HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Candi Gunungsari

Selasa, 26 Mei 2009, 07:39 WIB

Etika Berwisata Peninggalan Bersejarah

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak peninggalan bersejarah! Kalau bisa batasi kontak fisik ke benda tersebut!
  3. Baca informasi sejarahnya. Kalau perlu difoto dan dibaca lagi di rumah.
  4. Patuhi peraturan yang berlaku!
  5. Jaga sikap dan sopan-santun!
  6. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  7. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Eyang-eyang kita di zaman dulu menganggap bahwa tahta para dewa itu adanya di langit. Oleh sebab itu, nggak heran kalau gunung dan bukit, yang notabene tempat tinggi di permukaan bumi, sering dianggap sebagai tempat suci untuk berkomunikasi dengan para dewa.

 

Candi Gunungsari yang terletak di Desa Gulon, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, agaknya dibangun selaras dengan konsep yang diyakini oleh eyang-eyang kita itu. Sesuai namanya, Candi Gunungsari ini letaknya ada di puncak suatu bukit yang bernama Gunung Sari.

 


Masih dengan tim yang sama selepas dari Candi Losari.
Kiri-kanan: Aku, Mas Ipuk, Agatha, Andreas, dan Eme.

 

Nah, di hari Minggu (10/5/2009), selepas berkunjung dari Candi Losari, aku bareng "tim pencari batu" yang beranggotakan Andreas, Mas Ipuk, Agatha, dan Eme melanjutkan mampir ke Candi Gunungsari.

 

Seperti apa ya Candi Gunungsari itu? Yuk, kita jelajahi! #senyum.lebar

 

Gunungsari atau Gunung Sari...

Ada yang menulis nama candi sebagai Gunungsari dan juga Gunung Sari. Aku sendiri memilih menulis namanya sebagai Gunungsari.

 

Dari Jogja Menuju Bukit Gunung Sari

Perjalanan dari Kota Jogja menuju Bukit Gunung Sari di Magelang ini terbilang mudah. Dari kota Jogja, Pembaca bisa menempuh Jl. Raya Yogyakarta – Magelang hingga km 24 (perhatikan patok kilometer di sisi kiri jalan). Di km 24 ini Pembaca sudah masuk wilayah Desa Gulon.

 

Kemudian, bila bertemu persimpangan jalan yang ada lampu lalu lintasnya, Pembaca berbelok ke kiri menjauhi jalan raya untuk masuk lebih dalam di wilayah Desa Gulon. Bukit Gunung Sari sebetulnya sudah terlihat dari pinggir jalan raya yang membelah Desa Gulon. Tapi, supaya nggak nyasar salah bukit, ada baiknya Pembaca memastikan letak bukit Gunung Sari pada warga setempat. #senyum.lebar

 


Sudah siap mendaki bukit Gunung Sari? #senyum.lebar

 

Candi Gunungsari terletak di puncak bukit. Jalan menuju puncak itu hanya berupa jalan setapak hutan. Alhasil, mau nggak mau Pembaca harus menitipkan kendaraan di kediaman warga. Untuk Pembaca yang membawa kendaraan roda 4 bisa memarkir kendaraan di pinggir jalan raya. Perjalanan berjalan kaki menuju puncak bukit Gunung Sari ditempuh kurang-lebih selama 10 menit.

 

Batu-Batu yang Berserakan

Kondisi Candi Gunungsari ternyata memprihatinkan. Nggak ada satu pun bangunan candi yang berdiri utuh. Yang bisa pengunjung saksikan di situs Candi Gunungsari hanyalah batu-batu candi yang berserakan.

 

Beruntunglah situs Candi Gunungsari sudah terpagari. Selain itu, ada bilik jaga untuk juru pelihara. Meski demikian, di situs Candi Gunungsari ini nggak ada papan nama candi dan juga papan informasi.

 


Sama sekali nggak ada sisa-sisa bangunan yang berdiri agak utuh.

 

Bila mencermati posisi sisa-sisa tangga di bangunan induk, Candi Gunungsari memiliki pintu masuk yang menghadap ke arah barat. Di bagian barat bangunan induk sendiri tidak terdapat sisa-sisa pondasi candi perwara. Adapun sisa pondasi bangunan lain malah terdapat di sisi selatan bangunan induk.

 


Sepertinya sih bukan pondasi candi perwara.

 


Pohonnya harus ditebang kalau mau menyelamatkan batuan candi.

 

Pada sisa pondasi bangunan lain tersebut tumbuh pohon besar yang akarnya mencengkram batu-batuan candi yang ada di sekelilingnya. Alhasil, kalau hendak memugar bangunan ini, besar kemungkinan pohon besar tersebut harus ditebang. Padahal kalau aku taksir, pohon ini sudah berumur ratusan tahun.

 

Mirip Tempat Sampah

Candi Gunungsari memiliki beberapa keunikan sebagai candi Hindu. Misalnya saja, wujud yoni induk yang memiliki relief kala.

 


Jadi penasaran, kira-kira bentuk lingganya seperti apa ya?

 

Selain itu, ada banyak batu-batu yang berbentuk bejana dan berlubang, layaknya (maaf!) "tempat sampah" di masa kini.

 


Kok ya mirip tempat sampah ya? Sebetulnya kegunaannya buat apa ya ini?

 

Di permukaan batu-batu tersebut terukir beberapa simbol primitif yang tentu saja kami nggak mengerti apa maksudnya. Kami sempat berkelakar kalau simbol-simbol adalah bahasa kuno yang artinya adalah, "buanglah sampah pada tempatnya", hahaha. #senyum.lebar

 


Simbol-simbol yang bikin penasaran itu.

 

Candi Lain di Bukit Lain

Berhubung hari makin beranjak sore, kami pun mengakhiri kunjungan singkat di Candi Gunungsari ini. Masih banyak hal-hal yang menarik untuk diteliti di situs Candi Gunungsari ini. Semisal keberadaan sumber air yang umumnya terletak tidak jauh dari candi.

 

Kalau melirik daftar candi-candi yang tersebar di Kecamatan Salam, ada 2 candi yang sama-sama mengandung kata gunung, yaitu Candi Gunungsari dan Candi Gunung Wukir. Keduanya sama-sama terletak di puncak suatu bukit yang (entah kenapa) disebut gunung oleh warga setempat.

 

 

Dari atas Candi Gunungsari ini kami bisa menyaksikan sejumlah bukit yang menghiasi desa Salam. Siapa tahu di bukit-bukit tersebut tersimpan candi yang menunggu untuk disingkap.

 

Jadi makin penasaran mendaki bukit untuk mencari candi kan Pembaca? Hahaha. #senyum.lebar

NIMBRUNG DI SINI