HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Di Sini (Pernah) Ada Candi

Senin, 9 Maret 2009, 15:07 WIB

Etika Berwisata Peninggalan Bersejarah

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak peninggalan bersejarah! Kalau bisa batasi kontak fisik ke benda tersebut!
  3. Baca informasi sejarahnya. Kalau perlu difoto dan dibaca lagi di rumah.
  4. Patuhi peraturan yang berlaku!
  5. Jaga sikap dan sopan-santun!
  6. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  7. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Menjelajah candi-candi kecil yang tidak terkenal benar-benar terasa seperti bertualang. Menurut pepatah lama, petualangan itu penuh dengan peluang. Entah mudah atau sukar. Entah lurus atau berliku. Entah ada atau tidak ada.

 

Selama ini, dalam setiap perjalanan ke candi-candi, kami mengandalkan Peta Potensi Benda Cagar Budaya Yogyakarta yang bisa Pembaca unduh secara cuma-cuma di alamat berikut.

 

plasa-diy.net/integrasi/data/metadata/135/207/Peta_Potensi_Benda_Cagar_ Budaya.pdf.

 

Peta Potensi Benda Cagar Budaya Yogyakarta ini ibarat peta harta karun bagi kami para pemburu candi. Ternyata, peta tersebut tidak hanya memuat situs-situs purbakala yang terkenal saja lho! Melainkan juga situs-situs purbakala yang namanya terdengar asing di telinga kami. Hmmm, seperti apa ya wujud situs-situs purbakala itu?

 

Didorong oleh rasa penasaran, kami pun menilik keberadaan beberapa situs purbakala tak terkenal tersebut. Sayangnya, dari sekian banyak penelusuran kami, hampir semuanya membuat kami kembali dengan tangan hampa. Adapun warga setempat turut mengungkapkan hal yang nyaris serupa,

 

“Dulu di sini pernah ada candi.”

 

Candi Singo

Candi Singo terletak di Desa Madurejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Saat ini, Candi Singo merupakan nama suatu dusun yang terletak tidak begitu jauh dari Jl. Raya Prambanan – Piyungan. Sesuai namanya, dusun ini menjumput nama dari suatu candi yang konon pernah berdiri di sini. Menurut penuturan seorang warga, candi ini disebut Candi Singo karena konon pernah ditemukan arca singa. Akan tetapi, saat ini sisa-sisa bangunan Candi Singo sudah tak tampak. Demikian pula dengan arca singa. Besar kemungkinan sudah diamankan di kantor BP3 Yogyakarta.

 

Candi Keblak

Candi Keblak terletak di Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Sama seperti Candi Singo, Candi Keblak juga merupakan nama suatu dusun yang terletak tidak jauh dari akses jalan utama menuju Candi Ijo. Penuturan warga setempat lantas mengantarkan kami ke suatu rumah milik seorang warga yang beliau yakini sebagai lokasi Candi Keblak.

 

Menurut empunya rumah, dahulu kala di lokasi rumahnya ini memang banyak terdapat batu-batu candi. Akan tetapi, saat ini batu-batu tersebut sudah diamankan oleh pihak pemerintah. Istilah mereka “dibawa ke Prambanan”. Apakah memang benar-benar dibawa ke Candi Prambanan? Sayangnya kami tidak tahu. Apa yang kami temukan di sana hanya dua buah batu candi berukuran besar yang terpendam setengahnya.

 


Apa yang tersisa dari Candi Keblak.

 

Candi Wadas

Candi Wadas terletak di Desa Tridadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Di dusun Candi Wadas kami bertemu dengan Pak Marlan yang di halaman rumahnya dahulu pernah terdapat batu candi. Menurut beliau, batu-batu tersebut ditemukan oleh anaknya ketika hendak membuat sumur.

 

Penemuan pada tahun 1992 tersebut sempat menghebohkan warga dusun. Sekaligus, mengundang perhatian RCTI untuk meliputnya. Banyak warga yang meyakini bahwa di bawah candi tersebut terdapat emas. Oleh sebab itu, sejumlah warga pun dibayar untuk menggali candi. Tapi hasilnya nihil. Warga pun kecewa.

 

Saat ini batu-batu candi yang pernah digali diambil alih oleh pihak BP3. Sebagian batu lain menjadi pondasi rumah warga dan dipendam kembali ke dalam tanah.

 

Situs Jetis

Situs Jetis terletak di Desa Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Apa yang dimaksud sebagai Situs Jetis, tidak lebih adalah pagar rumah warga yang semuanya bagiannya menggunakan batu candi. Batu-batu candi itu tidak hanya batu candi yang digunakan sebagai batu isian (batu dalam), melainkan juga terdapat batu berelief serta yoni-yoni kecil.

 

Menurut penuturan warga setempat, di rumah warga tersebut diyakini pernah ada candi. Sejumlah warga pun kerap menemukan emas yang terpendam di kebun salak. Istilah mereka adalah “emas kebon”.

 


Apa yang tersisa dari Situs Jetis yang menyatu dengan kebun salak.

 

Candi Kalongan

Candi Kalongan bertempat di Desa Kebondalem Kidul, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Dusun Kalongan merupakan salah satu tempat jajahanku selama kegiatan KKN berlangsung. Di dusun ini aku menemukan suatu rumah yang seluruh pagarnya tersusun dari batu-batu candi.

 

Menurut pengakuan warga setempat, sebelum Gempa Jogja-Jateng, pagar batu candi tersebut lebih tinggi dari yang ada saat ini. Di dusun ini memang pernah terdapat candi yang dulu berdekatan dengan Candi Sojiwan. Akan tetapi karena kondisi candi tersebut sudah rusak berat, maka penguasa setempat pun memutuskan menggunakan batu candi sebagai pagar rumahnya. Itu terjadi di era kolonial Belanda.

 

Pembaca berminat juga menilik candi-candi tak berwujud? #senyum.lebar

NIMBRUNG DI SINI