Eh, jangan salah ya! Kota Jogja ini nggak cuma terkenal dengan predikat kota gudeg saja lho! Oleh karena semasa zaman perjuangan kemerdekaan dahulu Kota Jogja juga pernah disinggahi oleh wong londo, salah satu kuliner mereka itu ada yang terbawa ikut meramaikan khazanah kuliner kota Jogja.
Kuliner yang aku maksud ini jelas sudah nggak asing lagi buat Pembaca. Anak kecil saja doyan, apalagi yang sudah gede #senyum.lebar. Rasanya manis-asem-dingin dan diberi nama es krim.
Es Krim Tip-Top namanya. Es krim ini satu kelas dengan es krim Ragusa (Jakarta), PT. Rasa (Bandung), dan Zangrandi (Surabaya). Dari nama-nama produsen es krim yang aku sebutkan itu, jelas sudah kalau es krim Tip-Top ini tergolong ke dalam kategori es krim old school alias tempoe doeloe.
Menurut sumber di internet, es krim Tip-Top ini sudah ada semenjak tahun 1936. Hingga saat ini, proses pembuatan es krim Tip-Top masih menggunakan cara yang digunakan sejak pertama kali berdiri, yakni menggunakan cara tradisional ala Italia. Salah satu yang membuat unik dari pembuatan es krim secara tradisional ini adalah tidak memakai pengawet dan gulanya pun gula asli.
Di hari Selasa malam (21/4/2009), untuk yang pertama kalinya aku nongkrong di kedai es krim Tip-Top. Lha kok dibesar-besarkan begini? Ya soalnya kedai es krim Tip-Top ini dueeekat banget sama rumahku, yakni di Jl. Mangkubumi no. 24 yang diapit sama Bank Permata dan dealer Suzuki (sampai hapal di luar kepala #hehehe).
Kalau dipikir-pikir, sehari-hari aku pasti lewat di depan kedai es krim Tip-Top ini. Lha wong kalau aku pulang ke rumah kan aku ya (hampir selalu) lewat Jl. Mangkubumi. Tapi kok ya baru sekali ini ya mampir ke mari? Telat banget! Hahaha. #senyum.lebar
Aku nongkrong di kedai es krim Tip-Top ini bukan tanpa sebab, karena di malam hari itu aku sama Andreas menemani Mbak Vinna dan Mas Aan yang kebetulan sedang berkunjung ke kota Jogja.
Kesan pertama yang muncul ketika pertama kali menjejakkan kaki di kedai es krim Tip-Top ini adalah tata ruangnya yang khas tahun 60-an (eh, apa tahun 70-an ya?). Daftar menunya pun unik karena dibingkai. Alhasil, jadi serasa menonton lukisan, hahaha #senyum.lebar.
Nah, untuk mengobati rasa penasaran dan dahaga, menu Tutty-Frutty, Kopyor Sundae, Chocolate Sundae, dan TIP-TOP kami pilih untuk disantap. Khusus untuk menu Kopyor Sundae yang menjadi pilihanku, menyantapnya memang membangkitkan kenangan es krim masa lampau. Es krimnya berasa kopyor ditambah dengan potongan kecil kelapa kopyor dan disiram dengan kuah cokelat.
Buat Mbak Vinna yang emang doyan banget es krim jadul, nggak heran kalau es krim Tip-Top ini diberinya skor .
Di siang hari, kedai es krim Tip-Top ini sering terlihat sepi pengunjung. Tapi katanya, lain cerita kalau sudah menginjak waktu malam. Apalagi di hari Sabtu atau saat musim liburan.
Dengan harga es krim yang dibanderol Rp8.000 hingga Rp29.500 per porsi, agaknya es krim Tip-Top ini kurang terjangkau buat kantong mahasiswa yang super-hemat. Meski demikian, es krim Tip-Top ini masih memiliki penggemar fanatik. Khususnya bagi para generasi tua yang melewatkan masa-masa belia mereka sebelum hadirnya es krim pabrikan yang kini merajai minimarket, supermarket, dan toko-toko kelontong.
Satu lagi, kalau Pembaca hendak singgah di kedai es krim Tip-Top, jangan kecele kalau kedainya tutup. Sebab, kedai es krim Tip-Top menerapkan ”jam istirahat siang” alias siesta. Maka dari itu, harap berkunjung di saat jam buka kedai es krim Tip-Top yaitu pukul 09.30-13.30 dan 17.00-21.30 WIB. Di hari minggu, kedai es krim Tip-Top tutup. Kalau mau menelpon dulu, hubungi saja (0274) 563682.
mana jakarta lg panas
heeem ngacir ke hagaan daaz dulu dech