Seminggu yang lalu, tepatnya di hari Kamis (31/12/2009), adalah hari terakhir di tahun 2009. Malamnya, yaitu hari Kamis malam, kita semua sepakat menyebutnya sebagai malam tahun baru 2010.
Sebagian besar dari kita merayakannya. Oleh sebab tak ada aturan yang baku perihal perayaan, maka muncullah berbagai hajat. Ada yang merayakannya di hotel-hotel berbintang. Menikmati paket malam tahun baru seharga jutaan rupiah. Jelaslah paket itu tak mungkin menyasar manusia berkantong cekak macam diriku ini.
Ada yang merayakannya bersama teman. Ada pula yang merayakan bersama kekasih tercinta. Biasanya mereka menyepi dari hiruk-pikuk warga kota. Memastikan kalau tahun yang lalu dan yang akan datang adalah sama. Maksudnya jari-jemari sang kekasih, tak berkurang satu ruas pun, pada malam pergantian tahun.
Sego Segawe Go Green di Malam Tahun Baru 2010
Seorang Wijna merayakan malam pergantian tahun di titik nol kilometer kota Jogja. Tak sendiri, namun bersama rekan-rekan komunitas sepeda. Kami disana memenuhi undangan Pak Herry selaku Walikota Jogja, guna menyemarakkan hajat “Sego Segawe Go Green”. Dengan tawaran menggiurkan bahwa Jl. Malioboro sepanjang malam pergantian tahun adalah milik kami, para pesepeda.
Namun malam pergantian tahun dari tahun ke tahun tak pernah berubah. Bergadang menanti tengah malam. Meniup terompet. Menyalakan kembang api. Malah di satu sudut ada yang dimabuk minuman keras.
Tetap tak berubah. Jalanan yang padat manusia. Penjaja makanan yang mencari peruntungan. Pemulung yang mengumpulkan kemasan bekas. Sebuah ironi di tengah gegap-gempita perayaan pergantian tahun.
Padatnya warga Jogja di titik nol kilometer
Seorang Wijna hanya terduduk diam disamping sepeda tuanya. Menanti surutnya lautan manusia, yang kerap dipadankan dengan suasana Padang Mahsyar. Agaknya, jalan mengembalikan Jogja menjadi kota sepeda masih panjang dan berliku. Serupa dengan jalan menuju rumah yang dipadati manusia beserta motor.
Ah, semoga ini tak lagi menjadi sebuah ironi, dengan bangun siang di awal tahun.
Toh akhirnya, aku terjaga menanti ayam berkokok dan menulis ini semua.
Pembaca nan budiman merayakan tahun baru nggak?
NIMBRUNG DI SINI
.... ternyata oh ternyata sama saja , penuh dg lautan manusia..
gk jd merenung dueh... huhuhuh
Akhirnya Gw liat batu-batu tua penuh kisah di prambanan, boko, ma borobudur :D
Sayang Gw kesono tanpa rencana **dadakan sih** jadi gak bisa ngontak dulu buat ketemuan.
kegiatanku pun sama seperti malam2 sebelumnya: berusaha menguasai dunia! :D
bagiku malam itu sama dengan malam2 lainnya.
wehehehehe
Ramah lingkungan, sehat pula.. Tp cape jg iya ya wij.. :D
Met tahun baru ya..
Mengawali thn baru dgn brganti tampilan blog toh? Kupikir ganti Maw Mondar-Mandir? (spt d notes fb), tnyt tetep Maw Mblusuk? Sip lah. Good luck ya..
:D
Moga-moga tahun depan lebih baik, walaupun walikotanya mungkin sudah
berganti tangan...
btw, thanks udah nampangin \"i like to ride bikes\"
*dua jempol*
eh, selama ini sibuk kie ternyata buat themes baru toh hahahah...
warna: 8 (komposisi mantab, kurang berani dikit...)
layout: 7,5 (bagian comment agak bingung)
Content: 9,5 (Mak Nyusss!)
*hehehehe*
2. pada protesnya di warna yah?
3. form komentar-nya coba ku-utak-atik lagi
biarkan aja Jogja berubah, kan tuntutan globalisasi :D