HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Candi Gedong Songo

Selasa, 20 Januari 2009, 08:01 WIB

Etika Berwisata Peninggalan Bersejarah

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak peninggalan bersejarah! Kalau bisa batasi kontak fisik ke benda tersebut!
  3. Baca informasi sejarahnya. Kalau perlu difoto dan dibaca lagi di rumah.
  4. Patuhi peraturan yang berlaku!
  5. Jaga sikap dan sopan-santun!
  6. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  7. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Prakiraanku mengenai bersahabatnya cuaca di hari Selasa (13/1/2008) itu ternyata SALAH BESAR! Memang sih, cuaca amat-sangat-bersahabat di pagi hari, dari pukul 8 hingga 9 pagi. Tapi selebihnya, seakan-akan ada bocor besar di langit dan isinya tumpah semua membanjiri daratan Jawa Tengah. Doh!

 

Nah, di tengah cuaca yang kurang bersahabat itu, dua orang (yang katanya kurang kerjaan) melakukan perjalanan ke arah utara, ke kaki Gunung Ungaran, hanya untuk mencari bongkahan-bongkahan batu uzur. Tepatnya menuju Candi Gedong Songo, yang terletak di Dusun Darum, Desa Candi, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

 

Rute ke Candi di Kaki Gunung Ungaran

Dari Kota Jogja menuju ke Candi Gedong Songo dapat ditempuh dengan rute berikut.

 

  1. Dari Jogja, ikuti saja Jl. Raya Yogyakarta – Magelang, melewati Kota Magelang, berpindah ke Jl. Raya Magelang – Semarang hingga sampai di kota kecil Ambarawa yang terkenal dengan Museum Kereta Apinya itu.
  2. Dari Ambarawa, masih harus mengikuti jalan raya yang terbentang hingga Kota Semarang. Tapi, saat berada di Kota Ungaran, kita harus berbelok ke arah kiri pada pertigaan yang menunjukkan arah menuju Kota Bandungan.
  3. Di Kota Bandungan yang terkenal sebagai kota peristirahatan dekat Semarang, akan ada papan petunjuk yang menunjukkan arah ke Candi Gedong Songo. Kalau bingung tanya saja warga di Kota Bandungan, mereka pasti tahu.
  4. Sekadar informasi, perjalanan dari Yogyakarta ke Candi Gedong Songo ditempuh selama 2,5 jam perjalanan dengan sepeda motor.

 

Candi Gedong Songo yang Penuh Tantangan

Setelah membayar retribusi parkir Rp1.000 dan membayar tarif masuk candi Rp5.000 per orang, akhirnya dimulailah petualangan kami di candi ini. Kok, disebut petualangan? Ini alasannya.

 

  1. Saat berada di pintu masuk kompleks candi, kami hanya bisa melihat pintu candinya saja. Kenapa? KABUTNYA TEBAL BANGET!
  2. Siang hari itu, wilayah Jawa Tengah RATA DIGUYUR HUJAN! Untung kami sudah sedia jas hujan.
  3. Candi ini berada di kaki gunung, jadinya hawanya DINGIN. Ditambah hujan dan terpaan angin gunung, makin terasa DINGIIIN!

 


Pemuda harapan bangsa pantang mundur menembus kabut tebal! #senyum.lebar

 


Full Equipment lah! Menembus hujan juga nggak masalah! #senyum.lebar

 

Jadi, untuk Pembaca yang hendak berkunjung ke Candi Gedong Songo, aku sarankan untuk datang berkunjung di musim kemarau saja. #hehehe

 

Awalnya 7 Candi, Akhirnya 9 Candi, Tapi yang Utuh 5

Candi Gedong Songo pertama kali ditemukan oleh Gubernur Kolonial Inggris yang terkenal itu, Thomas Stamford Raffles. Awalnya hanya 7 candi yang berhasil ditemukan. Tapi belakangan, ditemukan lagi dua candi sehingga totalnya menjadi 9 candi.

 

Hingga saat ini, belum ditemukan lagi adanya candi baru. Alhasil, kompleks candi ini masih menyandang nama Gedong (bangunan) Songo (sembilan). Seandainya ditemukan satu candi lagi dan jumlahnya jadi 10, namanya diganti jadi Gedong Sedoso nggak ya? Hehehe. #hehehe

 

Meskipun di lokasi (konon) ada 9 candi, tapi hanya 5 candi saja yang bangunannya masih terbilang utuh. Kelima candi itu dinamai dengan nomor, dari 1 sampai 5. Jadi, namanya ya Candi Gedong 1, Candi Gedong 2, sampai Candi Gedong 5. #senyum.lebar

 

Lebih lengkapnya, yuk kita dekati masing-masing candi di kompleks Candi Gedong Songo ini!

 

Candi Gedong 1

Sesuai urutan nomornya, Candi Gedong 1 adalah candi pertama yang kami jumpai di rute perjalanan kami. Candi ini berdiri kokoh seorang sendirian tanpa didampingi candi perwara (pendamping).

 


Candi Gedong 1 yang sendirian...

 

Eh, sebenarnya ada sih candi perwaranya. Hanya saja tidak berwujud utuh. Lokasi batu-batu yang aku duga sebagai candi perwara ini terletak di sisi timur bangunan induk Candi Gedong 1. Selain itu, di dekat sana juga ada sungai kecil.

 


Reruntuhan candi perwara di Candi Gedong 1.

 

Bangunan Candi Gedong 1 memiliki pintu masuk yang menghadap ke arah barat. Di dalam biliknya terdapat yoni tanpa lingga. Di badan candi sendiri tidak dihiasi dengan relief maupun arca.

 


Yoni yang berlumut. Kenapa berlumut? Soalnya atap candinya bocor! #hehehe

 


Ornamen Kala yang menghiasi setiap pintu bangunan induk candi-candi di kompleks Candi Gedong Songo.

 

Berdasarkan yoni yang terletak di bilik candi, dapat disimpulkan bahwa candi ini merupakan candi Hindu. Terlebih lagi, semua candi-candi yang ada di kompleks Candi Gedong Songo merupakan candi Hindu.

 

Candi Gedong 1 dipugar oleh Dinas Purbakala pada tahun 1928-1929.

 

Candi Gedong 2

Setelah nomor 1, jelas urutan berikutnya adalah nomor 2! Candi Gedong 2 adalah candi berikutnya yang kami temui.

 

Candi Gedong 2 ini juga memiliki pintu masuk di arah barat. Perbedaan dengan Candi Gedong 1 adalah posisi reruntuhan candi perwara yang berada tepat berhadapan dengan depan pintu masuk. Kalau menurut dugaanku, bangunan candi perwara ini dahulunya adalah bilik yang digunakan sebagai tempat istirahat para peziarah.

 


Candi Gedong 2.

 

Perbedaan lainnya dari Candi Gedong 1 adalah Candi Gedong 2 memiliki relung-relung arca di dinding luar candi. Aku menduga, dahulunya relung-relung itu berisikan Arca Agastya, Durga, Ganesha, dan Nandiswara. Sayang, saat ini relung-relung tersebut kosong melompong. Di dalam bilik Candi Gedong 2 ini juga sama kosong melompongnya.

 

Candi Gedong 2 dipugar oleh Dinas Purbakala pada tahun 1930-1931.

 

Candi Gedong 3

Berbeda dari dua candi sebelumnya, Candi Gedong 3 terdiri dari 3 bangunan yaitu satu bangunan candi induk dan dua bangunan candi perwara dengan formasi membentuk huruf L.

 


Candi Gedong 3.

 

Tepat di muka candi induk yang menghadap ke arah barat, terdapat bangunan candi perwara yang menurut dugaanku dahulu dipergunakan sebagai tempat beristirahat para peziarah.

 


Bangunan candi perwara yang mirip Candi Semar di Dieng.

 

Di sisi selatan bangunan candi induk berdiri bangunan candi perwara lain yang wujudnya hampir mirip dengan bangunan candi induk tapi dalam ukuran yang lebih kecil.

 

Yang menarik dari bangunan induk Candi Gedong 3 ini adalah keberadaan arca-arca yang menghiasi dinding luar candi. Di sini kita masih bisa menyaksikan Arca Agastya, Durga, Ganesha, dan Nandiswara meskipun dalam wujud yang rusak.

 


Dari kiri-kanan: Agastya, Ganesha, dan Durga.

 


Arca Nandiswara yang menjaga pintu masuk candi.

 

Candi Gedong 3 dipugar oleh Dinas Purbakala pada tahun 1977-1983.

 

Candi Gedong 4

Perjalanan menuju Candi Gedong 4 lebih menarik karena harus melewati sungai yang berada dekat dengan sumber air panas. Pantas saja, semenjak di Candi Gedong 3 kami sudah mencium bau belerang yang agak menyengat.

 


Semacam air terjun. #senyum.lebar Airnya hangat dan bau belerangnya lumayan menyengat.

 

Di dekat sungai, pihak pengelola membuka kolam air panas. Cukup dengan membayar Rp3.000 per orang, pengunjung bisa menikmati air panasnya dari kaki Gunung Ungaran.

 


Kalau capek keliling-keliling candi ya berendam di air panas dulu. #hehehe

 

Candi Gedong 4 sendiri letaknya lumayan jauh dari kolam air panas. Malah cenderung dekat dengan hutan.

 

Candi Gedong 4 ini terdiri dari satu bangunan candi induk dan ada sekitar... eeeh... 8 reruntuhan candi perwara! Banyak juga ya? #senyum.lebar

 


Candi Gedong 4.

 

Dari 8 candi perwara itu, 3 candi perwara posisinya berada di muka candi induk. Sedangkan posisi candi perwara yang lain ada 2 candi di sisi utara, 2 di sisi selatan, dan 1 di sisi timur dari bangunan candi induk. Bisa dibilang, dahulu kala bangunan Candi Gedong 4 ini dikelilingi oleh candi-candi perwara.

 


Candi-candi perwara yang runtuh dan tak berbentuk itu.

 

Bangunan induk Candi Gedong 4 ini menghadap ke arah barat. Di dinding luar bangunan induk terdapat relung-relung arca. Sayang, hanya ada satu arca yang menghuni relung ini. Yaitu Arca Agastya di relung sisi selatan. Di dalam bilik Candi Gedong 4 pun kosong.

 


Arca Agastya tanpa ditemani arca anak dan istrinya.

 

Candi Gedong 4 dipugar oleh Dinas Purbakala pada tahun 1977-1983.

 

Candi Gedong 5

Candi utuh terakhir di kompleks Candi Gedong Songo adalah Candi Gedong 5. Candi ini terdiri dari satu bangunan candi induk yang menghadap ke arah barat dan 3 reruntuhan candi perwara yang terletak di sisi utara dan selatan dari bangunan induk. Di dinding luar bangunan candi induk sendiri terdapat relung-relung arca yang sayangnya nggak berisi arca.

 


Candi Gedong 5.

 


... seakan-akan kalau ditiup angin rawan runtuh. #hehehe

 


Semacam pondasi untuk pilar. Entahlah. Di batu yang bolong itu dahulunya seperti ada batu lagi di atasnya.

 

Nggak jauh dari Candi Gedong 5 ada reruntuhan candi lain. Jumlahnya 2 buah. Tapi nggak tahu apakah itu adalah bagian dari 4 candi Gedong Songo yang katanya hanya tinggal pondasinya aja ataukah candi perwara lain dari Candi Gedong 5.

 


Apa ini reruntuhan candi perwara atau bagian dari Candi Gedong 6, 7, 8, dan 9?

 

Candi Gedong 5 dipugar oleh Dinas Purbakala pada tahun 1977-1983.

 

Capek Keliling Candi Gedong Songo

Dari Candi Gedong Songo 5, perjalanan yang semula menanjak lereng pegunungan berubah menjadi perjuangan menuruni bukit. Tentu, di tengah pekatnya kabut dan rintik hujan, kami harus hati-hati melangkah supaya nggak terpeleset dan tahu-tahu masuk jurang. #hehehe

 

Sebetulnya, di sepanjang perjalanan dari satu candi ke candi lain ada banyak gazebo yang sekiranya bisa digunakan untuk beristirahat melepas lelah. Tapi ya... sebagian besar gazebo itu... ehm... berisi pasangan-pasangan yang sedang dimabuk asmara. #hehehe

 

Hadeh! Pacaran kok ya di kompleks candi yang notabene bangunan suci? Payah!

 


Hiyaaa! Kabutnya hilaaang! Terlihat kalau di sekeliling Candi Gedong Songo itu ladang warga.

 

Di tengah perjalanan pulang menuju Candi Gedong 1, kabut yang sedari tadi menyelimuti pemandangan mendadak hilang! Pemandangan candi-candi di kompleks Candi Gedong Songo pun terlihat jelas. Weh! Kenapa kabutnya baru lenyap sekarang sih!?

 

Kalau disuruh untuk balik mengunjungi kelima candi itu... haduh... CAPEK! Oleh sebab itu kami sudahi saja petualangan di kompleks Candi Gedong Songo ini. Setidaknya, pemandangan elok dari atas bukit seakan membayar lunas segala keletihan kami. #senyum.lebar

 


Rawa Pening kelihatan dari kompleks Candi Gedong Songo!

 

Jujur, buatku penjelajahan candi-candi di kompleks Candi Gedong Songo ini lebih berat dibandingkan di kompleks Candi Arjuna, Dieng. Meskipun sama-sama berkabut dan juga diguyur hujan, tapi di kompleks Candi Arjuna kan nggak perlu jalan jauh dan jalannya juga nggak nanjak! #hehehe

 

Pembaca kapan mau ke Candi Gedong Songo? #senyum.lebar

NIMBRUNG DI SINI