Etika Berwisata Peninggalan Bersejarah
- Jangan buang sampah sembarangan!
- Jangan merusak peninggalan bersejarah! Kalau bisa batasi kontak fisik ke benda tersebut!
- Baca informasi sejarahnya. Kalau perlu difoto dan dibaca lagi di rumah.
- Patuhi peraturan yang berlaku!
- Jaga sikap dan sopan-santun!
- Jangan hanya foto-foto selfie thok!
- Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!
Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.
Bagi sebagian besar masyarakat Yogyakarta, Kabupaten Gunungkidul itu identik dengan gua-gua karst dan pantai-pantai elok berpasir putih. Tapi siapa sangka, Gunungkidul diam-diam menyimpan beragam situs-situs purbakala. Salah satu di antaranya adalah Candi Risan yang letaknya ada di Desa Candirejo, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta.
Selain Candi Gembirowati, Candi Risan termasuk salah satu candi besar yang ada di Gunungkidul. Konon katanya, keberadaan Candi Risan masih terkait dengan kisah pelarian prajurit Kerajaan Majapahit. Nah, supaya nggak tambah penasaran, yuk kita sambangi Candi Risan yang ada di pelosok Yogyakarta ini! #senyum.lebar
Candi Risan nun Jauh di Pelosok Gunungkidul
Masih bersama Andreas, pada hari Sabtu (2/5/2009) kami meluncur ke pelosok Gunungkidul untuk menyambangi Candi Risan. Eh, barusan aku menyebut pelosok Gunungkidul itu memang karena letak Candi Risan ini lumayan jauh dan terpencil lho! Bahkan dari Kota Wonosari (ibu kota Kabupaten Gunungkidul) sekalipun.
Bilamana Pembaca lantas mencari keberadaan Kecamatan Semin di peta DI Yogyakarta, jangan kaget pas tahu bahwa Kecamatan Semin itu terletak nun jauh di timur dan berbatasan langsung dengan Jawa Tengah. Dari sini sudah terasa jauhnya kan? Hehehe. #hehehe
Kalau menghitung jaraknya dari pusat Kota Jogja, bisa jadi bakal terasa lebih jauh lagi lho! Jarak Kota Jogja ke Kota Wonosari ada lah sekitar 60-an 40-an km. Sedangkan, jarak dari Kota Wonosari menuju kecamatan Semin ya sekitar 25-an km.
Jadi, kalau ditotal, jarak dari Kota Jogja menuju kecamatan Semin itu ya sekitar 85-an 65-an km. Kurang-lebih sama jauhnya dengan jarak Yogyakarta – Solo. #hehehe
Kalau Pembaca benar-benar penasaran menyambangi Candi Risan dan nggak gentar dengan jarak yang sedemikian jauhnya, silakan simak panduan rute menuju Candi Risan di bawah ini.
- Berangkat dari kota Jogja, kami mengikuti Jl. Raya Yogyakarta – Wonosari sejauh 40 km hingga sampai di Kota Wonosari. Harap bersabar selama perjalanan ya! #hehehe
- Dari Kota Wonosari, ikuti saja petunjuk arah menuju Kecamatan Semin yang banyak terpampang di papan-papan hijau petunjuk arah.
- Barulah pas Pembaca sudah sampai di wilayah Kecamatan Semin, ikuti petunjuk pada peta berikut yang diberikan oleh pak polisi Gunungkidul yang baik hati #senyum.lebar.
Nasib Candi Risan
Sebagaimana umumnya kondisi candi-candi kecil yang kurang terkenal dan kurang terawat, Candi Risan pun tampak bernasib serupa. Di lokasi situs, tidak kami jumpai papan nama candi dan juga papan informasi candi. Beruntunglah situs Candi Risan sudah dijaga oleh pagar kawat berduri. Meski demikian, tidak ada petugas BP3 yang biasa ditempatkan sebagai juru pelihara candi. Menurut penuturan salah seorang warga, selama ini penjagaan Candi Risan dilakukan oleh warga setempat tanpa campur tangan pihak BP3. Duh.
Candi Risan berdiri di atas gundukan bukit kecil. Secara kasat mata, Candi Risan berwujud reruntuhan sekumpulan batu andesit. Reruntuhan ini kami yakini sebagai bangunan induk Candi Risan. Bila mengamati jalur tangga naik menuju puncak candi, kemungkinan pintu masuk Candi Risan menghadap ke arah barat.
Batu-batu penyusun Candi Risan ini bisa dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu batu yang dibentuk oleh manusia (sisi-sisinya rata dan berwujud balok) serta batu yang dipakai tanpa banyak dibentuk (sisi-sisinya kasar dan wujudnya bukan balok). Kondisi batu penyusun seperti ini mengingatkanku saat menyambangi salah satu bangunan candi yang ada di teras Kompleks Candi Ijo.
Sekitar 50 meter di sisi selatan bangunan candi induk terlihat ada suatu struktur susunan batu. Dari luasnya serta batu-batu penyusunnya, aku menduga struktur batu ini adalah bekas pondasi suatu bangunan. Bisa jadi di masa lampau, di atas pondasi ini berdiri pendopo yang dibangun untuk memfasilitasi para peziarah.
Candi Risan aku duga merupakan candi Buddha. Sebabnya, aku sama sekali nggak menemukan benda-benda yang biasa dijumpai pada candi-candi Hindu seperti lingga, yoni, arca nandi, dan lain sebagainya. Meski demikian, di lokasi situs terdapat satu arca yang relatif masih utuh. Arca ini tidak berwujud layaknya dewa-dewi dalam agama Hindu. Lebih mirip dengan arca peninggalan candi Buddha. Itu sebabnya, aku makin kuat menduga bahwa Candi Risan merupakan candi Buddha. Semoga arca ini segera diamankan karena sepertinya rawan sekali untuk dicuri.
Karena umumnya letak candi berada dekat dengan sumber air dan mengingat Gunungkidul identik dengan wilayah rawan kekeringan, kami pun penasaran mencari letak sumber air Candi Risan ini. Sayangnya pencarian kami tidak berbuah manis. Kami nggak menjumpai adanya sumber air di sekitar Candi Risan. Apa mungkin saat ini sumber airnya sudah mengering ya?
Setelah sekitar 1 jam di Candi Risan, kami pun memutuskan untuk pulang ke Kota Jogja melalui Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Itu sebabnya kami penasaran dengan ruas jalan yang menghubungkan Gunungkidul dan Jawa Tengah. Sekaligus iseng-iseng mencari keberadaan Candi Sirih yang konon katanya terletak di Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, hehehe. #hehehe
Sayang sekali pencarian Candi Sirih ini juga berbuah hampa. Selain karena nyasar-nyasar, jalanan di Kabupaten Sukoharjo ini dalam kondisi rusak berat! Kontras dengan kondisi jalan mulus yang berada di wilayah Gunungkidul. Dengan letak candi yang cukup terpencil seperti ini, nggak heran kalau perhatian pemerintah teralihkan ke candi-candi yang mudah dijangkau saja.
Mbak Vinna ternyata punya interpretasi lain tentang Candi Risan. Dari bincang-bincang via Yahoo Messenger, mbak Vinna buka rahasia kalau sebenernya dia sudah tiga kali memimpikan candi ini. Di mimpinya, mbak Vinna melihat Candi Risan ini berwarna putih. Candi Risan tidak memiliki bilik dan ada stupa di atasnya. Selain itu, disekitar candi bersih dari tanaman. Candi Risan terletak diatas bukit dan di kaki bukit ditumbuhi oleh pepohonan. Menurut Mbak Vinna Candi Risan dibangun untuk mencegah petaka, sebagai penolak bala gitu. Apa ada Pembaca yang percaya dengan mimpinya mbak Vinna? #senyum.lebar
Pembaca yang hobi blusukan ke candi-candi, wajib hukumnya singgah di Candi Risan yang ada di pelosok Gunungkidul ini! #senyum.lebar
Candi itu di desaku.
Salam kenal. :)
Tempat wingit itu seperti apa ya wujudnya?
Rumahku Gunungkidul, tapi tempat-tempat wisata malah nggak tau. Padahal saya suka sama situs-situs.
Terima kasih ya infonya.
makasi mas, cukup informatif buat menggambarkan kndisi lingkungan sekitar situs. .
besok senin 22 nov akan di adakan ekskavasi buat ngumpulin data lebih dalam lg tentang candi risan. .
memang banyak masyarakat yang berpendapat bahwa candi ini peninggalan majapahit. walau sebenarnya menurut peneliti lbh tepatnya candi ini di bangun di periode mataram kuno. (peninggalan majapahit kebanyakan terbuat dari bata)
tp ya who knows, smga penelitian bsk senin bs lebih mengungkap kebenaran nya. soalnya di kalangan arkeolog, candi risan sendiri tergolong minim info, pnelitian ksana aja mungkin br 1 2 kali.
thx.
risan..
aku juga udah lumayan sering bersepeda , yang terahir nyepeda ke pedan , klaten
jdi mau ikut yang kayak ginian
Kami pernah nyepeda ke sana. Silakan lihat arsip artikel nyepeda ke air terjun Kedung Kayang Bung. :)
karya sketsa tentang candi.
Apakah sketsanya dipublikasikan di website?
rumahnya di barat candi itu, saya lihat memang candi ini kurang dpt perhatian yaa.
rasanya nggak nyampe 90 kilometer y? Ato salah baca sy. Terus dari pertigaan Semin-
Cawas-Sukoharjo sampai pos polisi yang ada pertigaannya ke candi itu jaraknya lebih
dari 2 km, hampir 3 km malahan.
makasih atas informasinya
perkampungan mataram kuno yang masih sangat utuh yang tertimbun pasir
gunung sindoro sedalam 10 meter. Ini penemuan yang sangat hebat sekali
karena situs itu tidak rusak masih sangat utuh hanya saja belum
tergali semuanya, semoga saja pemerintah segera menyelesaikan
penggaliaannya biar kita segera tahu berapa luas perkampungan dan
bagaina modelnya.
tidak terurus samasekali. Mas Blusuk dan mas panji apa pernah ke situs
Liyangan ya katanya situs itu bekas perkampungan jaman Mataram kuno
bahkan ada rumah panggung segala seperti di sumatera saja. Kalau ada
yang tau tolong kasi tau infonya sejelasnya beserta foto-fotonya yang
jelas, aku penasaran membaca sekilas berita tentang ditemukannya situs
baru liyangan itu.
terus takutnya nanti ndak bisa naik ke lokasi, habis jalanya batu-
batuan and aku baru beli handicam baru jadi baru latihan ngoperasikan
alat baru tu. Kapan-kapan kalu udah dak ujan aku mau kesana tapi naik
sepeda takutnya kalau pake mobil susah naiknya.
gambarnya pakai handicam and sekalian mau bersih in tu rumput tapi ini
bulan hujan terus karena untuk naik ketempatnya lokasi hanya ada jalan
berbatu belum aspal. Sekalian siapa tau ini bisa tuk masukan Pakde W
bupati ne Sukoharjo Makmur.
kengsan/tangsan di kecamatan Weru Sukoharjo. Tepatnya arah Watukelir
kearah Tawangsari ada lapangan karanganyar namanya depannya ada pabrik
batako dan disebelah pabrik itu ada jalan desa kearah timur atau
ke desa jatirejo dari situ bisa tanya penduduk desa itu. Karena
letaknya di pinggir hutan dan sudah ditumbuhi banyak rumput dan tak
terawat. Sayang saya tidak membawa foto jadi tidak bisa
mendokumentasikan.
Nuwun infonya, nanti kalau lewat sana lagi akan saya coba untuk nyari :)
Saya penasaran nih, kalo bulan Juni/Juli gini, oke gak ya kalo ke Jogja buat candi-hopping?
Saya adalah orang Manyaran yang sudah pernah ke sana dan arsiteturnya mirip sama Prambanan.
tq
Kalo saya liat dari foto2 niy kok spt itu ya. Cuz kl emg bentuknya Punden Berundak, yg orientasi menghadapnya ke gunung/dataran tinggi, \"mungkin sekali\" buatan era Majapahit akhir yg uda menganut Millenarisme. Spt yg byk aq liat di kompleks candi Gunung Penanggungan. Ato Candi2 di Gunung Lawu.
Eh, tapi niy cuma sekedar asumsiku aja lho.
Dari website Kabupaten Gunungkidul, memang disebutkan kalau Gunungkidul merupakan tempat pelarian orang Majapahit. Tetapi ndak disebutkan bangsa apa yang membangun candi itu. Untuk menghindari kesalahpahaman, saya hapus tulisan abad ke 8-10 Masehinya.
maaak !!
ngomong-ngomong jarak segitu hampir sama dengan yang saya tempuh tiap hari, sekali jalan saya nempuh 49km sampe kantor