Salah satu hal yang membedakan Bali dengan dengan daerah lain di Indonesia adalah keberadaan patung-patung yang berukuran cukup masif dan hampir menghiasi setiap sudut kota. Seperti apa sajakah patung-patung tersebut? Yuk kita cek! #senyum.lebar
Patung Bali Karya I Wayan Winten
Adalah I Wayan Winten, seorang pematung ulung yang tidak kalah dari I Nyoman Nuarta. Patung-patung karya beliau telah banyak menghiasi pulau Bali. Mengutip harian Bali Post (15/2/2004), I Wayan Winten memulai mematung ketika berumur tujuh tahun. Selain karena hobi, keahliannya mematung seperti menular dari ayahandanya, I Made Pasta, yang juga pematung ulung di zamannya. I Wayan Winten menempuh pendidikan formal mematung di SMSR Denpasar dan PPG Kesenian Yogyakarta.
Pembeda karya I Wayan Winten dari pematung lain adalah sebagian besar karya beliau menggunakan bahan beton. Alasan beliau memilih bahan beton dan bukan kayu semata-mata untuk mengantisipasi apabila kelak kayu berkualitas semakin sulit diperoleh di Bali. Selain itu, I Wayan Winten juga mengungkapkan bahwa seniman bisa lebih bebas menciptakan bentuk patung menggunakan bahan beton. Sebab, apabila menggunakan bahan kayu, maka bentuk patungnya akan mengikuti bentuk kayu.
Patung Satria Gatutkaca dibangun pada tahun 1993 di pertigaan Tuban, dekat Bandara Udara Ngurah Rai. Patung ini menceritakan kegagahan Gatutkaca yang dikisahkan sebagai ksatria yang gagah perkasa dan pemberani. Ada yang mengatakan bahwa patung ini dipercaya dapat memberikan perlindungan spiritual kepada turis asing atau pengunjung yang pergi dan datang ke Bali.
Patung Dewaruci yang dibangun pada tahun 1996 di bundaran Simpang Siur menceritakan kisah Bima saat bertemu dengan guru sejatinya yang bernama Dewaruci. Alkisah, Bima diperintah Dorna untuk mencari air hidup di samudera yang ganas. Bima tidak merasa gentar dan kemudian menghadapi Naga Nembur Nawa si penjaga samudera. Di saat Bima hampir tenggelam tiba-tiba muncul anak kecil yang menyerupai Bima yang tidak lain adalah Dewaruci.
Patung Bali Karya Seniman Lain
Selain patung-patung karya I Wayan Winten, ada beberapa patung lain yang cukup terkenal. Patung Puputan misalnya yang terletak di Alun-Alun Puputan mengisahkan sejarah rakyat Bali yang berperang puputan (sampai mati) dari semua kasta untuk melawan kolonial Belanda. Perang puputan itu dipimpin oleh seorang warga Bali yang mantan serdadu Belanda bernama I Gusti Ngurah Rai.
Tidak jauh dari Alun-Alun Puputan, yaitu di tengah perempatan utara Kantor Walikota, terdapat sebuah patung tua bernama Patung Catur Muka. Patung tersebut merepresentasikan Dewa Catur Lokapala, empat dewa di empat penjuru mata angin.
Muka Dewa Iswara, sebagai wujud dewa keputusan kemoksaan dan kebijaksanaan, menghadap ke timur. Dewa Brahma, sebagai pencipta yang menguasai ketentraman serta pelenyap segala bentuk kejahatan, dibuat menghadap ke selatan. Dewa Mahadewa, yang dikenal dengan anugerah kasih sayangnya, mukanya menghadap ke barat. Sedangkan yang menghadap ke utara adalah Dewa Wisnu, dewa pemelihara dan pemusnah segala kemelaratan serta kemaksiatan.
Bagaimana? Pembaca juga menikmati patung-patung penghias Bali? #senyum.lebar
Aku Cinta Indonesia
Mari bersama-sama Sukseskan Visit Indonesia 2009 dan setetusnya!