HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Isi Perut Khas Nusa Tenggara Barat

Minggu, 16 Agustus 2009, 00:52 WIB

Lain padang, Lain belalang.
Lain pulau, Lain pula santapannya.
#senyum.lebar

 

Selama berwisata 3 hari 2 malam di Nusa Tenggara Barat, jelas untuk urusan isi perut kami mengandalkan "bensin lokal" alias kuliner khas Nusa Tenggara Barat. Masak ya jauh-jauh ke Nusa Tenggara Barat sarapannya tetap pakai gudeg sih? #hehehe

 

Berbeda dengan Bali, karena mayoritas penduduk Nusa Tenggara Barat adalah muslim, jadi nggak sulit bagi kami untuk merapat ke tempat makan terdekat dan menyantap makanan halal. Oleh karena Jawa dan Nusa Tenggara Barat itu berbeda pulau, ya jelas lah kulinernya terlihat unik dan menarik di mataku.

 

Nah, seperti apa sih kuliner yang sempat menjadi isi perut selama berwisata di Nusa Tenggara Barat? Yuk disimak! #senyum.lebar

 

Oh iya, hati-hati air liur menetes ketika membaca artikel ini. #hehehe

 

Pizza Lombok Chili

Mencari makan malam sederhana dan murah di desa sekitar Pantai Kuta Lombok itu terus terang agak sulit. Masalahnya, di desa ini nggak banyak penjual bakso atau nasi goreng yang berkeliling layaknya di Pulau Jawa. #hehehe

 

Tapi, di sini ya masih ada makanan kok. Minimal ya di hotel tempat menginap. Soal harga makanannya, rata-rata sih Rp20.000 ke atas dan rasanya ya... cukuplah untuk bikin perut kenyang. #hehehe

 


Lumayan lah untuk pengganjal perut.

 

Nah, kalau Pembaca mencari rumah makan yang unik di sekitar Pantai Kuta Lombok, kunjungi saja rumah makan Riviera yang didaulat oleh Lonely Planet sebagai rumah makan yang patut dikunjungi. Di sana aku mencoba Pizza Lombok Chili. Harganya Rp30.000 dan bertabur cabai, telor ceplok, biji zaitun, dan keju mozarella. Rasanya pedas dan enak! Nggak salah deh kalau masuk rekomendasi Lonely Planet. #senyum

 

Sate Ikan

Di daerah Teluk Macan China, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Barat kami lihat ada ibu-ibu yang menjual sate di pinggir jalan. Sekilas sih mirip sate ayam, tapi ternyata itu sate ikan! Sate ikan ini kabarnya adalah camilan sore favorit bagi masyarakat Lombok.

 


Yang jual sate ikan umumnya ibu-ibu.

 

Menurut Titis (Math '06) yang asli Mataram, di ibu kota propinsi NTB itu pun juga banyak yang menjajakan sate ikan. Harganya murah-meria. Satu porsi yang dibanderol Rp5.000 terdiri dari 10 tusuk sate ikan.

 

Satenya ya disantap begitu saja tanpa pakai kuah. Komposisi bumbu daging ikannya sendiri bermacam-macam, ada kunyit, bawang putih, sereh, ketumbar, dll. Mungkin karena banyak bumbu inilah rasa amis ikan tidak terkecap.

 


Kurang nasi putih anget sama sambel...

 

Rasanya gimana? Pertama kali mengigit, aku yakin anda bakal minta sepiring nasi putih karena camilan sate ikan ini terlalu enak kalau cuma dijadikan camilan! Seandainya camilan sate ikan ini ada di Jogja, beh... pasti bakal laris manis semanis bubur kacang ijo. #hehehe

 

Ada Soto dan Nasi Kucing?

Eh ternyata, di Nusa Tenggara Barat juga ada soto! Tapi jelas soto ini berbeda dengan soto di Jawa. Misalnya saja dari komposisi bahan-bahannya. Soto di Nusa Tenggara Barat ini terdiri dari soun, irisan ayam, tauge, kubis, dan telor rebus. Ketupat digunakan sebagai pengganti nasi. Selain itu, kuah soto pun berbeda, yaitu berwarna cokelat dan bukan kuning atau putih bening.

 

Eh, jangan heran kalau di Nusa Tenggara Barat ternyata juga ada nasi kucing! Lebih tepatnya nasi bungkus berbentuk mirip piramid. Nasi bungkus ini disebut nasi jinggo yang sepertinya merupakan kuliner "impor" dari Bali.

 


Kuliner lokal di antara gempuran kuliner asing di Gili Trawangan.

 

Dilihat dari bentuknya, porsi nasi jinggo ini jelas lebih besar dari nasi kucing yang dijual di angkringan-angkringan Jogja. Di dalamnya tidak hanya ada lauk tempe, tapi juga oseng sayur-mayur yang lumayan banyak. Kedua makanan ini dijual dengan harga Rp6.000 per porsi.

 

Ayam Taliwang

Pak Bondan Winarno juga pernah bilang maknyus saat berkunjung ke Lombok. Tepatnya di rumah makan Dua Em yang letaknya di Jl. Transmigrasi (Karangbagus) no. 99, Cakranegara, Lombok Barat. Apa yang khas dari rumah makan ini adalah kuliner khas Nusa Tenggara Barat yang disebut ayam taliwang.

 


Ayam taliwang dan plecing kangkung.

 

Aku sendiri baru tahu kalau ayam taliwang itu adalah ayam bakar yang diberi bumbu sejenis sambal, mirip sambal plecing kangkung. Nah, plecing kangkung sendiri sebenarnya mirip urap kalau di Jawa sini. Komposisi plecing kangkung terdiri dari tauge, kangkung, kacang tanah goreng, kelapa parut dan sambal unik yang mirip dengan bumbu ayam taliwang. (bingung nggak bacanya? #hehehe).

 

Ada lagi sambal beberuk yaitu terong bulat, kacang panjang, bawang merah, (semuanya dipotong kecil-kecil) terus dicampur dengan sambal tomat (seperti sambal plecing).

 

Catatan:
Trims Titis buat koreksinya. #senyum.lebar

 

Oh iya, pas di Mataram aku sempat ketemuan sama Ratieh (Math '05) untuk urusan bayar-membayar hutang. Sampai ke Mataram pun hutangmu harus lunas terbayar Tih! #senyum.lebar

 


Di Mataram ada KFC juga rupanya, pas lah buat bayar utangnya Ratieh yang ditemenin sama Nur dan Nita.

 

Tuak Nira

Minuman khas Nusa Tenggara Barat ini juga nggak boleh dilupakan lho! Nama bekennya sih tuak nira karena asalnya dari pohon nira. Walau pakai nama tuak, minuman ini nggak bikin mabuk kok. Malah katanya menambah daya tahan dan stamina.

 

Minuman ini dijual di pinggir-pinggir jalan raya dekat Hutan Monyet Pusuk. Mohon dimaklumi, karena minuman daerah jadi memakai kemasan air mineral bekas. Botol yang kecil ukuran 600 ml dihargai Rp2.500 sedangkan kalau yang ukuran 1,5 lt dihargai Rp5.000. Tersedia juga lho yang dingin. #senyum.lebar

 


Segar dan tidak memabukkan! #senyum.lebar

 

Jadi gimana Pembaca? Sudah paham kan kuliner-kuliner macam apa saja yang ada di Nusa Tenggara Barat? Jadi kapan mau berangkat wisata kuliner di sana? #senyum.lebar

NIMBRUNG DI SINI