Etika Berwisata Alam
- Jangan buang sampah sembarangan!
- Jangan merusak alam!
- Patuhi peraturan dan tata krama yang berlaku!
- Jaga sikap dan sopan-santun!
- Jangan hanya foto-foto selfie thok!
- Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!
Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.
Kesempatan kedua? Siapa sih yang nggak mau? Terlebih jika ingin memperbaiki kesalahan di kesempatan pertama. Ya kan?
Saat mendengar bahwa acara Malam Keakraban Anak Matematika (Matriks) 2007 akan diselenggarakan lagi di Kebun Buah Mangunan, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, aku merasa kesempatan kedua datang menghampiriku. Apalagi kalau bukan untuk memfoto pemandangan alam dari Kebun Buah Mangunan. Yang mana saat ini aku sudah dipersenjatai dengan DSLR Nikon D80 dan lensa Nikkor 18-135 DX.
Hari Pertama. Jum’at, 7 September 2007
Aku bertolak dari Kota Jogja bareng Joko yang bertugas sebagai panitia pengarah (steering comitee). Joko ini dahulu menjabat sebagai ketua panitia Matriks di tahun 2006.
Penggunaan nama Matriks sebagai nama kegiatan malam keakraban mahasiswa program studi matematika UGM baru dimulai sejak tahun 2007 ini. Sebelumnya nama yang digunakan adalah Delta (Derap Langkah Anak Matematika).
Untuk sampai ke lokasi Kebun Buah Mangunan kami harus menempuh jalan menuju Imogiri yang kemudian dilanjut ke arah Dlingo. Perlu Pembaca ketahui bahwa Kebun Buah Mangunan ini letaknya ada di wilayah perbukitan. Jadi, meskipun jalan menuju ke sana berupa jalan aspal yang mulus, tapi penuh dengan tanjakan curam serta kelokan tajam. Terlebih lagi, di malam hari nggak ada penerangan sama sekali. Alhasil, pengunjung yang berwisata di Kebun Buah Mangunan hendaknya agar senantiasa wasapa dalam berkendara.
Aku dan Joko tiba di lokasi sekitar pukul 5 sore. Setelah bercakap-cakap dengan para panitia yang didominasi oleh angkatan 2005 dan 2006, kami bertolak ke suatu bukit. Dari sana kami dapat menyaksikan pemandangan alam yang sangat indah yaitu jurang yang berkelok-kelok dengan Kali Oya mengalir di tengah-tengahnya. Lokasi bukit yang kami tuju ini sudah kami ketahui sebelumnya sejak Matriks 2006 yang diselenggarakan pada tahun lalu.
Sesampainya di bukit, aku langsung mempersiapkan kamera untuk memotret beberapa foto. Kondisi cuaca saat itu berangin kencang. Matahari senja sulit diabadikan karena kerap terhalang awan. Untuk kegiatan perburuan foto ini aku mempersiapkan kartu memori 1 GB dan 2 GB. Foto-foto khusus pemandangan alam aku simpan di kartu memori 1 GB. Sementara kartu memori 2 GB untuk menyimpan foto-foto seputar kegiatan Matriks 2007.
Hari Kedua. Sabtu, 8 September 2007
Setelah melewati satu malam yang menegangkan (karena ada kejadian yang memaksa para panitia untuk tetap waspada) aku berangkat kembali ke bukit, kali ini seorang diri.
Sayang, aku terlambat bangun sehingga aku tidak bisa mengabadikan terbitnya matahari. Aku nggak menyangka matahari terbit sangat cepat. Padahal waktu baru menujukkan pukul 6 pagi kurang sedikit, tapi matahari sudah bersinar lumayan terik. Alhasil, aku nggak terlalu banyak mengabadikan foto.
Aku balik lagi ke basecamp, bersih-bersih diri, dan nimbrung ngobrol dengan adik-adik angkatan. Kira-kira pukul 10 siang aku bertolak menuju rute outbond. Inti dari kegiatan Matriks adalah di outbond ini. Para mahasiswa baru dihadapkan dengan ganasnya alam (dan juga permainan yang disiapkan panitia #hehehe) supaya ikatan pertemanan mereka semakin erat dan kompak. #senyum.lebar
Rute outbond melalui jalur hutan yang berada di lereng-lereng perbukitan. Sebenarnya, di sekitar sana ada banyak sekali spot pemandangan yang menarik untuk difoto. Tapi, berhubung memori 1 GB aku pinjamkan pada panitia seksi dokumentasi (karena mereka ternyata kehabisan kartu memori), alhasil sewaktu outbond aku nggak banyak memfoto pemandangan.
Selain itu, karena posisiku sebagai kakak angkatan yang hanya ikut nimbrung acara, aku nggak begitu paham rute outbond. Khawatirnya kalau aku sering berhenti untuk memfoto nanti malah ditinggal panitia dan berakhir nyasar di tengah hutan pinus Mangunan! Doh!
Eh iya, salah satu lokasi outbond disinyalir angker karena ada panitia yang sempat mengabadikan “foto penampakan” di handphone miliknya. Tapi ketika aku ke sana dan memfoto tempat tersebut, tidak satu pun muncul penampakan. Ah sudahlah...
Hari Ketiga. Minggu, 9 September 2007
Nggak ingin mengulangi kesalahan di hari kedua, kali ini aku bangun lebih awal karena malamnya aku sengaja tidur lebih awal. Ini hari terakhir kegiatan Matriks 2007 dan sekaligus hari terakhir perburuan fotoku.
Di pagi hari terakhir ini, aku berangkat ke bukit tidak sendiri karena ditemani oleh Joko, Gunawan, dan Teguh. Mereka bertiga adalah panitia pengarah Matriks 2007 yang datang dan menginap di lokasi Kebun Buah Mangunan.
Nggak lama kemudian menyusullah sejumlah anak-anak angkatan 2005 dan 2006 seperti Bayu, Pipink, Friska, Lani, Ningrum, Nana, dan Arda. Aku hanya sempat mengambil beberapa foto karena DSLR ku lantas dipinjam oleh Pipink. Tiba-tiba aku teringat kalau tahun lalu di bukit ini aku pernah berkata pada Pipink kalau aku ingin memfoto pemandangan di bukit dengan DSLR. Eh, nggak kebayang kalau pembicaraanku di tahun lalu itu menjadi kenyataan pada hari ini.
Anyway, aku harus mengakui kalau foto-foto yang dihasilkan oleh Pipink lebih bagus. Mungkin karena Pipink lumayan aktif di Unit Fotografi UGM. Meskipun dirinya sendiri mengakunya jarang aktif di sana, namun hasil fotonya tetap bagus. Hmmm... aku masih harus banyak belajar nih.
Selesai foto dan makan pagi (atau makan siang ya?), aku dan teman-teman angkatan 2004 yang lain bersiap kembali ke Kota Jogja meskipun rangkaian kegiatan Matriks 2007 belum usai. Bisa jadi, ini perburuan fotoku yang terakhir di Kebun Buah Mangunan. Mungkin saja di tahun depan aku nggak bisa memfoto di sana lagi. Entah karena Matriks 2008 diselenggarakan di tempat lain atau mungkin karena aku sudah lulus kuliah, hehehe. #hehehe
Oh iya, hari itu salah seorang panita dari angkatan 2005, Sigit, berulang tahun. Tentu saja aku tidak melewatkan untuk mengabadikan ganasnya para panitia lain mengerjai Sigit di hari bahagianya itu. Hahahaha! Selamat ulang tahun ya Git! #senyum.lebar
Tentang Memfoto di Kebun Buah Mangunan
Pemandangan di atas bukit yang ada di lokasi Kebun Buah Mangunan sangat indah untuk diabadikan. Tapi, karena cuaca yang sering berangin, harap siapkan kondisi badan agar perburuan foto tidak terganggu. Selain itu, siapkan juga tripod yang kokoh. Saat itu aku hanya membawa tripod mini tua yang kurang efektif menahan hembusan angin.
Ada dua permasalahan yang kuhadapi saat memfoto dari bukit di Kebun Buah Mangunan. Pertama, adalah komposisi dan framing. Begitu melihat pemandangan yang terbentang luas, ingin rasanya untuk mengabadikan seluruh pemandangan tersebut. Namun ternyata, sudut pandang yang bisa diabadikan oleh lensa Nikkor 18-135 DX terbatas, sehingga nggak menciptakan efek WOW pada foto.
Sempat aku berpikir, apakah ini gara-gara lensa Nikkor 18-135 DX yang panjang fokalnya kurang lebar? Haruskah memakai lensa lebar seperti Nikkor 12-24 DX? Tapi, begitu melihat hasil foto oleh Pipink, terbesit pikiran bahwa sesungguhnya ini bukan perkara lensa, melainkan komposisi dan framing untuk menentukan pemandangan mana yang pas untuk diabadikan. Jujur saja, aku sering bingung harus mengabadikan komposisi pemandangan yang bagaimana karena pemandangan dari bukit Kebun Buah Mangunan itu... sekali lagi... sangatlah indah.
Kedua adalah metering. Kasus yang cukup sulit antara memilih matrix, center-weighted atau spot. Situasi ini muncul ketika aku harus menyertakan matahari di dalam foto.
Kalau aku memakai matrix metering maka detail awan akan berkurang. Sehingga menurutku yang terbaik adalah dengan memakai center-weighted metering atau spot metering.
Ketika aku me-meter matahari, awan dan langit memang terlihat jelas namun bagian dataran menjadi under exposure. Tapi, saat giliran aku me-meter dataran malah langit menjadi over exposure. Bagaimana ini? Benar-benar kondisi yang dilematis.
Salah satu solusi yang kuperoleh dari Pakdhe Prap yang juga hobi fotografi adalah dengan teknik double exposure yaitu menggabungkan dua foto tersebut menjadi satu. Sayangnya sulit melakukan teknik itu karena harus memfoto dua kali pada sudut pandang yang sama. Lagi-lagi sulit karena aku tidak membawa tripod agar posisi kamera bisa tidak berubah ketika proses mengambil dua foto.
Ah, memfoto di Kebun Buah Mangunan ini memang tidak mudah. Artinya aku masih harus banyak belajar teknik fotografi lagi Pembaca! #sedih
NIMBRUNG DI SINI
-
#EMRabu, 1 Okt 2014, 13:25 WIBwij...kok emma nemu beberap artikel yang fotonya jadi nggak ada ya? salah pake browser kah? suwunitu karena beberapa foto masih bercokol di hosting UGM dan hosting UGM sekarang sudah nonaktif.
-
#NDANDAJumat, 17 Jun 2011, 10:14 WIBHaiii salam kenal!! ternyata mangunan kalo pas pagi pemandangannya jadi lebih bagus yah, btw kalo mau blusukan ikut dunk, saya juga suka blusukan :DMonggo mbak :D
-
#UHARabu, 24 Nov 2010, 09:39 WIBPertamax.. daripada gag ada yg comment ^^weeeh...