HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Situs Payak

Selasa, 24 Februari 2009, 08:34 WIB

Etika Berwisata Peninggalan Bersejarah

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak peninggalan bersejarah! Kalau bisa batasi kontak fisik ke benda tersebut!
  3. Baca informasi sejarahnya. Kalau perlu difoto dan dibaca lagi di rumah.
  4. Patuhi peraturan yang berlaku!
  5. Jaga sikap dan sopan-santun!
  6. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  7. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Candi Mantup bukan satu-satunya peninggalan purbakala yang ada di sekitar Jl. Raya Jogja – Wonosari lho! Berjarak sekitar 5 km dari Candi Mantup ada peninggalan purbakala lain yang tidak kalah menarik. Namanya adalah Situs Payak.

 

Nah ini, baru cocok disebut situs, bukan candi, hehehe. #hehehe

 


Ini yang namanya Situs Payak. Bisa menebak dahulunya ini bangunan apa? #senyum.lebar

 

Rute Menuju Situs Payak

Di hari Kamis pagi (19/2/2008), selepas mengunjungi Candi Mantup, aku dan Andreas pun lanjut meluncur menuju Situs Payak yang masih berada di sekitar Jl. Raya Jogja – Wonosari. Jadi, kalau Pembaca berencana singgah ke Situs Payak, silakan arahkan kendaraan ke Jl. Raya Jogja – Wonosari dulu. Panduan menuju Jl. Raya Jogja – Wonosari bisa Pembaca simak di artikel Candi Mantup.

 

SILAKAN DIBACA

Di sekitar Jl. Raya Jogja – Wonosari km 12, nanti kita bakal berjumpa dengan Puskemas Piyungan yang terletak persis di sisi kanan (selatan) jalan raya. Nah, di dekat Puskesmas Piyungan itu ada jalan masuk kampung. Ikuti saja jalan tersebut sekitar 200 meter. Nanti akan ketemu dengan pagar tanaman yang menjulang tinggi. Setelahnya ya, silakan intip apa yang tersembunyi di balik pagar tanaman tersebut yang tidak lain dan tidak bukan adalah Situs Payak. #senyum.lebar

 

Secara administratif, Situs Payak terletak di Dusun Payak, Desa Srimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta.

 

Keunikan Situs Payak

Bangunan Situs Payak ini tergolong unik. Pertama, bangunan Situs Payak berada sekitar 3 meter di bawah badan jalan. Jadi, kalau dilihat dari badan jalan, bangunan Situs Payak ini seakan berada di dasar suatu lembah. Semoga saja kalau hujan deras tidak terendam air ya. #hehehe

 

Kenapa posisi bangunan Situs Payak demikian? Besar kemungkinan di zaman lampau, bangunan Situs Payak ini terkubur oleh lahar dingin erupsi Merapi sebagaimana juga yang mengubur candi-candi di sekitar kawasan Prambanan seperti Candi Kedulan dan Candi Sambisari. Dugaan ini diperkuat dengan keberadaan sungai yang berada tidak jauh dari Situs Payak.

 


Posisi Situs Payak yang berada di dasar "lembah".

 

Keunikan kedua adalah bangunan Situs Payak yang berbentuk seperti huruf U. Tidak berbentuk bangunan candi beratap sebagaimana yang biasa kita jumpai. Luas bangunan ini sekitar 3 x 1 meter. Posisinya miring menghadap ke arah barat daya.

 

Bila dicermati dari struktur bangunannya, besar kemungkinan Situs Payak dahulunya adalah suatu petirtaan. Jadi di zaman dahulu, bangunan Situs Payak ini adalah semacam penampungan air yang digunakan untuk pemandian atau tempat mengambil air suci. Salah satu petirtaan yang wujudnya serupa dengan Situs Payak adalah Situs Sendang Pitu yang ada di Boyolali, Jawa Tengah.

 


Apa guratan-guratan ini dibuat oleh orang-orang zaman dulu ya?

 


Saluran untuk keluar-masuknya air.

 

Struktur khas petirtaan dapat dengan mudah diidentifikasi di bangunan Situs Payak. Di dasar bangunan, kami melihat ada dua lubang yang sepertinya berfungsi sebagai tempat keluar-masuk air.

 

Sayang Situs Payak sudah tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Mungkin ya karena tertimbun tanah selama ratusan tahun mengakibatkan saluran airnya buntu. Meskipun demikian, di sekitar Situs Payak terdapat sebuah sumur yang menurut pengamatan Andreas cukup dalam. Bisa jadi, dahulunya mata air sumur ini adalah mata air yang mengalirkan air ke Situs Payak.

 


Apa dahulunya sumber air sumur ini mengalirkan air ke Situs Payak?

 

Bercengkrama dengan Juru Pelihara

Setelah puas memotret dan mengeksplorasi bangunan Situs Payak, kami pun merapat ke juru pelihara situs yang tengah bersantai di dekat pintu masuk situs. Sayang kami lupa menanyakan nama beliau. #sedih

 


Bergaul dengan bapak juru pelihara. #senyum.lebar

 


Tamannya asri! Cocok buat bersantai. #senyum.lebar

 

Menurut penuturan beliau, Situs Payak ini ditemukan secara tidak sengaja oleh para pembuat batu bata. Dahulunya, lokasi Situs Payak ini adalah lahan sumber pembuatan batu bata. Semenjak tahun 1981, Situs Payak diambil alih penanganannya oleh pihak BP3 Yogyakarta.

 

Di Situs Payak ini juga pernah ditemukan arca Siwa yang menghuni relung di bangunan situs. Selain itu juga pernah ditemukan peninggalan peripih dan pecahan gerabah kendi. Dengan demikian diduga Situs Payak ini dahulu merupakan tempat pengambilan air suci bagi upacara keagamaan umat Hindu. Dari arca Siwa yang ditemukan, diduga Situs Payak ini dibangun pada kurun waktu abad ke-9 Masehi.

 


Relung ini dulunya berisi arca Siwa.

 

Sebelum kami meninggalkan lokasi, kami diwajibkan untuk mengisi buku tamu terlebih dahulu. Betapa mirisnya ketika tahu mayoritas asal instansi pengunjung adalah dari BP3 Yogyakarta. Yah, semoga dengan aku meliput Situs Payak ini jadi makin banyak orang awam yang tertarik untuk berkunjung ke Situs Payak guna mempelajari sejarah. Bukan untuk mencuri arca lho ya! #hehehe

 

Pembaca sudah pernah ke Situs Payak belum ya?

NIMBRUNG DI SINI