HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Candi Selogriyo

Minggu, 28 Juni 2009, 07:42 WIB

Etika Berwisata Peninggalan Bersejarah

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak peninggalan bersejarah! Kalau bisa batasi kontak fisik ke benda tersebut!
  3. Baca informasi sejarahnya. Kalau perlu difoto dan dibaca lagi di rumah.
  4. Patuhi peraturan yang berlaku!
  5. Jaga sikap dan sopan-santun!
  6. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  7. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Aku mau tanya ke Pembaca sekalian, apa kecele dengan artikel candi sebelum ini? Yang tentang "Candi" Donotirto yang merangkap sebagai wc umum itu lho?

 

Kalau jawabannya iya, semoga artikel ini bisa mengobati rasa kecewanya Pembaca. Kalaupun enggak, ya... nikmati sajalah ya laporan petualanganku ke Candi Selogriyo bareng Andreas, Mas Ipuk, dan Agatha di Minggu (21/6/2009) yang cerah itu. #hehehe

 

Eh, ini artikel tentang candi betulan lho ya! Maksudnya aku, ini candinya asli, dibangun sama eyang-eyang kita di zaman dulu. Bukan dibangun untuk jadi wc umum. #eh

 

Candi Terpencil di Magelang

Sesuai namanya, Candi Selogriyo ini letaknya di Dusun Selogriyo, Desa Candisari, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Aku cuma bisa bilang kalau Candi Selogriyo letaknya jauh banget dari Kota Jogja. Tapi, walaupun jauh tetap masih bisa dicapai kok. Lha wong empat manusia ini kan sudah ke sana, hehehe. #hehehe

 

Berikut adalah panduan rute menuju ke Candi Selogriyo dari Kota Jogja. Buat Pembaca yang penasaran, harap disimak baik-baik ya! #senyum.lebar

 

  1. Dari Kota Jogja ikuti saja Jl. Raya Jogja – Magelang hingga sampai di Kota Magelang, Jawa Tengah. Itu jaraknya sekitar 40 km dan memakan waktu kurang-lebih 1,5 jam naik motor.
  2. Dari Kota Magelang ke Kecamatan Windusari sebenernya ada 2 cara. Pertama, cara yang paling mudah dan cepat adalah lewat Kecamatan Bandongan. Untuk cara ini Pembaca ikuti saja jalan di Kota Magelang yang mengarah ke Bandongan. Di Bandongan sendiri nanti ada pertigaan dengan penunjuk arah ke Windusari.
  3. Sedangkan cara kedua, adalah rute yang paling jauh. Tapi sisi plus-nya pemandangan di sepanjang jalan itu baguuus banget (Subhanallah)! Caranya dari Kota Magelang ikuti saja jalan besar arah Semarang sampai tiba di Kecamatan Secang. Nanti ada pertigaan ke arah obyek wisata Kalibening. Belok di pertigaan itu deh.
  4. Kalau mengikuti rute kedua ini, Pembaca bakal melewati Desa Payaman. Di sana penduduknya bermata-pencaharian sebagai pengumpul batu-batu kali. Cocok dibuat obyek foto. Apalagi sepanjang perjalanan kanan-kiri jalan penuh dengan hamparan sawah. Waaah!
  5. Singkat cerita, sampailah Pembaca di Dusun Selogriyo (bisa tanya ke warga untuk lokasinya). Nah, dari Dusun Selogriyo menuju Candi Selogriyo harus menyusuri jalan tanah SEMPIT sejauh 2 km. Motor sih bisa lewat. Tapi, kalau simpangan wah... repot! Uniknya, pinggir jalan tanah itu jurang yang elok dengan hamparan pemandangan sawah hijau. Nyammm!
  6. Untuk pengunjung yang naik mobil ke Candi Selogriyo, mobilnya bisa diparkir di sisi jalan besar sebelum masuk ke Dusun Selogriyo. Kemudian jalan kaki lewat jalan tanah ini.

 


Sungai di dusun Payaman yang menarik untuk obyek foto.

 


Pemandangan persawahan di jalan setapak menuju Candi Selogriyo. Subhanallah!

 


Jalan tanah yang SEMPIT! Di pinggirnya jurang! Tapi pemandangannya indah. #senyum.lebar

 

Langitnya Cerah!

Pas kami ekspedisi itu, langit Magelang CERAH BANGET! Dari kecamatan Muntilan terlihat 3 gunung; Merapi, Merbabu dan Sindoro. Wah, kalau begini harusnya ke Ketep Pass deh. Sewaktu menuju Dusun Selogriyo, kami disuguhi pemandangan Gunung Sindoro yang seakan-akan bisa dipegang tangan. Mantap! Jadi heran dan terkagum-kagum bahwa, ini masih di Indonesia! #senyum.lebar

Candi dan Arca Tanpa Kepala

Untuk masuk ke kompleks Candi Selogriyo, pengunjung ditarik biaya retribusi Rp500. Gilak! Murah banget nggak sih? #senyum.lebar

 

Di dekat gerbang masuk, ada tempat pembuatan arang. Kalau Pembaca penasaran dengan caranya bikin arang, bisa lihat-lihat di sana. Selain itu juga ada pembangkit listrik dari kincir kayu lho! Unik ya. #senyum.lebar

 


Habis dari gerbang ini masih naik tangga lagi.

 


Kincir kayu ini digunakan sebagai pembangkit listrik.

 

Nah, Untuk sampai ke Candi Selogriyo, dari gerbang masuk ini masih harus mendaki anak tangga ke puncak bukit. Capek? Iya. Tapi kalau ingat pemandangannya, capeknya hilang deh. #senyum.lebar

 

Candi Selogriyo adalah candi dengan latar belakang agama Hindu. Candi Selogriyo saat ini hanya memiliki satu bangunan candi induk dengan pintu masuk menghadap ke arah timur. Jadi, kalau Pembaca mau motret bagus di Candi Selogriyo datanglah saat sore ya!

 


Tampak muka Candi Selogriyo.

 

Candi Selogriyo diperkirakan dibangun pada abad ke-9 Masehi. Kalau dibandingkan dengan candi-candi di wilayah Magelang yang pernah kami kunjungi, kondisi Candi Selogriyo ini memuaskan karena wujudnya terbilang utuh.

 


Arcanya masih ada semua! Walau mereka pasti teriak, Kembalikan kepalakuuuu!

 


Batu-batu purbakala lain yang ditemukan di sekitar kawasan Candi Selogriyo.

 

Candi Selogriyo pernah terkena longsoran tanah di tahun 1998. Itu karena letaknya yang dikelilingi lereng-lereng bukit. Untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali, Candi Selogriyo pun dipindah posisinya. Proses pemindahan dan rekonstruksi ulang Candi Selogriyo selesai pada tahun 2005.

 


Awas kualat kalau dilanggar. #hehehe

 

Suasana di Candi Selogriyo ini bagaikan kombinasi suasana di Candi Sambisari dan Candi Gebang. Ada banyak tempat teduh untuk beristirahat (apalagi buat pacaran #hehehe). Suasana pun bertambah syahdu dengan alunan gemericik air sungai yang berada nggak jauh dari candi. Khusus untuk fotografi, menurutku Candi Selogriyo ini adalah candi yang punya banyak spot fotografi yang bagus-bagus. Di urutan kedua setelah Candi Plaosan tentunya. #senyum.lebar

 


Kalau kepanasan silakan ngadem di sini.

 


Hih! Ini bocah-bocah desa lucu pada mainan di sekitar Candi Selogriyo.

 

Selain ukurannya yang "minim", hehehe #hehehe, Candi Selogriyo ini juga minim informasi. Di lokasi nggak ada papan informasi yang bisa dibaca pengunjung. Sampai-sampai aku harus mengandalkan bermacam referensi dari internet untuk menulis artikel ini.

 

Oh iya, karena keasyikan motret, aku jadi lupa buat wawancara sama Pak Juru Kunci! duh! #sedih

 

Tapi kalau melihat dari lokasi Candi Selogriyo yang terpencil, sepertinya candi ini kurang mampu menarik pengunjung umum untuk berkunjung kemari. Hanya orang-orang tertentu saja yang doyan petualangan macamnya kami ini yang berkenan repot-repot datang kemari.

 

Benar juga kata Andreas kalau Candi Selogriyo ini adalah petualangan candi terekstrim, mengalahkan petualangan ke Candi Risan, karena candi ini jauh, jalannya sempit, harus naik bukit, dan yang paling utama pemandangannya indah!

 

Jadi kapan Pembaca mau berkunjung ke Candi Selogriyo ya? #senyum.lebar

NIMBRUNG DI SINI