HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Menerjang Banjir di Green Canyon

Jumat, 9 Januari 2009, 22:40 WIB

Etika Berwisata Alam

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak alam!
  3. Patuhi peraturan dan tata krama yang berlaku!
  4. Jaga sikap dan sopan-santun!
  5. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  6. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Nggak jauh dari Pangandaran ada lokasi wisata alam yang turut menjadi daya tarik Kabupaten Ciamis yang bernama Green Canyon. Lho, apa ada hubungannya dengan Grand Canyon di Amerika sana? Ternyata nggak, soalnya Green Canyon yang juga disebut Cukang Taneuh oleh masyarakat setempat ini merupakan tebing-tebing yang memagari sungai Cijulang. Tebing-tebing ini jelas dipenuhi oleh semak, lumut, dan pepohonan serba hijau sehingga pantas diberi julukan Green Canyon.

 

Dari Pangandaran ke Green Canyon berjarak sekitar 20 km dan dapat ditempuh kurang lebih 20 menit. Karena masih termasuk obyek wisata andalan kabupaten Ciamis, papan petunjuk arah ke Green Canyon banyak terlihat di sepanjang jalan dari Pangandaran ke Cijulang.

 

Perahu Untuk Berlima


Melawan Arus.
(Klik untuk memperbesar).

Green Canyon dibuka untuk umum setiap hari mulai pukul 07.30 WIB hingga 18.00 WIB. Khusus untuk hari Jum’at, dimulai pada pukul 13.00 WIB.

 

Pengunjung menikmati keindahan Green Canyon dengan mengarungi sungai Cijulang menggunakan perahu yang sudah disediakan pihak pengelola. Biaya sewa satu perahu adalah Rp75.000. Terdengar mahal kan? Tapi tenang! Satu perahu bisa diisi oleh 5 penumpang. Jadi sebetulnya masing-masing penumpang hanya perlu membayar Rp15.000 saja. Jadi murah kan? Hehehe. #hehehe

 

Sesuai prosedur keselamatan, masing-masing perahu dikemudikan oleh dua pengemudi dan juga dilengkapi jaket keselamatan. Jadi nggak perlu khawatir kalau seandainya tercebur ke sungai nggak tertolong. #senyum.lebar

 

Wawancara dengan Aa' Nindi


Aa' Nindi sang pengemudi kapal.

Sayang kami datang di saat yang nggak tepat. Hari Rabu pagi itu (24/12/2008), sungai Cijulang meluap dan airnya berwarna cokelat pekat. Katanya pihak pengelola, itu karena semalam terjadi hujan yang cukup lebat di daerah hulu.

 

Melihat pekatnya air sungai dan langit yang mendung, aku jadi kehilangan semangat untuk memotret. Padahal kata Pakdhe Prap, Green Canyon ini adalah tempat yang bagus untuk memotret. Tapi karena bisa mampir ke sini adalah kesempatan langka, mau nggak mau aku ya tetap mengabadikan beberapa foto.

 

Untuk mengobati suasana, aku memanfaatkan kesempatan untuk melatih keterampilan berbicaraku. Lebih tepatnya sih wawancara. Siapa lagi yang aku wawancarai kalau bukan pengemudi perahu yang bernama Aa' Nindi.

 


Ada biawak! Gede sekali!

Aa' Nindi cerita dirinya sudah bekerja di Green Canyon semenjak tahun 90-an. Menurut Aa' Nindi, selain menjual keindahan panorama tebing di sekeliling sungai Cijulang, Green Canyon juga memiliki air terjun yang memesona di bagian hulu sungai.

 

Sungai Cijulang sendiri dalamnya sekitar 10 meter. Airnya berupa air payau, yaitu campuran air tawar dan air asin. Tapi saat aku icipi (#hoek), kok rasanya nggak asin ya?

 

Kalau Sungai Cijulang sedang tidak banjir, warna airnya bening-kehijauan sampai kita bisa melihat ikan-ikan yang hidup di dasar sungai. Ukuran ikan yang hidup di sungai ini besar-besar. Meskipun demikian, ikan-ikan sungai Cijulang ini tidak pernah dibudidaya dengan keramba karena sungai Cijulang langganan banjir. Kalau sedang banjir tinggi, permukaan air sungai Cijulang bisa naik hampir 1 meter. Obyek wisata Green Canyon pun ditutup sampai kondisi sungai membaik.

 

Teman Seperjalanan


Widya dan Boma.
(Klik untuk memperbesar).

Berhubung saat itu air sungai Cijulang lumayan deras, alhasil perahu kesusahan untuk bisa sampai ke lokasi hulu tempat air terjun berada. Apalagi hujan sempat turun. Menikmati dan memotret pemandangan pun juga nggak bisa leluasa.

 

Aa' Nindi akhirnya menyerah. Sebagai obat kecewa, perahu pun merapat ke tepian tebing. Siapa tahu ada yang mau berfoto-foto dengan latar tebing Green Canyon. Nah, berbarengan dengan perahu yang aku tumpangi ini ada Boma dan Widya, mahasiswa Unika Atma Jaya, Jakarta. Mereka meminta tolong aku untuk memotret mereka. Setelah selesai foto-foto di tebing ya terpaksalah perahu berputar balik ke dermaga.

 

 

Untuk Pembaca yang hendak berwisata di Green Canyon, aku sarankan datanglah saat akhir musim hujan atau pas musim kemarau. Supaya sungai Cijulang tidak banjir jadi bisa mendekat ke air terjun. Kalau ingin hasil foto yang bagus, datangnya pas pagi ya!

NIMBRUNG DI SINI