Etika Berwisata Alam
- Jangan buang sampah sembarangan!
- Jangan merusak alam!
- Patuhi peraturan dan tata krama yang berlaku!
- Jaga sikap dan sopan-santun!
- Jangan hanya foto-foto selfie thok!
- Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!
Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.
Pada hari Sabtu (19/1/2008) yang lalu, dua orang kawan Math 2004 yaitu Radit dan Joko bertandang ke Bandung. Karena belakangan ini aku sering “mudik” ke Bandung, jadilah pada Sabtu sore itu aku ajak mereka berwisata ke Taman Hutan Raya (THR) Ir. H. Juanda atau yang lebih populer dengan nama Maribaya.
THR Ir. H. Juanda terletak di utara Kota Bandung, tepatnya di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat. Untuk mencapai tempat ini dari Kota Bandung, bisa dengan naik angkot ke Terminal Dago dilanjut dengan berjalan kaki menyusuri Jl. Pakar Kulon kira-kira sejauh 2 km.
THR Ir. H. Juanda merupakan hutan lindung peninggalan Belanda. Pengelolaan kawasan ini diperkirakan mulai dirintis sejak tahun 1912. Pemerintah Belanda baru meresmikannya pada tahun 1922 dengan nama hutan lindung Gunung Pulosari.
Di THR Ir. H. Juanda terdapat banyak curug alias air terjun. Salah satu curug yang terkenal adalah Curug Omas Maribaya.
Berdasarkan keterangan yang terdapat di papan informasi. Curug Omas terbentuk oleh aliran lava basalt yang membeku dan akhirnya membentuk tingkatan-tingkatan. Ketinggian Curug Omas kurang lebih sekitar 30 meter.
Asal-usul nama Curug Omas masih belum diketahui secara pasti. Tapi, kata omas dalam bahasa Sunda memiliki arti bilangan 400. Kata omas bisa juga digunakan untuk menyebut sesuatu yang berjumlah banyak.
Aliran Curug Omas berasal dari Sungai Ci Guling. Di dasar curug, aliran Sungai Ci Guling bertemu dengan aliran Sungai Ci Kapundung dan untuk seterusnya menjadi Sungai Ci Kapundung.