Kata Ewie itu masih kalah rekor dibandingkan kecepatan dirinya menunggang motor ataupun supir travel. Yah, aku kan masih sayang nyawa untuk rela menukik di tikungan dengan kecepatan 80 km/jam Wie... Lagipula mobilmu kan masih baru. #hehehe

 

Banyak orang mengenal Kota Pacitan sebagai tempat kelahiran Pak Susilo Bambang Yudhoyono alias Pak SBY yaitu #halah kepala negara tercinta kita ini. Semula aku juga tahunya Pacitan ya hanya itu. Tapi, saat menginjakkan kaki di sana, ternyata Pacitan lebih dari itu.

 

Selamat Datang di Kota 1001 Gua!

Pacitan adalah kota teluk (bay city). Di selatan Kota Pacitan terbentang pantai yang luaaas. Sayangnya, lautnya adalah laut selatan yang ombaknya terkenal beringas. Kota Pacitan dikelilingi oleh bukit kapur, menjadikan pemandangan pantai sebagai surga di antara perbukitan kapur.

 

Bicara soal surga, Pacitan adalah surganya gua, tak salah kalau kota ini menyandang predikat kota 1001 gua. Gua yang terkenal adalah Gua Gong dan Gua Tabuhan. Gua-gua tersebut ”ramah” terhadap wisatawan yang belum berpengalaman masuk gua karena sudah dilengkapi alat bantu jalan dan lampu penerangan. Selebihnya, silakan tanya ke klub pencinta alam dan rasakan sensasi caving di gua-gua Pacitan! Beberapa gua di Pacitan juga menyimpan peninggalan arkeologi pra-sejarah lho.

 


Ini salah satu sudut di Gua Gong, warna-warni itu karena lampu di dalam gua.

 

Pantainya Boleh Juga

Berhubung aku masih asing dengan yang namanya gua, maka aku menyasar wilayah pantainya saja. Pantai pertama yang aku datangi adalah Pantai Teleng Ria. Pantai ini semacam Parangtritis-nya Pacitan. Jaraknya hanya sekitar 2 km dari kota Pacitan. Garis pantainya sih panjang tapi sebagai obyek foto pantai kurang menarik karena nggak ada obyek uniknya.

 

Pantai kedua aku pilih yang lebih menantang, yaitu Pantai Klayar. Jaraknya sekitar 30 km dari kota Pacitan. Pantai ini lumayan sepi pengunjung dan ciamiknya, pantai ini punya obyek foto yang menarik lho. Ada lokasi karang yang menyemburkan air laut seperti geyser bernama "Seruling Samudera". Sayangnya nggak sempat aku foto. Besar retribusi untuk masuk ke obyek wisata ini cukup murah, rata-rata di bawah Rp5.000.

 


Pagi-pagi di Pantai Teleng Ria dapet juga siluet pohon kayak gini.

 

 

Ada Apa di Dalam Kota Pacitan?


Jadah Bakar dan Tahu Goreng buat teman nongkrong.



Berbincang dengan pengasuh Pak SBY semasa kecil.

Puas dengan obyek wisata alamnya,  sekarang mari kita lihat isi kota Pacitan. Ternyata, kota Pacitan ini cuilik. Walau nggak cuilik-cuilik amat, tapi ya situ sama situ bisa saling kenal walau beda kelurahan. #hehehe

 

Eh iya, berhubung ini malam minggu kami sempat menyambangi alun-alun kota Pacitan yang konon katanya tempat favorit anak muda Pacitan buat kongkow-kongkow. Ternyata ya alun-alunnya biasa-biasa aja. Eh, tapi di sini lumayan asyik buat nongkrong karena ada santapan jadah bakar dan tahu goreng (walau rasanya kalah jauh sama Belalang Goreng, hehehe).

 

Di Kota Pacitan ini juga ada rumah orangtua Pak SBY yang kini dijejali dengan foto-foto aktivitas Pak SBY semasa menjabat di pemerintahan (sekaligus kampanye Partai Demokrat #hehehe). Hanya itu saja, tak ada yang lain dan menarik di kota ini. Terminal bus dan pasar saja jaraknya lumayan berdekatan.

 

Eh tapi tunggu dulu! Bukan berarti Pacitan tidak layak disambangi sebagai lokasi tujuan wisata lho! Ingat-ingat saja keyword-nya (kata kunci) Pacitan yaitu pantai dan gua. Dijamin wisatawan bakal terpuassskan dengan dua jenis obyek wisata alam Pacitan tersebut.

 

 

Jadi Pembaca sekalian, kapan kita surfing dan caving di Pacitan? #senyum.lebar

 

Lewat...

Demi Pacitan ini lewatlah sudah Jogja Java Carnival 2009 dari bidikan kameraku. Hiks...

NIMBRUNG DI SINI