HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Secarik Puisi di Bukit Watu Leter

Jumat, 8 Mei 2009, 18:04 WIB

Etika Berwisata Alam

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak alam!
  3. Patuhi peraturan dan tata krama yang berlaku!
  4. Jaga sikap dan sopan-santun!
  5. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  6. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Dari sekian banyak tempat eksotik di Jogja dan Jawa Tengah, tersebutlah suatu tempat di puncak bukit Prambanan yang bernama Watu Leter. Secara administratif Watu Leter berada di Dusun Nguwot, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, DI Yogyakarta.

 

Watu Leter adalah padang rumput yang terletak di atas bukit yang penuh dengan batu-batu cadas vulkanik. Istilah Watu Leter sendiri diperoleh dari beberapa gugusan batu di tempat tersebut yang berbentuk datar (bahasa Jawa datar = leter).

 

Di sela-sela bebatuan itu dimaanfaatkan warga untuk bertanam padi dan palawija. Bila cuaca sedang cerah, dari tempat tersebut kita bisa menyaksikan pemandangan kota Prambanan dari arah utara berlatar Gunung Merapi.

 


Mata air purba di Watu Leter, di bawah tebing.

 

Dari sekian banyak teman-temanku yang pernah singgah ke Prambanan, nggak semuanya berkesempatan untuk mengunjungi Watu Leter. Itu karena medan yang harus ditempuh lumayan berat. Mendaki bukit melalui jalan setapak kemudian harus memasuki hutan yang kalau salah arah bisa tersasar. Karena itu cara yang termudah untuk pergi ke sana adalah dipandu oleh penduduk Desa Sambirejo.

 

Di situlah kenangan itu tersimpan. Letak Watu Leter yang berdekatan dengan Candi Miri menandakan bahwa penduduk masa lampau sudah mengenal tempat ini. Apa yang mereka lakukan disana mungkin hanya bisa dibayangkan ketika kita menutup mata, merebahkan diri ke rumput, dan mendengarkan alunan suara serangga hutan...

 

Aku ngutip puisinya orang, boleh kan? #hehehe

 

Kamu kasat mata dan nggak
Sudah nggak berbeda untukku
Karena dimana hatiku hadir
Kau tetap ada

 

Betapa pun kerasnya aku berusaha
Berenang menyebrangi pulau-pulau
Dimanapun aku mencarimu
Aku hanya bertemu kehampaan

 

Dan di perbukitan Watu Leter
Engkau hadir dalam jangkauan nyata dan maya
Cintaku bertransformasi menjadi rajawali
Kupikir dia akan mendorongku dan memakanku sampai mati
Mudah saja baginya melakukan itu pada diriku yang rapuh

 

Tapi dia hadir, mengamatiku, menemaniku menikmati alam
Memberiku pelajaran tentang terbang...

 

Cinta melihat ke dalam mataku
Menyelami hatiku yang nggak layak
Memelukku dalam ketulusan

 

Dimanapun aku melangkah
Cinta akan selalu menemani, berproses, bertransformasi

 

Entah mengapa Cinta memilih diriku yang nggak layak dan rapuh
Menyampaikan pelajaran tentang terbang
dan menanggalkan pemberat-pemberat yang membelengguku

 

"Kamu tetap tinggal dalam kotakmu, abadi disitu,
aku nggak akan pernah kehilangan lagi...itu pilihanku"

 

Dipersembahkan buat Mbak E (merita)

NIMBRUNG DI SINI