Menurut harian Kompas Jogja (12/11/2010), jumlah penduduk DIY yang mengungsi akibat erupsi Gunung Merapi sudah mencapai 127.000 orang. Jumlah yang amat sangat banyak, dan ya...itu semua orang. Bagaimana dengan nasib hewan peliharaan?
Dari beberapa sumber di internet, kita tahu bahwa mayoritas hewan ternak, sapi dan kambing, tidak selamat dari amukan awan panas. Tapi, apakah hewan peliharaan yang berada di kawasan bencana itu hanya sapi dan kambing saja?
Para serangga mungkin sudah musnah diterjang awan panas.
Jelas tidak kan? Masih ada anjing, kucing, ayam, bebek, burung, dan hewan-hewan lain yang luput dari pemberitaan media massa. Amat mungkin terdapat sejumlah pengungsi yang memikirkan nasib hewan peliharaan. Apakah mereka selamat dari bencana ini?
Nyawa itu titipan Tuhan, nggak bisa dicari, dibuat, dan hanya bisa dijaga.
Berhubung hewan peliharaan pun juga punya nyawa, maka setelah nyawa pemiliknya selamat, saatnya menyelamatkan hewan peliharaan!
Aksi penyelamatan yang jadi tontonan para pengguna jalan.
Hari Minggu malam (7/11/2010), aku sempat naik ke Jl. Kaliurang km 13. Jaraknya sekitar 20 km dari Gunung Merapi. Aku membantu salah seorang sahabat SPSS, Mas Dhani, untuk mengungsi. Tak hanya mengemasi barang-barang rumah tangga, Mas Dhani juga menjemput Qeewa–seekor beruk Medan yang dipeliharanya–untuk diajak turun.
Berhubung Qeewa hanya jinak bila berada di dekat Mas Dhani, alhasil Qeewa dibonceng motor oleh Mas Dhani. Tentu saja, sepanjang jalan, atraksi monyet mbonceng motor jadi tontonan pengguna jalan lain.
Aksi penyelamatan kedua adalah hari Kamis (11/11/2010). Pukul setengah lima pagi, Indomielezat, Rizky, Pakdhe Timin, dan aku naik lagi ke Cangkringan. Harus sepagi mungkin, untuk menghindari inspeksi aparat yang mungkin akan menghalangi kami masuk ke lokasi rawan bencana di Ring 2.
Menulis surat ke pemilik anjing sebelum "menculik" peliharannya .
Misi kami satu, menyelamatkan seekor anjing kecil di sebuah rumah yang ditinggal pemiliknya mengungsi. Sebenernya sih ada dua anjing, tapi anjing yang satu ukurannya besar, jadi ndak dimungkinkan untuk dibawa pakai motor.
Ini ide gilanya Indomielezat sebagai fanatik satwa. Oleh sebab aku yang tak mengendarai motor, maka aku mesti membawa anjing kecil itu. Oh mi got! Ini pertama kalinya aku menggendong anjing, diileri, dan mesti bersuci dengan tanah. Wew...
Hewan apa lagi yang akan diselamatkan?
NIMBRUNG DI SINI
Maklumlah, karena para relawan adalah manusia, maka jiwa manusia dulu
yang diselamatkannya.. :)
Wijna gak rabies kan...? hahaha...
karena memang butuh kenyamanan, tapi yang paling utama manusianya. hehe..
Bali Villas Bali Villa
Ikut diselametin ga ??
kasian kalo ga diselametin !! *Pecinta Inu* :D
Tukar link mas ya :D
jika ingin tau profil saya silahkan kunjungi..di..
click this
dan disini..
click this
klo gendong dogginya dibungkus dulu biar nggak usah repot repot mandi kembang tujuh rupa... :)
Ah, kasihan hewan2 peliharaan itu, terlupakan. :( kalau saya mungkin sdh berurai air mata, tak tega ah meninggalkan piaraan kek anjing or kucing gitu. Ya siapa lagi yg akan menyayangi mereka selain manusia alias tuannya.
Ah mulia sekali tindakan kamu dan teman2 wi.