HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Candi Kadisoka

Kamis, 5 Maret 2009, 07:37 WIB

Etika Berwisata Peninggalan Bersejarah

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak peninggalan bersejarah! Kalau bisa batasi kontak fisik ke benda tersebut!
  3. Baca informasi sejarahnya. Kalau perlu difoto dan dibaca lagi di rumah.
  4. Patuhi peraturan yang berlaku!
  5. Jaga sikap dan sopan-santun!
  6. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  7. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Suatu hari, pas aku lagi berselancar di jagat maya, secara nggak sengaja aku melihat foto yang menampilkan objek Candi Kadisoka. Lokasi Candi Kadisoka nggak begitu jauh dari Kota Jogja. Masih di seputar Kecamatan Kalasan di Kabupaten Sleman.

 


Lho? Candinya mana ya?

 

Penasaran dan ditambah pingin tantangan, di hari Senin sore (2/3/2009) aku bersepeda menyusuri selokan mataram dari UGM hingga sampai di Kalasan. Letak Candi Kadisoka ini sebenarnya nggak terlampau jauh dari Candi Sambisari. Kalau Pembaca menggunakan kendaraan bermotor, ini aku berikan panduannya.

 

Panduan Rute ke Candi Kadisoka

  1. Dari Kota Jogja, ikuti saja Jl. Raya Yogyakarta – Solo hingga bertemu Akademi Angkatan Udara Yogyakarta. Selanjutnya, ikuti saja panduan dari papan petunjuk hijau yang menunjukkan arah ke Candi Sambisari. Pokoknya, dari Kota Jogja, pergilah ke Candi Sambisari terlebih dahulu, hehehe. #hehehe
  2. Di Candi Sambisari, silakan lihat-lihat seandainya Pembaca belum pernah singgah di sana #senyum.lebar.
  3. Dari Candi Sambisari, susuri jalan mengelilingi Kompleks Candi Sambisari yang nanti mengarah ke selatan. Jalan itu akan mengarah ke Dusun Kadisoka. Kalau bingung tanya saja ke warga sekitar, petugas candi, atau pak angkringan di dekat Candi Sambisari. Tanyanya, "Pak, jalan ke Dusun Kadisoka, yang banyak pemancingannya itu, ke arah mana ya?".
  4. Di Dusun Kadisoka, tepatnya di Jl. Kadisoka, Pembaca akan menjumpai pemancingan di sisi kiri (arah selatan) jalan. Di sana kalau Pembaca bertanya ke orang-orang, "Pak/Bu, Candi Kadisoka ke arah mana ya?", hampir semua akan menjawab "Wah, nggak tahu ya" atau "Ikuti saja jalan tanah ke selatan di pemancingan ini. Lurus saja, nanti ketemu candinya".
  5. Jadi, kalau mengikuti jawaban yang terakhir, bagi Pembaca yang mengendarai roda empat harap memarkir kendaraan di pemancingan itu, tarifnya Rp2.000. Soalnya, jalan menuju Candi Kadisoka berwujud jalan tanah, becek, dan sempit.

 

Oh iya, Candi Kadisoka secara administratif berlokasi di Dusun Kadisoka, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta.

 


Tetangga persis Candi Kadisoka adalah kolam ikan. #senyum.lebar

 

Hanya Hobi atau Ambisi?

Di Senin sore itu aku bernasib sial. Gerbang masuk ke situs Candi Kadisoka terkunci! Juru pelihara Candi Kadisoka pun nggak terlihat berada di lokasi. Sebetulnya, kalau aku mau nyelonong masuk sih bisa saja. Lha wong setelah diperhatikan ternyata gerbang masuknya itu hanya dikunci dengan lilitan kawat kok. #hehehe

 

Tapi ya setelah aku pikir-pikir, nggak enak juga lah kalau aku nyelonong masuk Candi Kadisoka begitu saja. Alhasil, keesokan harinya, di hari Selasa pagi (3/3/2009), aku memutuskan untuk kembali ke Candi Kadisoka. Pikirku, kalau aku datang pas pagi hari, siapa tahu juru peliharanya sedang bertugas jaga. Ternyata sama saja! Di pagi hari pun nggak ada juru pelihara yang bertugas di Candi Kadisoka. Wealah...

 

Haduh! Masak besok mesti kemari lagi? Capek sekali bersepedanya! #sedih

 

 

Dengan ambisi meliput Candi Kadisoka yang semakin menggebu-gebu, aku bertanya ke warga sekitar tentang juru pelihara Candi Kadisoka. Oleh warga aku disarankan untuk pergi ke Candi Sambisari. Karena katanya putra juru pelihara Candi Kadisoka bekerja di Candi Sambisari.

 

Baliklah aku bersepeda ke Candi Sambisari. Di sana aku bertemu dengan putra juru pelihara Candi Kadisoka. Singkat cerita, akhirnya aku bisa mewawancarai juru pelihara Candi Kadisoka yang bernama Pak Pardal. Wew... panjang juga usahaku...

 

Pak Pardal, yang usianya aku perkirakan sekitar 70-an tahun ini, dahulu pernah ditempatkan di Candi Kedulan dan Candi Banyunibo. Mungkin karena faktor usia, beliau lantas dipindah-tugaskan ke Candi Kadisoka karena lumayan dekat dengan kediamannya di Dusun Sidokerto.

 


Bahkan, papan nama candi belum ada tulisannya!

 


Bilik jaga yang masih mulus.

 

Pak Pardal cerita, Candi Kadisoka ini ditemukan secara tidak sengaja oleh para penambang pasir di akhir tahun 1999. Semenjak tahun 2000, Pak Pardal ditugaskan di Candi Kadisoka. Seperti biasa, pemugaran Candi Kadisoka ini terkendala masalah dana. Candi Kadisoka pun baru dipagari dan dibangun bilik untuk penjaga pada bulan Desember 2008.

 

Hanya ada Kaki Candi Kadisoka

Candi Kadisoka ini belum sepenuhnya dipugar. Yang kelihatan baru bagian sisi timur kaki candi. Aku sih menduga, dahulu pihak BP3 Yogyakarta mencoba menggali sisi timur untuk menemukan pintu masuk candi. Sebab, Candi Sambisari yang berada tidak jauh dari Candi Kadisoka pun menghadap ke arah timur. Tapi ternyata, di sisi timur Candi Kadisoka tidak ditemukan apa-apa. Jadi, apakah dengan demikian Candi Kadisoka ini menghadap ke arah barat ya?

 


Lubang ekskavasi tanpa batuan candi yang terpendam.

 


Sudut kaki candi Kadisoka.

 


Sudut lain kaki Candi Kadisoka yang sudah terungkap.

 

Melihat luas kaki candi yang cukup kecil, kemungkinan bentuk utuh Candi Kadisoka ini tidak jauh berbeda dari Candi Gebang. Bagian kaki Candi Kadisoka ini terpendam tanah sedalam  sekitar 1 meter. Itu berarti, batu-batu candi lain kemungkinan besar tidak terkubur lebih dalam. Kalau menurut dugaanku, dahulu kala Candi Kadisoka ini pernah disapu oleh lahar dingin dan itu mengakibatkan batu-batu penyusunnya hanyut terbawa arus. Tapi, apakah batu-batunya hilang karena diambil manusia juga ya? Ah, entahlah.

 


Penampakan lapisan tanah yang mengubur Candi Kadisoka.

 


Batu-batu candi yang masih terpendam.

 

Selain kehilangan sebagian besar batu penyusunnya, di sekitar Candi Kadisoka ini aku nggak melihat adanya arca maupun relief. Pokoknya, yang ada di situs Candi Kadisoka ini hanyalah sisa-sisa bangunan kaki candi saja.

 

Candi Kadisoka yang Sepi Pengunjung

Menurut cerita Pak Pardal, Candi Kadisoka ini sepi pengunjung. Hanya mahasiswa UGM yang sedang mempelajari struktur tanah saja yang kerap kemari. Tapi, Pak Sultan Hamengkubuwono X katanya juga pernah singgah di Candi Kadisoka.

 

Karena sepinya pengunjung itulah Pak Pardal menyambi kerja sebagai buruh tani selepas membersihkan situs Candi Kadisoka di pagi hari. Pantas saja Candi Kadisoka terkunci tanpa penjaga.

 

Pihak BP3 Yogyakarta sendiri datang hanya sebulan sekali. Itu pun dengan kepentingan memberi gaji pada Pak Pardal. Karena itu, dengan artikel ini aku berharap keberadaan Candi Kadisoka sedikit-banyak terkuak ke masyarakat umum. Terutama ya karena candi ini berjarak hanya sekitar 1 kilometer dari Candi Sambisari.

 

Pembaca sudah pernah berkunjung ke Candi Kadisoka? #senyum.lebar

NIMBRUNG DI SINI