Etika Berwisata Peninggalan Bersejarah
- Jangan buang sampah sembarangan!
- Jangan merusak peninggalan bersejarah! Kalau bisa batasi kontak fisik ke benda tersebut!
- Baca informasi sejarahnya. Kalau perlu difoto dan dibaca lagi di rumah.
- Patuhi peraturan yang berlaku!
- Jaga sikap dan sopan-santun!
- Jangan hanya foto-foto selfie thok!
- Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!
Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.
Prakiraanku mengenai bersahabatnya cuaca di hari Selasa (13/1/2008) itu ternyata SALAH BESAR! Memang sih, cuaca amat-sangat-bersahabat di pagi hari, dari pukul 8 hingga 9 pagi. Tapi selebihnya, seakan-akan ada bocor besar di langit dan isinya tumpah semua membanjiri daratan Jawa Tengah. Doh!
Nah, di tengah cuaca yang kurang bersahabat itu, dua orang (yang katanya kurang kerjaan) melakukan perjalanan ke arah utara, ke kaki Gunung Ungaran, hanya untuk mencari bongkahan-bongkahan batu uzur. Tepatnya menuju Candi Gedong Songo, yang terletak di Dusun Darum, Desa Candi, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Rute ke Candi di Kaki Gunung Ungaran
Dari Kota Jogja menuju ke Candi Gedong Songo dapat ditempuh dengan rute berikut.
- Dari Jogja, ikuti saja Jl. Raya Yogyakarta – Magelang, melewati Kota Magelang, berpindah ke Jl. Raya Magelang – Semarang hingga sampai di kota kecil Ambarawa yang terkenal dengan Museum Kereta Apinya itu.
- Dari Ambarawa, masih harus mengikuti jalan raya yang terbentang hingga Kota Semarang. Tapi, saat berada di Kota Ungaran, kita harus berbelok ke arah kiri pada pertigaan yang menunjukkan arah menuju Kota Bandungan.
- Di Kota Bandungan yang terkenal sebagai kota peristirahatan dekat Semarang, akan ada papan petunjuk yang menunjukkan arah ke Candi Gedong Songo. Kalau bingung tanya saja warga di Kota Bandungan, mereka pasti tahu.
- Sekadar informasi, perjalanan dari Yogyakarta ke Candi Gedong Songo ditempuh selama 2,5 jam perjalanan dengan sepeda motor.
Candi Gedong Songo yang Penuh Tantangan
Setelah membayar retribusi parkir Rp1.000 dan membayar tarif masuk candi Rp5.000 per orang, akhirnya dimulailah petualangan kami di candi ini. Kok, disebut petualangan? Ini alasannya.
- Saat berada di pintu masuk kompleks candi, kami hanya bisa melihat pintu candinya saja. Kenapa? KABUTNYA TEBAL BANGET!
- Siang hari itu, wilayah Jawa Tengah RATA DIGUYUR HUJAN! Untung kami sudah sedia jas hujan.
- Candi ini berada di kaki gunung, jadinya hawanya DINGIN. Ditambah hujan dan terpaan angin gunung, makin terasa DINGIIIN!
Jadi, untuk Pembaca yang hendak berkunjung ke Candi Gedong Songo, aku sarankan untuk datang berkunjung di musim kemarau saja. #hehehe
Awalnya 7 Candi, Akhirnya 9 Candi, Tapi yang Utuh 5
Candi Gedong Songo pertama kali ditemukan oleh Gubernur Kolonial Inggris yang terkenal itu, Thomas Stamford Raffles. Awalnya hanya 7 candi yang berhasil ditemukan. Tapi belakangan, ditemukan lagi dua candi sehingga totalnya menjadi 9 candi.
Hingga saat ini, belum ditemukan lagi adanya candi baru. Alhasil, kompleks candi ini masih menyandang nama Gedong (bangunan) Songo (sembilan). Seandainya ditemukan satu candi lagi dan jumlahnya jadi 10, namanya diganti jadi Gedong Sedoso nggak ya? Hehehe. #hehehe
Meskipun di lokasi (konon) ada 9 candi, tapi hanya 5 candi saja yang bangunannya masih terbilang utuh. Kelima candi itu dinamai dengan nomor, dari 1 sampai 5. Jadi, namanya ya Candi Gedong 1, Candi Gedong 2, sampai Candi Gedong 5. #senyum.lebar
Lebih lengkapnya, yuk kita dekati masing-masing candi di kompleks Candi Gedong Songo ini!
Candi Gedong 1
Sesuai urutan nomornya, Candi Gedong 1 adalah candi pertama yang kami jumpai di rute perjalanan kami. Candi ini berdiri kokoh seorang sendirian tanpa didampingi candi perwara (pendamping).
Eh, sebenarnya ada sih candi perwaranya. Hanya saja tidak berwujud utuh. Lokasi batu-batu yang aku duga sebagai candi perwara ini terletak di sisi timur bangunan induk Candi Gedong 1. Selain itu, di dekat sana juga ada sungai kecil.
Bangunan Candi Gedong 1 memiliki pintu masuk yang menghadap ke arah barat. Di dalam biliknya terdapat yoni tanpa lingga. Di badan candi sendiri tidak dihiasi dengan relief maupun arca.
Berdasarkan yoni yang terletak di bilik candi, dapat disimpulkan bahwa candi ini merupakan candi Hindu. Terlebih lagi, semua candi-candi yang ada di kompleks Candi Gedong Songo merupakan candi Hindu.
Candi Gedong 1 dipugar oleh Dinas Purbakala pada tahun 1928-1929.
Candi Gedong 2
Setelah nomor 1, jelas urutan berikutnya adalah nomor 2! Candi Gedong 2 adalah candi berikutnya yang kami temui.
Candi Gedong 2 ini juga memiliki pintu masuk di arah barat. Perbedaan dengan Candi Gedong 1 adalah posisi reruntuhan candi perwara yang berada tepat berhadapan dengan depan pintu masuk. Kalau menurut dugaanku, bangunan candi perwara ini dahulunya adalah bilik yang digunakan sebagai tempat istirahat para peziarah.
Perbedaan lainnya dari Candi Gedong 1 adalah Candi Gedong 2 memiliki relung-relung arca di dinding luar candi. Aku menduga, dahulunya relung-relung itu berisikan Arca Agastya, Durga, Ganesha, dan Nandiswara. Sayang, saat ini relung-relung tersebut kosong melompong. Di dalam bilik Candi Gedong 2 ini juga sama kosong melompongnya.
Candi Gedong 2 dipugar oleh Dinas Purbakala pada tahun 1930-1931.
Candi Gedong 3
Berbeda dari dua candi sebelumnya, Candi Gedong 3 terdiri dari 3 bangunan yaitu satu bangunan candi induk dan dua bangunan candi perwara dengan formasi membentuk huruf L.
Tepat di muka candi induk yang menghadap ke arah barat, terdapat bangunan candi perwara yang menurut dugaanku dahulu dipergunakan sebagai tempat beristirahat para peziarah.
Di sisi selatan bangunan candi induk berdiri bangunan candi perwara lain yang wujudnya hampir mirip dengan bangunan candi induk tapi dalam ukuran yang lebih kecil.
Yang menarik dari bangunan induk Candi Gedong 3 ini adalah keberadaan arca-arca yang menghiasi dinding luar candi. Di sini kita masih bisa menyaksikan Arca Agastya, Durga, Ganesha, dan Nandiswara meskipun dalam wujud yang rusak.
Candi Gedong 3 dipugar oleh Dinas Purbakala pada tahun 1977-1983.
Candi Gedong 4
Perjalanan menuju Candi Gedong 4 lebih menarik karena harus melewati sungai yang berada dekat dengan sumber air panas. Pantas saja, semenjak di Candi Gedong 3 kami sudah mencium bau belerang yang agak menyengat.
Di dekat sungai, pihak pengelola membuka kolam air panas. Cukup dengan membayar Rp3.000 per orang, pengunjung bisa menikmati air panasnya dari kaki Gunung Ungaran.
Candi Gedong 4 sendiri letaknya lumayan jauh dari kolam air panas. Malah cenderung dekat dengan hutan.
Candi Gedong 4 ini terdiri dari satu bangunan candi induk dan ada sekitar... eeeh... 8 reruntuhan candi perwara! Banyak juga ya? #senyum.lebar
Dari 8 candi perwara itu, 3 candi perwara posisinya berada di muka candi induk. Sedangkan posisi candi perwara yang lain ada 2 candi di sisi utara, 2 di sisi selatan, dan 1 di sisi timur dari bangunan candi induk. Bisa dibilang, dahulu kala bangunan Candi Gedong 4 ini dikelilingi oleh candi-candi perwara.
Bangunan induk Candi Gedong 4 ini menghadap ke arah barat. Di dinding luar bangunan induk terdapat relung-relung arca. Sayang, hanya ada satu arca yang menghuni relung ini. Yaitu Arca Agastya di relung sisi selatan. Di dalam bilik Candi Gedong 4 pun kosong.
Candi Gedong 4 dipugar oleh Dinas Purbakala pada tahun 1977-1983.
Candi Gedong 5
Candi utuh terakhir di kompleks Candi Gedong Songo adalah Candi Gedong 5. Candi ini terdiri dari satu bangunan candi induk yang menghadap ke arah barat dan 3 reruntuhan candi perwara yang terletak di sisi utara dan selatan dari bangunan induk. Di dinding luar bangunan candi induk sendiri terdapat relung-relung arca yang sayangnya nggak berisi arca.
Nggak jauh dari Candi Gedong 5 ada reruntuhan candi lain. Jumlahnya 2 buah. Tapi nggak tahu apakah itu adalah bagian dari 4 candi Gedong Songo yang katanya hanya tinggal pondasinya aja ataukah candi perwara lain dari Candi Gedong 5.
Candi Gedong 5 dipugar oleh Dinas Purbakala pada tahun 1977-1983.
Capek Keliling Candi Gedong Songo
Dari Candi Gedong Songo 5, perjalanan yang semula menanjak lereng pegunungan berubah menjadi perjuangan menuruni bukit. Tentu, di tengah pekatnya kabut dan rintik hujan, kami harus hati-hati melangkah supaya nggak terpeleset dan tahu-tahu masuk jurang. #hehehe
Sebetulnya, di sepanjang perjalanan dari satu candi ke candi lain ada banyak gazebo yang sekiranya bisa digunakan untuk beristirahat melepas lelah. Tapi ya... sebagian besar gazebo itu... ehm... berisi pasangan-pasangan yang sedang dimabuk asmara. #hehehe
Hadeh! Pacaran kok ya di kompleks candi yang notabene bangunan suci? Payah!
Di tengah perjalanan pulang menuju Candi Gedong 1, kabut yang sedari tadi menyelimuti pemandangan mendadak hilang! Pemandangan candi-candi di kompleks Candi Gedong Songo pun terlihat jelas. Weh! Kenapa kabutnya baru lenyap sekarang sih!?
Kalau disuruh untuk balik mengunjungi kelima candi itu... haduh... CAPEK! Oleh sebab itu kami sudahi saja petualangan di kompleks Candi Gedong Songo ini. Setidaknya, pemandangan elok dari atas bukit seakan membayar lunas segala keletihan kami. #senyum.lebar
Jujur, buatku penjelajahan candi-candi di kompleks Candi Gedong Songo ini lebih berat dibandingkan di kompleks Candi Arjuna, Dieng. Meskipun sama-sama berkabut dan juga diguyur hujan, tapi di kompleks Candi Arjuna kan nggak perlu jalan jauh dan jalannya juga nggak nanjak! #hehehe
Pembaca kapan mau ke Candi Gedong Songo? #senyum.lebar
Btw, coba deh naik lagi tapi ama pasangan, nggak kerasa capek kok, hihihi.
ada arca hanoman menghadap tempat terpemdamnya rahwana..
aku sering camping ke sana, letaknya di sekitar candi 3..jalan trus melalui jalan setapak,
nah disitu ada arca hanoman sendirian,,
sekedar info.. di sekitar arca itu aura magis nya kuat sekali, dari pengalamanku masih
ada kerajaan mahkluk halus penunggu wilayah itu..
percaya ga percaya.. tapi aku bisa tunjukkan atau minimal aku bisa menghadirkan
mereka untuk diajak berkomunikasi,, dengan syarat y harus bermalam di hutan itu
semalam..
sampe ketemu di dunia nyata..
takutnya ntar klo gak boking dulu gak kebagian tempat lagi.
Gedongsongo... Di deket Kompleks Candi Gedongsongo ini, ada Candi Asu Bandungan.
http://yacob-ivan.blogspot.com/2011/12/candi-asu-bandungan.html
bentar lage ak mo ke sana mas , ternyaata dr jogja 2,5 jam ya??
perlu brangkat pagi2 nih....
thnks info rutenya....
iya si mas, tp kalo dari informasi yg aku taw ( kbtulan temenku salah satu wartawan yg ikt liputan itu )itu bukan gelang, tp kaya apa ya, gelang yang dipake di atas lengan ( yg kaya film2 brama kumbara )hehe atau mungkin juga kaya canting yg dipake dblakang kuping, jd bilangnya gini satria2 yg maw bertapa gt...
aku ga bisa menanggapi, ga ada bayangan, mungkin itu salah satu tempat suci jaman dulu, yg mgkin secara pribadi orang2 memang meninggalkan atribut keduniawiannya, krn....( alasnnya bs macem2 hehehe )
wah aku jadi ngarang indah, entah alasannya apa,justru itu yang aku suka dari peninggalan eyang2 kt, membuat penasaran n berandai-andai...hehehe
2.o ya tentang penemuan emas ( bentuk perhiasan, dll ) sudah beberapa kali lho ditemukan disana, setauku saat eyang2 kt jaman dulu maw bertapa disana, maka mereka dwjbkan melepas semua perhiasannya .
3.Gedong Songo pemandanganya asik, sayang wisata budayanya jadi kalah pamor dibandingin wisata alamnya, hal in terkait dengan ga ada satu pun arca2 n bukti budaya lain yg mendukung yg disimpan disekitar candi. Sayang sekali........
Hmmm, pemikiran yang bagus. Tapi apa pendeta jaman dulu juga pakai gelang? Tapi masak gelang dilepas dan lupa diambil lagi? Bagaimana menurut mba Lucia?
Sebenernya jarang lho bisa menemukan kompleks candi yang masing-masing candinya masih utuh. Tapi mungkin karena letaknya terpencil, jadinya susah untuk kesana. Tapi sekitar candi kan dipakai juga untuk bumi perkemahan. Dan melihat banyaknya warung-warung yang berdiri di halaman parkir, saya kira pas libur di tempat ini lumayan ramai.
@yg empunya web: kalu punya info detail candi gedongsongo plese email me yah... lwt ym/fs/fb juga bisa... thanks be4...