Sepertinya, urut-urutan apa yang kami santap di malam Sabtu (18/4/2009) itu terbalik. Karena semestinya kami menyantap makanan berat dulu, baru makanan penutup. Tapi malah sebaliknya. Kudapan-kudapan di Istana Cokelat yang serba cokelat dan serba mahal itu ternyata nggak mampu meredam perut kami yang masih keroncongan. Alhasil, kami pun berpindah lokasi santap ke rumah makan Bebek Goreng Mbah Wongso. Letaknya di Jl. Adisucipto km. 7, sekitar 500 meter di timur Plaza Ambarukmo, Yogyakarta. Kalau masih bingung silakan telepon saja (0274) 486878.
Kenapa Istana Cokelat nggak kuliput, sementara rumah makan bebek goreng ini kuliput? Itu bukan karena menu di Istana Cokelat isinya cokelat semua, tapi karena ini pertama kalinya aku makan bebek seumur hidupku! Inget bebek jadi inget Brebes, kota asal manusia kuli itu. Semoga saja menyantap bebeknya nggak butuh tenaga kuli, hehehe. #hehehe
Rumah makan ini menyediakan menu bebek yang digoreng (Rp9.500), dibakar (Rp10.000), dirica-rica (Rp12.000), dan dipenyet (Rp12.000). Semua itu satu porsi. Pelanggan bisa memilih bagian paha atau dada. Kalau satu porsi dirasa belum mengenyangkan, bisa juga kok memesan satu bebek utuh yang harganya Rp40.000 untuk segala menu masak.
Nah, harga-harga yang aku sebut di atas itu baru untuk bebek. Sedangkan untuk harga nasinya Rp5.000 yang disajikan dalam satu bakul. Itu cukup untuk memuaskan perut 2 sampai 3 orang yang kelaparan. Sebagai pelengkap, ada juga menu sayuran dan sambal yang dihargai Rp5.000 per porsinya. Untuk minuman ndeso seperti teh dan jeruk, es atau panas, rentang harganya Rp2.000 – 2.500. Untuk jus-jusan Rp2.000 – Rp5.000.
Penyajiannya bebek goreng Mbah Wongso ini terbilang klasik. Bebek goreng disajikan bersama kremesan serta diberi pelengkap irisan mentimun, daun singkong, dan sambal korek.
Kesan pertamaku mbetetin daging bebek, ternyata mirip daging ayam! Bedanya lebih kenyal dan menyatu sama kulitnya. Alhasil, agak susah untuk dipisahkan. Rasanya ya juga mirip sama rasa ayam. Walau terasa agak amis atau mungkin itu memang rasa khas dari bebek ya? Tapi untuk segala jernih payah itu, ENAK! #senyum.lebar
Buat mengkukuhkan rasa di lidahku yang masih perawan sama bebek, bolehlah tanya-tanya sama perjaka-perjaka yang hobinya berburu bebek ini.
”Kalau dibandingkan sama tempat lain, rasanya lebih enak di sini”, Yanto
”Di sini nasinya lebih pulen, terus juga sambelnya enak”, Budi
”Dibandingkan sama yang di depan Bioskop Mataram dan Bebek H.Slamet, di sini harganya paling murah”, Mamat
Jadinya, nggak salah dong kalau setelah mendengar omongan-omongan mereka, bolehlah bebek goreng Mbah Wongso ini diberi skor seperti berikut.
Rasa:
Harga:
Penyajian:
Satu lagi, rumah makan ini juga membuka cabang di Magelang, Kudus, Pekalongan, dan Malang. Jadi, kalau Pembaca mau makan bebek di Yogyakarta nggak perlu jauh-jauh ke Brebes dulu kan? #senyum.lebar
hub:08122799815 / 0274-6627800
Semoga rumah makan Anda selalu penuh dengan permintaan dan pemesanan.
Saya mau menjual bebek2 saya..
Bebek saya bisa diandalkan.
terima kasih.Jika Anda berminat.
085742336579
bebektasura@yahoo.co.id
http://bebektasura.blogspot.com
jalan tasura no.54 maguoharjo yogyakarta
Arrgh, analogiku ga nyambung. :(
Yang jelas, seorang peternak pastinya punya banyak pertimbangan sebelum memutuskan untuk \"membunuh dan memakan\" hewan peliharaannya...
Meski sama2 unggas, serat dagingnya lebih besar dan kasar, menimbulkan sensasi pertengahan antara makan daging unggas dengan daging sapi. Pokoknya susah dijelasin. Dan belum pernah denger ada peternakannya, jadi musti melihara sendiri kalo mau makan dagingnya ^-^
Tapi menurutku, dibanding daging bebek, masih enakan daging angsa (jawa:banyak)... hehehe... ^-^