HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Candi Risan

Jumat, 15 Mei 2009, 06:31 WIB

Etika Berwisata Peninggalan Bersejarah

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak peninggalan bersejarah! Kalau bisa batasi kontak fisik ke benda tersebut!
  3. Baca informasi sejarahnya. Kalau perlu difoto dan dibaca lagi di rumah.
  4. Patuhi peraturan yang berlaku!
  5. Jaga sikap dan sopan-santun!
  6. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  7. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Bagi sebagian besar masyarakat Yogyakarta, Kabupaten Gunungkidul itu identik dengan gua-gua karst dan pantai-pantai elok berpasir putih. Tapi siapa sangka, Gunungkidul diam-diam menyimpan beragam situs-situs purbakala. Salah satu di antaranya adalah Candi Risan yang letaknya ada di Desa Candirejo, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta.

 

Selain Candi Gembirowati, Candi Risan termasuk salah satu candi besar yang ada di Gunungkidul. Konon katanya, keberadaan Candi Risan masih terkait dengan kisah pelarian prajurit Kerajaan Majapahit. Nah, supaya nggak tambah penasaran, yuk kita sambangi Candi Risan yang ada di pelosok Yogyakarta ini! #senyum.lebar

 


Candi Risan, candi besar di Gunungkidul yang letaknya nun jauh di pelosok.

 

Candi Risan nun Jauh di Pelosok Gunungkidul

Masih bersama Andreas, pada hari Sabtu (2/5/2009) kami meluncur ke pelosok Gunungkidul untuk menyambangi Candi Risan. Eh, barusan aku menyebut pelosok Gunungkidul itu memang karena letak Candi Risan ini lumayan jauh dan terpencil lho! Bahkan dari Kota Wonosari (ibu kota Kabupaten Gunungkidul) sekalipun.

 


Teman blusukan candi sampai mana-mana. #hehehe

 

Bilamana Pembaca lantas mencari keberadaan Kecamatan Semin di peta DI Yogyakarta, jangan kaget pas tahu bahwa Kecamatan Semin itu terletak nun jauh di timur dan berbatasan langsung dengan Jawa Tengah. Dari sini sudah terasa jauhnya kan? Hehehe. #hehehe

 

Kalau menghitung jaraknya dari pusat Kota Jogja, bisa jadi bakal terasa lebih jauh lagi lho! Jarak Kota Jogja ke Kota Wonosari ada lah sekitar 60-an 40-an km. Sedangkan, jarak dari Kota Wonosari menuju kecamatan Semin ya sekitar 25-an km.

 

Jadi, kalau ditotal, jarak dari Kota Jogja menuju kecamatan Semin itu ya sekitar 85-an 65-an km. Kurang-lebih sama jauhnya dengan jarak Yogyakarta – Solo. #hehehe

 

Kalau Pembaca benar-benar penasaran menyambangi Candi Risan dan nggak gentar dengan jarak yang sedemikian jauhnya, silakan simak panduan rute menuju Candi Risan di bawah ini.

 

  1. Berangkat dari kota Jogja, kami mengikuti Jl. Raya Yogyakarta – Wonosari sejauh 40 km hingga sampai di Kota Wonosari. Harap bersabar selama perjalanan ya! #hehehe
  2. Dari Kota Wonosari, ikuti saja petunjuk arah menuju Kecamatan Semin yang banyak terpampang di papan-papan hijau petunjuk arah.
  3. Barulah pas Pembaca sudah sampai di wilayah Kecamatan Semin, ikuti petunjuk pada peta berikut yang diberikan oleh pak polisi Gunungkidul yang baik hati #senyum.lebar.

 


Peta petunjuk arah ke Candi Risan. Semoga Pembaca paham dan tidak nyasar. #senyum.lebar

 

Nasib Candi Risan

Sebagaimana umumnya kondisi candi-candi kecil yang kurang terkenal dan kurang terawat, Candi Risan pun tampak bernasib serupa. Di lokasi situs, tidak kami jumpai papan nama candi dan juga papan informasi candi. Beruntunglah situs Candi Risan sudah dijaga oleh pagar kawat berduri. Meski demikian, tidak ada petugas BP3 yang biasa ditempatkan sebagai juru pelihara candi. Menurut penuturan salah seorang warga, selama ini penjagaan Candi Risan dilakukan oleh warga setempat tanpa campur tangan pihak BP3. Duh.

 


Sisa-sisa ornamen kepala makara yang biasanya terletak di bagian bawah tangga candi.

 

Candi Risan berdiri di atas gundukan bukit kecil. Secara kasat mata, Candi Risan berwujud reruntuhan sekumpulan batu andesit. Reruntuhan ini kami yakini sebagai bangunan induk Candi Risan. Bila mengamati jalur tangga naik menuju puncak candi, kemungkinan pintu masuk Candi Risan menghadap ke arah barat.

 


Batu andesit berbentuk alami yang menjadi penyusun Candi Risan.

 


Pondasi Candi Risan beralaskan batuan yang tidak dibentuk. Seakan menyatu dengan bebatuan di sekelilingnya.

 

Batu-batu penyusun Candi Risan ini bisa dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu batu yang dibentuk oleh manusia (sisi-sisinya rata dan berwujud balok) serta batu yang dipakai tanpa banyak dibentuk (sisi-sisinya kasar dan wujudnya bukan balok). Kondisi batu penyusun seperti ini mengingatkanku saat menyambangi salah satu bangunan candi yang ada di teras Kompleks Candi Ijo.

 


Struktur pondasi bangunan lain dilihat dari puncak Candi Risan.

 

Sekitar 50 meter di sisi selatan bangunan candi induk terlihat ada suatu struktur susunan batu. Dari luasnya serta batu-batu penyusunnya, aku menduga struktur batu ini adalah bekas pondasi suatu bangunan. Bisa jadi di masa lampau, di atas pondasi ini berdiri pendopo yang dibangun untuk memfasilitasi para peziarah.

 


Satu-satunya arca yang ada di situs Candi Risan.

 

Candi Risan aku duga merupakan candi Buddha. Sebabnya, aku sama sekali nggak menemukan benda-benda yang biasa dijumpai pada candi-candi Hindu seperti lingga, yoni, arca nandi, dan lain sebagainya. Meski demikian, di lokasi situs terdapat satu arca yang relatif masih utuh. Arca ini tidak berwujud layaknya dewa-dewi dalam agama Hindu. Lebih mirip dengan arca peninggalan candi Buddha. Itu sebabnya, aku makin kuat menduga bahwa Candi Risan merupakan candi Buddha. Semoga arca ini segera diamankan karena sepertinya rawan sekali untuk dicuri.

 


Mungkinkah dahulu Candi Risan dihiasi oleh relief-relief tanaman seperti ini?

 


ornamen-ornamen kecil tak berbentuk yang banyak terdapat di Candi Risan. Kira-kira apa ya?

 

Karena umumnya letak candi berada dekat dengan sumber air dan mengingat Gunungkidul identik dengan wilayah rawan kekeringan, kami pun penasaran mencari letak sumber air Candi Risan ini. Sayangnya pencarian kami tidak berbuah manis. Kami nggak menjumpai adanya sumber air di sekitar Candi Risan. Apa mungkin saat ini sumber airnya sudah mengering ya?

 


 

Setelah sekitar 1 jam di Candi Risan, kami pun memutuskan untuk pulang ke Kota Jogja melalui Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Itu sebabnya kami penasaran dengan ruas jalan yang menghubungkan Gunungkidul dan Jawa Tengah. Sekaligus iseng-iseng mencari keberadaan Candi Sirih yang konon katanya terletak di Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, hehehe. #hehehe

 

Sayang sekali pencarian Candi Sirih ini juga berbuah hampa. Selain karena nyasar-nyasar, jalanan di Kabupaten Sukoharjo ini dalam kondisi rusak berat! Kontras dengan kondisi jalan mulus yang berada di wilayah Gunungkidul. Dengan letak candi yang cukup terpencil seperti ini, nggak heran kalau perhatian pemerintah teralihkan ke candi-candi yang mudah dijangkau saja.

 


Lewat jalan di Sukoharjo ini memang menguji kesabaran....

 

Mimpinya Mbak Vinna...

Mbak Vinna ternyata punya interpretasi lain tentang Candi Risan. Dari bincang-bincang via Yahoo Messenger, mbak Vinna buka rahasia kalau sebenernya dia sudah tiga kali memimpikan candi ini. Di mimpinya, mbak Vinna melihat Candi Risan ini berwarna putih. Candi Risan tidak memiliki bilik dan ada stupa di atasnya. Selain itu, disekitar candi bersih dari tanaman. Candi Risan terletak diatas bukit dan di kaki bukit ditumbuhi oleh pepohonan. Menurut Mbak Vinna Candi Risan dibangun untuk mencegah petaka, sebagai penolak bala gitu. Apa ada Pembaca yang percaya dengan mimpinya mbak Vinna? #senyum.lebar

 

Pembaca yang hobi blusukan ke candi-candi, wajib hukumnya singgah di Candi Risan yang ada di pelosok Gunungkidul ini! #senyum.lebar

NIMBRUNG DI SINI